PART 9 DI RANJANG

4.1K 132 2
                                    


Aku benar-benar enggak bisa tidur. Aku seranjang sama Lana. Sama Lana. Maulana Putra Praja. Ya Tuhan....

Aku menatap langit-langit kamar. Samar-samar sih yang terlihat. Kan mati lampu. Tanganku menggenggam erat ujung selimut. Sesekali aku melirik Lana. Aku melihat punggungnya yang membelakangiku. Kenapa ini?

Aku tidur sama orang kayak Lana. Cowok cuek yang sama sekali aku enggak suka.

"Mau sampai kapan loe enggak tidur?,"

"Ehh, loe tahu dari man ague enggak tidur?,"

"Loe pikir gue budeg?,"

"Suara jantung loe itu berisik banget. Kedengeran ke bantal gue,"

"Eh...," aku memegang dadaku. Apa iya segitu kencangnya jantungku berdetak sampai Lana bisa denger?

"Gue udah bilang," .... "Gue enggak akan ngapa-ngapain loe," katanya datar dan tanpa berbalik ke arahku.

"Gue enggak cinta sama loe. Dan belum bisa cinta sama loe,"

"Oh iya. Satu hal lagi," .... Katanya seperti mengingatkan dan berbalik ke arahku.

"Gue enggak akan anggap loe isteri gue kalo kita di sekolah,"

PLAAAAAKKKK....

Kali ini aku emosi. Sungguh.

Tamparan kemarahanku mendarat di pipi Lana.

"Dasar cowok brengsek..."

"Loe pikir loe siapa?,"

"Loe pikir gue seneng nikah sama loe?,"

"Enggak usah kepedean deh,"

Tanpa kusadari, airmata mulai jatuh membentuk sungai kecil di pipiku. Entah kenapa aku jadi cengeng seperti ini. Tapi memang entah kenapa kata-kata Lana barusan terdengar menyakitkan bagiku. Bagaimanapun aku ini sekarang isterinya. Emangnya dia enggak bisa gitu jaga perasaanku sedikit saja.

Aku masih melihat dia kesakitan dengan tamparanku tadi. Matanya menatap mataku tajam. Seperti kebencian yang teramat dalam.

"Gue minta maaf kalo memang kata-kata gue nyakitin perasaan loe,"

"Udahlah, enggak usah loe minta maaf sama gue!" .... "Gue enggak butuh maaf loe," kataku sedikit membentak dan menepis tangannya yang berniat mendarat di pipi kananku.

"Mending loe keluar dari kamar gue," ... "Loe enggak perlu nemenin gue,"

"Bukannya loe takut gelap?,"

"Ya..yaa...yaa... gue udah berani. Mau gue takut atau enggak itu bukan urusan loe,"

"Ckkk.. Terserah loe deh," katanya beranjak pergi.

Dia berjalan menuju pintu kamarku. Langkahnya terlihat berat. Mungkin dia pun masih marah dan kesal karena tamparan kerasa di wajahnya tadi.

"ehm... Tapi kalo cerna baik-baik kalimat terakhir gue, loe pasti ngerti kenapa gue masih mau nemenin loe di sini," katanya datar tanpa berbalik.

Dia hanya menatap pintu. Dan aku menatap dinding. Aku enggan melihatnya.

"Selamat tidur, dan selamat malam,"

Blaaaammmmmm....

"Kalimat terakhir???," ... "Yang mana?,"

Aku berusaha mencerna kata-kata Lana yang tadi. Dan aku tiba-tiba teringat...

"Gue enggak akan anggap loe isteri gue kalo kita di sekolah,"

Ah, Cuma itu yang aku ingat. Dan setelah kupikir-pikir. Iya, Lana enggak akan anggap aku isterinya di sekolah. Tapi berbeda dengan di rumah. Tapi tetap saja dia keterlaluan bicaranya. Nyakitin banget. Besok-besok aku kasih saringan santan itu mulutnya. Biar kalau ngomong itu disaring dulu.

Ah, bodo amat. Aku mau tidur. Besok hari pertama sekolah di semester genap. Dan ulang tahun ke-16 ku akan tiba sebulan lagi. Semuda ini aku menikah. Ya Tuhan. Semoga ini baik untuk kami.

*************

HAYYYY....

MAAF BARU UPDATE LAGI....

GIMANA YANG INI?????

SUKA ENGGAK???

MAAFKEUUUNNN YAH,,

BELOM BISA SEBAGUS CERITA YANG LAIN...

OH IYA, JANGAN LUPA AJAK TEMEN, PACAR, MANTAN, GEBETAN, SI TUKANG PHP, KANG BAKSO, KANG SOMAY, PENJUAL CIRENG... SEMUANYA DEH,,

AJAK BUAT BACA "MY LANA"

KALI AJA JADI PENGEN NIKAH MUDA...

XIXIXIXIXIX...

JANGAN LUPA FOLLOW IG AKU YAH

@riniminda1807

MY LANA (END)  #WATTYS2019Where stories live. Discover now