Penjagaan Dimulai

3.3K 200 2
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Seluruh siswa di sekolah Sam sudah pulang, termasuk Hanun yang dijemput Pak Beno. Tapi tidak dengan Sam dan teman-temannya. Mereka justru berkumpul di warbang, tempat Sam mematahkan tangan Diego dulu. Warbang adalah singkatan dari Warung Bang Jawir. Warung itu biasa menjadi tempat tongkrongan Sam dan teman-temannya.

Sam mengumpulkan seluruh anak buahnya. Bahkan sekutu-sekutunya yang berasal dari sekolah lain. Warbang benar-benar penuh sekarang, bahkan sampai ke halaman luar. Ada yang duduk di atas motor, ada yang berjongkok dengan tangan mengapit batang candu yang berbahaya.

"Oke. Gue nggak suka basa-basi. Gue ngumpulin kalian di sini karena ada tugas penting. Ini tugas besar. Gue mau lo semua jaga cewek yang pakai jaket gue." Ucap Sam dengan penuh wibawa. Ketua gengster satu ini memang selalu berwibawa di manapun dia berada.

"Jaket lo? Jaket jeans lo itu?" Tanya Ervan, yang dulu pernah masuk rumah sakit karena Diego.

"Hm. Jaket jeans yang biasa gue pakai."

"Kita tahu. Jaket gituan emang banyak. Tapi bordiran King cuma punya raja gue." Ando tersenyum penuh arti. Sahabatnya itu memang selalu gerak cepat, pikirnya. Baru tadi Ando berkata panjang lebar tentang keadaan Hanun, dan Sam sudah mengambil keputusan secepat ini.

"Kalau kalian lihat cewek yang pakai jaket gue. Kalian harus pastiin dia aman. Kalau dia lagi di luar rumah, pastiin dia pulang dengan selamat." Jelas Sam.

Semua orang yang di sana mengangguk paham. Tidak ada yang bertanya kenapa mereka harus melakukan itu, kenapa mereka harus menjaga Hanun.

Sam kembali meneguk susu putih hangatnya sampai habis. Sedang teman-temannya yang lain sibuk dengan batang candu mereka, mereka yang menjadi perokok aktif sedang berlomba-lomba membentuk kepulan asap yang unik. Ada yang bulatan besar keluar dari mulutnya, ada juga bulatan besar yang disusul bulatan-bulatan kecil di belakangnya. Untuk play boy seperti Ando, dia lebih memilih menyibukkan diri dengan ponselnua.

Tiba-tiba ponsel Sam berdering.

"Halo?"

"..."

"Lo di mana?"

"..."

"10menit lagi." Sam kembali memasukkan ponselnya ke saku celana.

"Gue balik."

Setelah berpamitan, Sam menyalakan motornya dan meninggalkan tempat itu.

Dari kejauhan, Sam melihat gadis yang berdiri di depan sekolah, dia tampak ketakutan karena dua orang bertubuh besar seperti preman sedang mengganggunya.

Sam bermain gasnya dari kejauhan.

Sam bergegas turun.

Bugh!!

"Sialan! Siapa lo ikut campur?!"

Sam hanya menyeringai buas. Sungguh, bagaimana bisa wajah tampan itu berubah menjadi menyeramkan?

Bughh!!

Tidak ada niat menjawab, Sam justru menghajar lawannya tanpa henti. Salah satu diantaranya telah pingsan, satu lainnya berhasil melarikan diri.

"Abang!" Anna berhampur ke pelukan Sam dengan tangisannya.

Ya, seseorang yang menelepon Sam adalah Anna, adiknya. Anna menelepon dengan keadaan yang sudah menangis, tentu saja Sam khawatir. Dan ternyata benar, adik perempuannya itu tidak sedang baik-baik saja.

"Lo ngapain belum pulang?" Tanya Sam dengan dingin.

"An-Anna tadi a-ada jam tambahan." Jawab Anna yang memang kelas IX.

"Sem?"

"Tadi Anna suruh Sem pulang duluan. Niatnya selesai tambahan Anna mau telepon Sem, tapi orang itu ngeliatin Anna terus. Jadinya Anna telepon Abang, terus pas mereka tahu Anna lagi teleponan, nereka malah gangguin Anna." Anna menjelaskan dengan isak tangis yang masih tersisa.

Sam membawa Anna kembali ke pelukannya. Sam tahu betul bagaimana perasaan Anna. Adik perempuan Sam satu-satunya. Sam tidak akan membiarkan hal buruk apapun menimpa kepada Anna, dan Sem.

"Kita pulang." Sem melepas pelukannya sembari mengelus rambut halus Anna.

K I N G [Completed]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz