7. Jisung Who?

9.7K 1.2K 211
                                    

What will tomorrow be like?

a: I scream out of frustration but the empty air echoes

°.✩┈┈∘*┈🌙┈*∘┈┈✩.°

"Minjuuu!"panggilku begitu melihat titisan Ratu Atlantis itu berjalan menuju ke kelas. Aku berlari ke arahnya kemudian memeluknya hingga ia menatapku heran. "Hehe.."

"Maaf, ga kenal." Minju melepaskan tanganku dari tubuhnya.

"Bitch!"

Kami berdua masuk ke kelas kemudian mendudukkan diri pada bangku tak berpenghuni di pojok kanan kelas. Tenang saja, tidak ada hantu di sini. Ada pun, hantunya pasti akan takut padaku. Seperti yang semalam aku katakan padanya, aku ingin bercerita sesuatu padanya.

"Lo jangan kaget, ya."mulaiku. Aku mendekatkan mulutku pada telinga Minju. "Kayanya, gue suka Soobin."

Aku memundurkan wajahku kembali hanya untuk mendapati Minju yang tidak terkejut sama sekali.

"Cie." adalah satu-satunya kata yang keluar dari mulutnya sembari tersenyum jahil dan mencolek daguku.

Kalau aku mempunyai Soobin yang gemar menghancurkan rambut, aku juga mempunyai Minju yang gemar mencolek dagu.

"Ngaku juga akhirnya."

"Dih, baru sabtu kemaren tau."

"Oh pantes ya snap-nya, ya."

Aku tidak bisa menahan senyumanku mengingat tentang Hari Sabtu kemarin. "Dia asik ya ternyata orangnya. Jauh dari sifat Squidward."

"Yup. Dia literally emang easy going anaknya. Enak diajak berteman. Tapi.."

"Apa?"

"Dia lagi deket sama anak IPA 5. Namanya Seoyeon. Mereka suka mention-an di twitter."

Oh..

Rasanya.. sakit sekali.

Jadi, Soobin sudah memiliki seseorang yang dia sukai. Padahal, setelah dipikir-pikir, sabtu malam itu aku mengira dia menyukaiku sejak hari pertama masuk sekolah. Tapi, sepertinya aku salah.

Dan terlalu percaya diri.

"Seoyeon tuh yang mana orangnya?"

"Itu yang pake kacamata. Kurus anaknya."

"Ga tau."

"Ntar kalo ketemu gue tunjukkin."

Aku menghela nafasku. Berita pagi ini sangat menyesakkan. Aku berusaha untuk biasa saja agar suasana hatiku tidak memburuk. Lagi pula, mereka hanya sekedar dekat, kan? Tidak ada undang-undang yang berhak melarangku untuk tetap dekat dengan laki-laki itu.

"Kok bisa deket, ya? Kan jauh kelasnya."

"Tahun kemaren kan mereka sekelas. Pas ujian kenaikan kelas kemarin, Seoyeon ketauan nyontek di buku oleh pak Sihyuk. Jadi dia kek didepak gitu peringkatnya. Lo liat aja di papan pengumuman. Nama dia di bawah sekali yang bagian IPA. Makanya dia di IPA 5 sekarang. Gila. Kalo gue udah malu itu."

Aku hampir tertawa mendengarnya. Tapi aku tidak boleh sombong. Aku berhasil masuk kelas ini juga karena kerja sama dengan Minju. Seoyeon saja yang kurang licik.

"Kenapa dia ga pindah aja, sih? Jadi ga ada yang gangguin Soobin sama gue."

"Heh, ngaca. Elo yang ganggu mereka."

Secara harfiah, Minju benar. Tapi mereka tidak dalam hubungan yang serius. Sekali lagi aku katakan, tidak ada yang berhak melarangku. Aku terkekeh. Hubungan Soobin dan Seoyeon seperti sebuah kekonyolan saja di mataku.

Tomorrow | Choi Soobin [REVISED][COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang