Sakit

3.1K 199 2
                                    

"Kenapa ya semua jadi kaya gini?" Hanun tertunduk lemah.

"Kenapa ya hidup gue sekarang berantakan?"

"Dulu waktu sama Diego, hidup gue tenang-tenang aja."

"Dulu, Diego nggak bakal ngebiarin gue sakit."

"Dulu, Diego nggak bakal ngebiarin gue diganggu sama siapapun."

"Dulu, Di-"

"Han, udah!" Bentak Tomy.

Tomy dan Ganang di rumah Hanun, mereka duduk di teras dengan tiga gelas es teh di dekat mereka.

"Lo nggak bisa salahin keadaan kaya gini, Han. Ini salah satu bagian dari hidup lo. Ini semua memang harus lo lalui kalau lo pengen lulus."

"Gue nggak kuat, Tom."

"Lo takut?"

Hanun menggeleng, "Gue nggak takut, cuma gue, gue nggak bisa." Hanun menangis.

Tomy merengkuh Hanun, membawa Hanun ke pelukannya.

Kepala Tomy menengadah, ada sakit yang terasa di dalam sana. Tomy sayang Hanun, Ganang sayang Hanun, mereka semua, teman-teman Diego sayang Hanun.

Melihat Hanun seperti ini, melihat Hanun di-bully sampai begini, Tomy merasa gagal menjaga Hanun. Rasanya, Tomy bukan sahabat yang bisa diandalkan.

"Diego, sorry, gue gagal jaga Hanun." Tomy memejamkan matanya, Tomy benar-benar sakit.

"Gue kangen dia, Tom."

"Apa gue bakal ngalamin ini semua kalau dia masih di sini?"

"Kenapa dia ninggalin gue sendiri, Tom?"

"Gue sendirian, Tom." Hanun semakin menangis.

"Han, lo nggak sendiri."  Ganang angkat bicara.

Hanun menggeleng, "Nggak ada yang bisa jaga gue, Nang." Hanun masih menangis di dekapan Tomy.

Diego, dulu, Diego tidak pernah membiarkan Hanun disentuh oleh dunia luar. Bahkan Diego rela menahan diri untuk back street dengan Hanun hanya agar Hanun tetap aman. Diego hanya tidak ingin Putri Tidurnya merasa terancam. Itu saja.

"Hanun, lo nggak bisa kaya gini-"

"Terus gue harus kaya gimana? Gimana, Tom?" Potong Hanun.

"Gue nggak suka hidup kaya gini. Gue lebih mending tenggelam di bumi, dari pada semua orang tahu gue, karena gue tahu, mereka nggak pernah suka sama gue."

"Nggak semua orang itu benci sama lo, Hanun. Masih ada berjuta-juta orang di bumi yang suka sama lo."

"Lo sendiri yang bilang kalau Sam yang terkuat, iya, kan?"

"Tap-"

"Hanun, lo cuma harus percaya kalau Sam bisa jaga lo."

"Penjagaan yang kaya gimana sih, Tom? Nggak ada yang pengen nonjokin gue. Tapi gue tetap terancam. Gue bahkan nggak tahu apa salah gue, Tom. Gue nggak aman di sekolah gue sendiri."

"Hanun, lo bakal baik-baik aja. Lo bakal aman sekolah di sana."

Hanun tidak tahu lagi. Hanun benci. Kenapa hidupnya menjadi serumit ini?

Sebenarnya, Hanun ini harus bagaimana?

K I N G [Completed]Where stories live. Discover now