Jadi, Siapa?

3.2K 206 2
                                    

Di tengah perjalanan, Sam berhenti disebuah pasar malam. Mereka tiba pukul setengah tujuh malam. Pasar malam itu tampak penuh, banyak muda-mudi seperti Sam dan Hanun. Hanun heran, untuk apa Sam membawanya kemari, ini terlalu bertele-tele untuk seorang Samudera.

"Kita mau ngapain?" Tanya Hanun.

Sam sama sekali tidak menjawab. Hanun hanya diam dan menekuk wajahnya.

"Kenapa?" Tanya Sam.

Hanun diam.

"Kamu kenapa?"

Hanun tercekat, dia mendongak ke samping untuk menatap Sam.

"Sama Bunda nggak boleh lo gue." Jawab Sam yang mengerti.

Hanun tergelak. Semudah itu seorang Samudera menuruti perkataan ibunya.

Hanun merasa gerah dengan  rambutnya yang mengganggu leher, bagaimanapun Hanun belum mandi seharian. Hanun memutuskan untuk menyepol asal rambutnya dengan karet yang ada di sakunya.

"Sam, aku mau es krim."

Sam hanya diam.

Hanun menggoyangkan tangan Sam.

Sam menghela nafas panjang. "Jangan ke mana-mana."

Hanun tersenyum puas karena dia dapat memerintah seorang Samudera.

Sam meninggalkan Hanun di dekat biang lala yang lumayan besar. Tiba-tiba ada tiga orang lelaki seumuran Hanun yang mendekatinya.

"Sendirian aja."

"Masih pakai seragam, belum pulang, ya?" Lanjutnya yang hampir menyentuh pinggang Hanun.

Hanun sedikit berpindah ke kanan, menjauhi lelaki-lelaki itu. Hanun celingukan mencari keberadaan Sam. Seharusnya dia tidak perlu minta dibelikan ea krim, seharusnya Sam tetap di sini.

Hanun kembali tercekat ketika ada tangan kekar meraih pinggangnya dari kanan.

Hanun memejamkan matanya kuat-kuat, dia takut jika ternyata salah satu dari mereka berhasil menyentuh Hanun.

"Cabut, woy! Dia Sam anak Garuda."  Perintah salah satu dari mereka.

Ternyata seseorang yang merengkuh pinggang Hanun adalah Sam. Sam menatap tajam ketiga lelaki itu. Matanya fokus kepada tiga objek di depannya, tangan kiri Sam merangkul pinggang Hanun, dan tangan kanannya memegang dua contong es krim.

Mendengar suara itu, Hanun memberanikan diri untuk membuka mata. Hanun sangat lega ketika dia mendapati Sam di sampingnya.

Hanun diam, dia menatap Sam dengan sorot mata ketakutan. Sam menarik pinggang Hanun, mempersempit jarak mereka sampai Hanun membentur dada bidangnya.

"Jangan takut, katanya mau es krim."

Hanun mendongak dan tersenyum.

"Mau.."

Sam terkekeh dan mengacak rambut Hanun gemas.

Tubuh Hanun tiba-tiba menegang, detak jantungnya terus berpacu. Sam benar-benar membuat Hanun hilang kesadaran.

Hanun dan Sam melanjutkan untuk berkeliling. Mata Hanun menangkap sebuah boneka beruang berukuran sedang. Sam terus mengikuti arah pandang Hanun, lalu dia menarik Hanun.  Hanya dengan satu lemparan Sam berhasil memasukkan bola ke dalam gelas. Di sana banyak gelas tertata rapi yang atasnya ada berbagai hadiah termasuk boneka yang Hanun inginkan. Sengaja Sam mengajak Hanun ke sana dan memasukkan bola ke dalam gelas di bawah boneka itu karena Hanun terus melihat boneka itu.

"Kok bisa?" Tanya Hanun saat boneka itu sudah di tangannya.

"Aku kapten basket."

"Sombong." Cibir Hanun.

Sam hanya mengedikkan bahunya acuh dan menggandeng tangan Hanun.

Tubuh Hanun lagi-lagi seperti tersengat aliran listrik. Jari-jari kekar Sam sangat pas di antara ruas jarinya yang kecil.

"Aku udah dengar semuanya." Ucap Sam tiba-tiba.

Hanun menatapnya bingung.

"Maaf aku tadi nggak di kantin. Desi bukan siapa-siapa."

Hanun mulai mengerti dengan arah pembicaraan Sam. Tapi untuk apa Sam mengatakan itu? Apa baru saja Sam tidak ingin Hanun salah paham?

"Aku nggak apa-apa."

"Nggak perlu jelasin apa-apa." Lanjut Hanun.

Sam mengernyit.

"Emang aku jelasin apa?"

Hanun menatap Sam sengit.

"Aku cuma bilang Desi bukan siapa-siapa." Ucap Sam dingin.

"Ngapain bilang? Aku juga bukan siapa-siapa, kan?" Hanun kesal.

"Mau jadi siapaku emang?" Wajah Sam sangat tengil sekarang.

Hanun hanya mengangkat bahunya acuh, dan membuang pandangan kesegala arah.

Sam terkekeh, dia tetap berjalan di samping Hanun dengan tenang, dengan sesekali melirik gadis mungil di sampingnya.

Hanun terus berjalan menyusuri pasar malam dengan boneka di pelukannya, dan Samudera di sampingnya.

K I N G [Completed]Where stories live. Discover now