"Siapa yang mengirim kalian ke sini?" Tiba-tiba sebuah suara menyadarkan kekaguman Archard. Rhine tidak terlihat memperhatikan sekeliling mereka, pandangannya tertunduk sehingga tidak ada yang mengetahui ekspresinya saat ini. Sementara Eve telah dengan patuh berlutut kearah naga di depan mereka, menunjukkan hormat.

Ketika Archard membalikkan tubuhnya, dia langsung menemukan seekor naga dengan sisik berwarna kuning keemasan yang menyilaukan. Dagu naga itu terangkat tinggi, menunjukkan harga dirinya yang juga tinggi. Archard diam-diam mengukur, sekiranya dia memiliki tinggi 15 meter.

Kali ini barulah dia teringat kalimat Lei, baginya kita hanya lah seekor semut yang tidak sengaja lewat. Bahkan tinggi kita tidak mencapai lututnya yang tinggi, walaupun saat ini dia tengah berbaring melingkar.

"Kami tidak dikirim oleh siapapun, kami di sini dalam perjalanan mencari teman kami yang bernama Yue. Ia tidak menjelaskan secara rinci, tapi sepertinya ia mendapatkan tugas dan tengah menetap di alam ini. Sebab itu, kami ingin meminta bantuan, apakah tuan memiliki pengetahuan tentang teman kami ini?" Eve dengan sabar dan nada yang tenang menjelaskan. Nada yang tergesa-gesa tidak terdengar disana, seolah Eve yang tengah berbicara telah terbiasa mengatakan hal seperti ini. Archard sempat dia buat terkejut, perubahan yang tidak terduga. Apakah ini adalah pengaruh Yue padanya?

"Yue?" Yell si naga kuning mengerutkan dahinya yang mulus dan indah. Dia terdiam untuk waktu yang lama. Hal ini membuat Eve dan Archard mulai ragu-ragu dan khawatir, apakah mereka telah melakukan kesalahan?

Sementara itu, Yell tengah mengingat ketika ia menjelaskan suatu hal yang tidak penting sebelum kepergiannya ketika pertama kali mereka bertemu.

"Oh ya, namaku mulai saat ini adalah Yue."

"Yue?" Semuanya menatap gadis itu bingung.

"Jangan bingung, itu adalah nama dari tubuh ini. Jadi aku ingin kerja sama kalian agar aku juga terbiasa, mohon panggil aku dengan nama itu."

"Lalu apa yang ingin kalian lakukan setelah menemukannya?"

Ketika mendengar pertanyaannya, mata Archard langsung menyipit, "Kami akan mengejarnya. Karena itulah tujuan kami datang ke sini."

"Apa yang bisa kalian lakukan untuknya? Lagi pula apa keuntunganku jika aku memberitahu kalian?"

"Itu.." benar-benar pertanyaan yang tidak terduga, batin Archard.

"Hmph! Jika kalian dapat menghiburku, baru aku akan memikirkan untuk memberi kalian informasi tentangnya." Yell meletakkan kepalanya kembali dan memejamkan mata.

"Tuan Yell! Ada yang ingin aku tanyakan." Tiba-tiba Rhine yang sejak tadi menundukkan kepala dan menutup mulutnya angkat bicara.

"Hm?" Yell membuka mata namun tidak mengangkat kepalanya. Sorot matanya terlihat malas, seolah dia tidak terlalu peduli dengan keberadaan mereka.

"Jika.. seorang raja berhasil dikalahkan, haruskah.. raja tersebut mengundurkan dirinya? Lalu memberikan posisinya?"

".." Archard dan Eve yang mendengar pertanyaan Rhine langsung terdiam, mereka menatap Rhine tidak percaya. Eve memang sempat memikirkannya setelah mendengar dari Lei dan Talice, tapi Archard hanya satu-satunya yang tidak mengetahui ungkapan itu.

"Kalau orang itu bersedia, maka memang seharusnya itu yang terjadi." Ketika Yell selesai berbicara, semuanya langsung menegang, Rhine mengepalkan tangannya, "Tapi, apakah kau mau melepaskan posisi yang telah diberikan olehnya? Ia telah mempercayakan posisi itu padamu, lagi pula kau juga telah melihat kisah hidupnya kan? Bukankah seharusnya kau dapat menerka apa jawabannya?" Kalimat kedua Yell membuat semuanya kembali terkejut.

Soul From The Past[END]Where stories live. Discover now