Bagian 4 | KISAH CINTA

32 2 2
                                    

Tepat pukul 13.00 (waktu istirahat kedua), Anissa sedang membaca KISAH CINTA. Yap! Kisah Cinta. Bagi Anissa kisah cinta adalah kisah yang paling ia percayai bahwa Cinta itu nyata.

Dengan wajah serius membaca KISAH CINTA sambil memegang pulpen di tangan kanan nya. Anissa terlihat menghayati kisah cinta ini.

"Woy!!" Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Anissa. Yang membuatnya kaget dan hampir melemparkan pulpen yang ia pegang.

"Sarah!! Lo bikin gue kaget aja." Kata Anissa sambil menatap temannya yg bernama Sarah ini.

Sarah tertawa kecil. "Lagian Lo fokus banget sih bacanya!"

"Biarin! Apa masalahnya buat Lo?" Jawab Anissa singkat.

Sarah duduk di bangku sebelah kanan Anissa dan melihat buku yang Anissa baca.

"KISAH CINTA. Ciee gue gak salah lihat nih? Sejak kapan Lo suka KISAH CINTA?" Seru Sarah sambil tertawa kecil.

Anissa hanya melirik Sarah dan kembali membaca buku itu.

Sarah melihat heran, "wah jangan-jangan bener nih! Lo lagi jatuh cinta kan?"

Dahi Anissa mengerut. "ha?"

"Ha! Apa ha? Udah jujur aja. Iya kan?" Tanya Sarah sambil mengangkat kedua alisnya.

"Ish apaan sih? Gue gak lagi jatuh cinta kok." Jawab Anissa "Lo nya aja kali yang kebaperan!"

"Yakin nih?" Sarah terus menggoda Anissa.

"Iya Sarah..."

Anissa... Anissa... Gadis ini memang tidak sering menceritakan isi hatinya sebelum ia yakin dengan perasaan itu. Walau sebenarnya ia memang sedang jatuh cinta.

Ditempat lain,

"Hadehh!! Apes banget sih gue hari ini!" Kata Dev sambil memegang perutnya.

"Kenapa coba gue harus bolak-balik ke kamar mandi?! Bener juga tuh kata si Nissa. Kenapa coba gue makan baso kalo kayak gini kejadiannya?!" Lanjut Dev.

Dev berjalan dengan terus memegang perutnya. Dev ini orangnya memang tidak terlalu terbiasa dengan pedas. Maksudnya adalah Dev suka dengan makanan pedas, tapi akibatnya yaa kayak gini. Jadi sakit perut:v

Tanpa sengaja, tiba-tiba Dev teringat dengan kata-kata Anissa. 'Namanya Shifa Azira Maharani!'

"Shifa!" Kata Dev berhenti melangkahkan kakinya. Ia tersenyum sendiri dan tiba-tiba....

"Woy!!" Seseorang menepuk pundak Dev hingga Dev hampir tersungkur.

"Aduh!!" Kata Dev sambil menahan diri.
"Woy!" Dev melihat orang itu yang ternyata adalah temannya Kevin.

"Kevin!!!" Dev sedikit berteriak. "Lo ngapain sih ngagetin gue? Gak bisa apa Lo ngasih kesempatan buat ketenangan gue?!"

"Yaelah kalem ngapa? Orang gitu doang juga!"

"Gitu doang gimana? Gue hampir aja jatoh." Sentak Dev.

"Iyaa sorry! Lagian Lo ngapain sih? Ditengah jalan gini tersenyum sendiri. Udah kayak orang gila lu!" Ujar Kevin.

"Enak aja kalo ngomong!" Kata Dev. "Gue... Gue tadi cuma..." Dev tidak melanjutkan kata-katanya.

"Apa? Gue... Gue... Kalo ngomong yg jelas dong! Wah... Jangan-jangan Lo....?" Kata Kevin dengan mata melotot kearah Dev.

"Jangan-jangan apa??" Dev mengerutkan keningnya.

"Jangan-jangan Lo kepelet lagi!!" Kevin langsung tertawa lepas.

"Enak aja!!" Kata Dev sambil menepuk pundak Kevin.

"Eh dijaga omongan itu Doa loh! Emang Lo mau gue kepelet beneran?" Dev menunjukkan jarinya ke muka Kevin.

"Ya enggaklah... Gue mau Lo baik-baik aja."

"Makanya kalo ngomong itu dijaga!" Ujar Dev.

"Iyaa.. iya..." Jawab Kevin dengan menundukkan kepalanya.

"Ya udah kita ke kelas. Takutnya keburu masuk!" Ajak Dev.

"Yaudah!"

Dev merangkul pundak Kevin dan mereka berjalan ke kelas mereka.

****

Dikelas Anissa dan Sarah sedang berbincang-bincang Sambil tertawa. Dan kemudian Anissa melihat Dev dan Kevin masuk. Sarah yang tadinya tertawa menjadi terdiam karena melihat Kevin.

"Eh Dev? Gimana keadaan Lo?" Tanya Anissa sambil menahan tawa.

"Lo udah tau kejadiannya masih tanya gimana keadaan gue?!" Jawab Dev.

Anissa tertawa.

"Lain kali jangan makan baso pedes lagi. Lo kan sensitif sama makanan pedas! Kalo dibilangin itu dengerin. Jadinya gini kan!" Ujar Anissa.

"Iya gue tau!" Dev kemudian duduk di bangkunya tepat didepan kanan bangku Anissa.

"Eh Sarah." Kata Kevin dengan nada lebay.

"Ih apaan sih?" Sarah jengkel.

"Cemberut aja, neng! Mikirin apa?" Kevin bertambah lebay.

"Mikirin gimana caranya supaya gue bisa bebas dari omongan Lo yang super duper lebay itu!" Sentak Sarah.

"Ya ampun neng.. tega amat sama Abang!"

"Ihh" Sarah menambahkan ekspresi jorok.

Dev dan Anissa yang melihat kelakukan Kevin dan Sarah hanya tertawa kecil.
Dev dan Anissa terlihat menikmati masa persahabatan mereka. Dev tertawa begitu lepas hingga membuat mata Anissa tak bisa berpaling ke yang lain.
Anissa terus menatap Dev sambil tersenyum.
Gue harap Lo tetep ceria kayak gini, Dev! Kata Anissa dalam hatinya.
Anissa benar-benar menginginkan Dev tetap ceria dan tertawa seperti ini.
Itu akan membuat Anissa merasa telah mendapatkan cinta sejatinya.

****

Gimana guys untuk part ini? Silahkan komentar ya dan jangan lupa votenya ok😉. Untuk part selanjutnya tunggu Minggu depan ya😊
Salam author Icha❤️

Sacrifice Of Love Where stories live. Discover now