Jangan Sampai Lepas

3.3K 210 0
                                    

Selama jam pelajaran Sam terus memikirkan ucapan Ando. Bagaimanapun, Ando benar bahwa Hanun telah masuk ke dalam lingkaran hitam itu. Sama seperti racun di sayap lalat. Biklah, Sam akan meminum minuman yang telah dimasuki lalat itu. Sam akan menghabiskannya, bahkan jika perlu Sam akan nambah!

"Lo mau ke mana dah?" Tanya Gara heran.

Bukannya ke kanan dan pergi ke kantin, Sam justru belok kiri, ke kelas XII IPA 2.

"Yah dikacangin lagi." Ejek Daniel.

"Anjir emang tu bos satu." Gara mendengus.

"Yang sabar, ya." Ando terbahak.

Sam berjalan dengan tenang seperti biasa dengan jaket jeans kebanggaannya. Jaket yang sangat identik dengan seorang Samudera.

Sam berdiri di depan sebuah kelas. Ia ragu antara masuk atau tidak.

"Eh, lo!" Sam memanggil Agung, salah satu siswa kelas XII IPA 2.

"Gu-gue?" Agung benar-benar gugup karena ia tidak pernah dipanggil oleh seorang Samudera.

"Panggilin Hanun." Ucap Sam tanpa basa-basi.

"Han, dipanggil Sam tuh." Agung mendekati bangku Hanun.

Hanun yang sedang tidur-tidak benar-benar tidur-pun terkejut.

"Sam?" Hanun memastikan.

"Iya, ditungguin di luar."

Hanun berjalan dengan gontai ke luar kelas. Benar, Sam bersandar di tiang depan kelas Hanun.

Hanun menatap Sam dan mengangkat dagunya sedikit, semacam bertanya 'kenapa?'

Sam hanya menatapnya aneh.

Sam menyodorkan jaketnya.

"Punya lo kan?" Hanun heran, kenapa Sam memberikan jaket yang setiap hari ia pakai?

"Lo harus pakai jaket ini, kapanpun dan di manapun. Apa lagi waktu lo pergi sendirian. Kalau bisa lo jangan pernah pergi sendirian, kalaupun emang harus pergi, jangan lupa pakai jaket ini. Jangan sampai lepas."

Hanun tertegun. Itu adalah kalimat terpanjang yang pernah Hanun dengar dari seorang Samudera. Hanun tidak menanggapinya. Bahkan Hanun masih melongo karena ucapan panjang Sam.

Karena Hanun diam dan melamun, Sam pergi meninggalkan Hanun bahkan tanpa menyadarkannya.

"Han? Lo ngapain?" Airin membuyarkan lamunan Hanun.

"Ha? Eng-enggak."

"Ini?"

"Jaket Sam, kan?" Tanyanya lagi.

Hanun menatap jaket yang ada di tangannya dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Kok bisa di lo?"

Hanun dan Airin sudah di kelas bersama Lala. Hanun menceritakan semuanya. Bahkan dia bercerita jika tidak menyadari kepergian Sam.

"Hahaha pasti muka lo bego banget." Tawa Lala.

"Mupeng ditabok." Imbuhnya.

"Mupeng apaan?" Tanya Airin.

"Muka pengen, kudet lo!" Lala menoyor Airin.

"Lo aja yang alay." Airin mendengus.

"Bodoamat! Jadi maksudnya yayang Sam gue ngasih jaketnya ke Hanun apa ya? Kok gue nyium bau-bau penghianatan ya?" Lala menyelidik.

"Yayang pala lo peyang!" Airin menoyor kepala Lala.

"Lagi lo tuh mimpi ketinggian kali." Cibirnya.

"Yeee, kan nggak papa gue mimpi sama Sam."

"Sam mana mau sama lo, muka lo kaya pelangi gitu."

"Anjir!" Lala meninju lengan Airin pelan

Airin tergelak, "Tapi serius, ini kenapa Sam ngasih jaketnya ke Hanun? Ini jaket yang biasa Sam pake kan?"

Lala mengangguk.

"Ini jaket kebesarannya Sam. Gue baru lihat Sam doang yang pakai jaket kaya gini." Lala menimang-nimang.

Hanun membolak-balik jaket itu. Di dada kiri ada bordiran mahkota. Tapi bukan bentuk mahkota biasa. Di sana ada persegi panjang dengan panjang kira-kira 5cm, dan atasnya ada tiga bintang yang hanya memiliki empat tangan, yang kanan kiri sedikit gepeng, dan yang tengah tetap gagah. Ketiga bintang itu seperti membentuk atasan mahkota. Sedangkan di dada kanan ada tulisan berbunyi King yang ditulis dengan huruf latin.

Apa maksudnya pemilik jaket ini adalah raja, dan gambar mahkota di dada kirinya menunjukkan kekuasaannya? Entahlah..

Hanun mencium jaket itu. Bau maskulin itu pernah ia cium saat ia wajah cantiknya terbentur dada bidang seseorang tempo lalu. Hanun juga pernah menciumnya ketika dia memakai seragam yang kebesaran tempo hari. Hanun benar-benar tidak sadar jika senyumnya terbit ketika mencium wangi itu.

"Gila, diciumin terus senyum-senyum sendiri." Ejek Airin.

"Eh, eng-enggak. Siapa yang senyum-senyum sendiri?" Hanun mengelak dengan gugup.

"Aaaaa! Oke, fix! Gue ditikung Hanun!" Teriak Lala.

"Udah, deh. Nggak usah ngaco!" Ketus Hanun.

"Yeee, sensi amat." Cibir Lala.

Lo harus pakai jaket ini, jangan sampai lepas. Hanun terus memikirkan ucapan Sam.

K I N G [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang