Menjauh

2.9K 190 0
                                    

Sam dan teman-temannya di kantin, begitu juga Lala dan Airin yang duduk di bangku berbeda. Mata Ando menangkap kehadiran Lala. Dia langsung bangkit dan mendekati gadis yang sedang diincarnya ini.

Ando duduk di depan lala sembari menopang dagunya dengan tangan kiri.

Lala yang sedang menyantap mie ayam pun tersedak.

Tampannya bukan main. Ando memang tergolong sebagai cogan di SMA Garuda. Bahkan seluruh geng Sam adalah cogan semua, meski memiliki taraf ketampanan masing-masing.

"Nggak usah grogi gitu." Ucap Ando.

"Nih, minum." Ando menyodorkan sedotan yang sudah tertancap ke gelas es teh, ke mulut Lala.

Lala membuka mulutnya ragu-ragu.

Airin hanya mendengus melihat mereka.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Airin.

"Duduk. Nungguin cewek cantik makan." Ando terus menatap Lala.

Ucapan Ando membuat Lala hampir kembali tersedak.

"Mending sono lo balik, makan sama temen-temen lo, mati baru tahu rasa lo." Ketus Airin.

Ando tergelak, tapi Lala justru mencubit lengan Airin pelan.

"Temen lo galak, ya? Ya udah, gue balik. Makan yang banyak, ya." Ando mengacak puncak kepala Lala, gemas.

Tubuh Lala mengejang, rasanya ada sengatan listrik yang mengenainya.

"Ngapain lo, Ndo?" Tanya Daniel.

"Ya ngapain lagi kalo nggak ganjenin temennya Hanun." Cibir Gara.

Mendengar nama Hanun, Sam jadi teringat kejadian kemarin, Sam belum bertemu Hanun lagi setelah di kelas Hanun kemarin.

"Lagi kerja gue." Jawab Ando.

"Kerja?" Tanya Ervan.

"Iya. Kerja keras buat dapetin tu cewek."

Seluruh teman Sam tergelak yang membuat kantin menjadi bising dan riuh.

"Anjir lo! Emang paling bisa." Daniel menjitak kepala Ando berkali-kali.

Ando sendiri juga tergelak, "Cantik juga ya tu cewek." Ando terus melihat Lala dari tempat duduknya.

"Rada centil, sih. Doyan dandan, tapi ya lumayanlah. Nggak malu-maluin kalo diajak jalan."

"Anjir mulut lo, kalo ngomong pedes amat." Gara geleng-geleng.

Bel pulang sekolah berbunyi, seperti biasa Sam sudah menunggu Hanun di luar kelasnya.

Hanun keluar kelas, matanya langsung menangkap sosok jangkung yang membuat hidupnya berantakan.

"Mau langsung pulang?" Sam menyingkirkan anak rambut yang menutupi kening Hanun.

Hanun hanya tersenyum tipis menanggapinya.

Sam berjalan di samping Hanun. Tubuhnya yang jangkung dan kekar bersanding dengan Hanun yang kecil mungil.

Tidak banyak pembicaraan diantara keduanya. Rasanya Hanun tidak ingin membicarakan apapun dengan Sam.

Setelah sampai rumah pun, Hanun hanya mengucap terimakasih dan langsung masuk ke rumah.

Sam melongo melihatnya, tapi bukan Sam jika tidak mengerti apa yang terjadi.

Sam tahu ini semua memang akan terjadi. Sam tahu Hanun sedang berusaha menghindar. Tadi pagi, Hanun berangkat pagi sekali. Padahal Sam sudah menjemputnya ke rumah. Tapi Sam tidak marah, Sam tahu Hanun memang butuh waktu untuk sendiri.

K I N G [Completed]Where stories live. Discover now