13. Lo gila?

6.9K 458 156
                                    

"Aku gila? Kamu salah. Karena aku bukan gila, tapi tergila-gila."

_Nadia Viona Rossi_


Kepulan asap menyebar di area roof top. Di sana terlihat beberapa siswa yang sedang berkumpul di tengah area, dibawah panasnya terik matahari. Diantaranya, sudah melepas sempurna seragamnya. Meninggalkan kaos lengan pendek di dalamnya.

Salah satu dari mereka menyesap dalam batang rokoknya, menghembuskan pelan nafasnya yang berubah menjadi asap.

"Mau?" tawarnya, menyodorkan sebungkus rokok yang masih tersisa di dalamnya. Namun, ditolak halus berupa gelengan yang ia terima.

Valdo terkekeh, "sorry, tapi gue nggak ngerokok bang."

Valdo dan teman-temannya tak sengaja bertemu dengan Bang Dilan yang ternyata salah satu siswa di sekolahnya juga, ia berada satu tingkat di atas Valdo. Ia adalah seorang pembalap yang satu tim dengan Valdo di bawah bimbingan Bang Kevin.

Dilan tertawa menanggapi, "Alim banget jadi cowok. Btw, si Bara mana?"

"Gue juga kurang tau, dia nggak ngabarin. Lo dikabarin Fer? Fa?" tanya Valdo pada Fero dan Alfa yang sedari tadi menyimak.

Namun, jawaban yang sama. Tampak dari gelengan serempak dari mereka.

Valdo menepuk bahu Dilan pelan, "Kita balik dulu Bang, parkiran udah sepi."

Dilan mengangguk menanggapi, memang sejak setengah jam yang lalu bel pulang sudah berbunyi. Itulah mengapa, Dilan bisa leluasa merokok tanpa ada yang melihat.

Parkiran terasa sepi, mereka menunggangi motor sportnya masing-masing. Ponsel Alfa berdering. Mengalihkan perhatiannya, mereka menghentikan aktivitasnya sejenak.

Raut mukanya tampak tidak baik, menyiratkan seseorang yang tengah khawatir, "Ke RS. Pelita Harapan sekarang!"

"Kenapa?" tanya mereka serempak.

Alfa mengusap wajahnya kasar, "Ini soal Bara!" Perlahan Alfa menjelaskan hal mengenai kekhawatirannya.

Dengan ekspresi yang sama, mereka langsung mengegas motornya dengan kecepatan tinggi.

💦

Hari ini Nadia benar-benar dibuat jengah oleh pemandangan kedua spesies di depannya. Bagaimana tidak? Selama perjalanan pulang, ia akan melihat sang kakak yang sedang bermesra ria, tanpa memperdulikan Nadia yang sudah berkali-kali mendengus di jok belakang.

Ia menurunkan jendela kaca mobilnya, membulat sempurna melihat pemandangan yang tak jauh dari posisinya. Ia membuka seat belt dan langsung keluar setelah berteriak, "Bang gue nebeng temen!"

Berkali-kali Dika meneriaki nya perintah untuk berhenti, namun Nadia hiraukan begitu saja.

Nadia menapaki jalanan beraspal yang padat dengan kendaraan, sebab berada di situasi lampu merah.

Ia sudah berdiri sempurna disamping motor sport berwarna merah, mengetuk helmnya seraya berkata, "Valdo gue nebeng lo ya."

Valdo membuka kaca helmnya, menoleh dengan alis bertaut, "Nadia, ngapain lo disini?!" Ia sedikit berteriak, berusaha mengalahkan suara knalpot motor yang berderu.

"Gue nebeng lo ya, bingung mau balik pake apa." pinta Nadia.

"Sekarang?" tanyanya, Nadia mengangguk. "Duh, gue nggak bisa."

Cold Prince✔️Where stories live. Discover now