"Udah!! Jangan berantem terus!" Tegas Dani

"Kak Varid tuh, pih! Marah-marah mulu! Ntar cepet tua loh, bang!" Ujar Dev.

Varid menatap Dev dengan tatapan tajam(anjir kasar:v). Dev hanya tertawa kecil sambil makan.

• • • •

Jam 20.00
Dev sedang bersiap-siap untuk pergi ke rumah Anissa. Seperti biasanya, Dev memakai jaket abu-abu yg diberi abangnya waktu Dev ulangtahun.
Dev menyisir rambutnya dengan gaya jaman now. Memakai minyak wangi yang cool banget.. Dev segera keluar dari kamar dengan membawa helm.

"Mih, pih, bang! Dev pergi dulu ya!" Kata Dev pamit kepada keluarganya yg sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Mau kemana Lo?" Tanya Varid kemudian.

"Dev mau perang!" Jawab Dev gitu aja:v

"Gue serius!"

"Hehehe... Dev mau main ke rumah Anissa. Boleh kan mih, pih?" Bujuk Dev.

"Boleh." Jawab Diana dan Dani kompak.

"Yaudah Dev berangkat dulu, oke?" Ujar Dev sambil menyalami keluarganya itu.

....

Gak lama kemudian, Dev pun sampai di depan rumah Anissa.

Tok... Tok... Tok...

"Anissa Aprilia Putri!" Teriak Dev.

"Iya sebentar!" Terdengar suara Anissa yang sepertinya sedang menuju pintu.

Krekk... (Suara pintu dibuka:v)

"Kejutan!" Sorak Dev garing.

"Dev?" Anissa kaget, "Ya ampun, Lo kenapa gak kabarin gue dulu. Gue belum dandan."

"Buat apa dandan, emang mau kondangan?!" Kata Dev, "boleh gue masuk?"

"Iyaa masuk!"

Dev masuk ke rumah Anissa, diikuti Anissa dari belakang.

"Eh ada Dev?" Sapa Rida.

"Hai Tante." Jawab Dev kemudian menyalimi Mamah Anissa itu. "Apa kabar, tan?"

"Tante baik. Kamu sendiri?"

"Alhamdulillah, Dev sehat-sehat aja, tan," jawab Dev sambil nyengir.

Anissa hanya diam aja menatap sahabatnya itu, yg akrab banget dengan mamanya. Anissa berpikir Dev pasti akan menjadi menantu yang baik, jika Anissa berhasil memilikinya.

"Eh Nissa." Dev membangunkan Anissa yg bengong. "Kenapa sih?"

"Hm? Nggak kok." Jawab Anissa. "Yaudah yuk!"

"Kemana?" Tanya Dev polos.

"Ke kamar gue lah."

Dev langsung menatap Rida. "Boleh, nih Tante?"

"Oh boleh dong!" Rida tersenyum.

Dev kembali tersenyum. Dan Dev mengikuti Anissa dari belakang, menuju kamarnya yg diatas.

Anissa menutup pintu kamarnya dan Dev langsung membuka jaketnya,

"Eh mau ngapain Lo?" Tanya Anissa kaget.

"Mau buka jaketlah... Gerah tau!!"

"Huh! Gue kira Lo...." Anissa duduk di bangku belajarnya.

"Enak aja.. Lo kira gue cowok apaan?" Dev kemudian duduk di kasur Anissa yang super duper empuk:v 'lebay....

"Btw, Niss."

"Hm?" Anissa menulis sesuatu di buku diary-nya.

"Lo ada foto sahabat Lo gak?"

"Siapa?"

"Itu... Yang Lo bilang mau pindah ke sekolah kita."

Anissa berhenti menulis dan menutup bukunya, "Shifa?"

"Iya"

Anissa berdiri, lalu duduk didekat Dev, sambil menatap Anissa bertanya, "buat apa?"

"Nggak, gue mau lihat aja. Biar nanti pas disekolah gue gak rada asing sama dia."

Anissa menghela nafasnya.

"Dulu, cuman sekali gue foto sama Shifa."

"Ah masa? Gak mungkin sama sahabat gak pernah foto sama sekali," kata Dev.

"Ih serius! Udah deh, nanti aja besok Lo lihat dia..." Ujar Anissa.

"Besok dia masuk?" Tanya Dev kemudian,

"Mungkin. Feeling gue aja sih" jawab Anissa .

Dev menidurkan badannya dan Anissa mengikuti.

Pukul 20.30

Tanpa sadar, Dev tertidur di kamar Anissa. Begitu pun Anissa. Mereka tidur layaknya pasangan suami-istri yang baru menikah.

Pagi pun tiba, dan Anissa terbangun duluan dengan posisi memeluk setengah badan Dev. Anissa langsung melepas pelukannya dan terdiam. Anissa kemudian menatap Dev yang masih tertidur, Anissa membuka jendela dan menghela nafasnya.

'Apa gue semalem tidur sambil memeluk Dev?' pikir Anissa dalam hati sambil menatap Dev.

Anissa tidak memperdulikan hal itu, Anissa memberanikan diri untuk membangunkan Dev.

"Dev! Bangun!" Anissa menepuk pipi Dev dengan perlahan.

"Iya mih, Dev masih ngantuk!" Dev tidak sadar bahwa yang membangunkannya itu adalah Anissa.

"Hadehh nih anak, emang gue mamihnya?" Anissa mengabaikan Dev yang tertidur sangat pulas. Padahal mereka tidur jam 20.30.

Anissa pergi mengambil handuk dan membersihkan diri. Anissa segera memakai seragam sekolah sebelum Dev terbangun.

"Ya ampun ini anak!" Kata Anissa sambil menggelengkan kepalanya.

"Dev bangun! Lo gak mau sekolah apa?" Teriak Anissa ditelinga Dev hingga membuatnya kaget dan langsung terbangun..

"Anissa! Lo ngapain sih pagi-pagi gini dirumah gue?" Teriak Dev.

"Dirumah Lo? Lo lihat sekeliling, ini kamar gue. Semalaman Lo tidur dikamar gue." Jelas Anissa .

"Hah? Yang bener? Perasaan gue udah pulang deh." Dev berdiri dan melihat Anissa menyisir rambutnya. "Lo mau kemana?"

Anissa melirik Dev, "hello! Sadar Dev. Hari ini sekolah."

"Oh iya sekolah." Jawab Dev, "eh sekolah, ya ampun, kenapa Lo gak bangunin gue?" Dev baru sadar.

"Gue dari tadi bangunin Lo? Tapi Lo gak bangun-bangun juga." Kata Anissa sambil memasang jepit rambut.

"Yaudah gue pamit pulang dulu,, dah! " Dev terburu-buru keluar tanpa membawa jaketnya.

****

Dev memarkirkan motornya dan langsung masuk ke kelas. Ternyata dikelas baru ada Kevin dan Sarah. Dev menghela nafas lega, ia pikir dirinya akan terlambat ke sekolah karena tertidur di kamar Anissa.

****

Hufft, segini dulu ya. Untuk munculnya tokoh Shifa Azira Maharani, nanti bakal muncul di bagian 8, oke?
Sorry ya aku baru update sekarang, soalnya gak tau kenapa Wattpad nya eror... Jadi gue tunggu dulu Sampe balik lagi seperti semula.
Jangan lupa komentarnya, dan pencet tombol bintang di bawah. Follow aku juga dong. Ya? Biar aku lebih semangat lagi....

Oke udah dulu ya,, aku ngantuk banget mau tidur.. bye bye muacvhhh 😘

Sacrifice Of Love Where stories live. Discover now