Kenapa?

3.4K 232 1
                                    

Hanun menangis.

Dirga dan Nadia sudah  pulang karena mengurusi semua keperluan pemakaman Diego.

Hanun masih duduk di lorong rumah sakit. Dia menangis tersedu-sedu dengan Tomy dan Ganang di sebelah kanan dan kirinya. Seluruu teman-teman Diego juga belum pulang, mereka masih menunggu Hanun. Hanun adalah Putri Tidur, dia Tuan Putri Diego. Sudah sepantasnya semua anak buah dan teman-teman Diego menjaganya.

"Kenapa Tom? Kenapa?" Hanun bertanya lirih.

Tomy memeluk Hanun. Hanun satu-satunya wanita yang Diego sayangi setelah Nadia, Tomy harus juga menyayanginya.

"Harusnya gue bisa cegah Diego buat pergi, satu menit aja."

"Lo nggak bisa salahin siapapun di sini, Han."

"Diego pernah ngomong apa ke lo? Yang terakhir kali?" Hanun menatap Tomy sendu.

Tomy menggeleng.

"Terakhir gue ketemu Diego kemarin lusa. Sebelumnya dia di rumah gue sama anak-anak. Kita atur rencana buat balas dendam. Besoknya Diego langsung eksekusi. Itu pertama kali Diego eksekusi dalam waktu yang singkat. Dia bilang Sam udah jatuhin harga dirinya di depan lo. Dan kemarin Sam babak belur. Diego kesetanan, Han. Dia lebih bringas dari Diego yang biasanya. Kemarin Diego kaya marah banget, dan dia hajar Sam habis-habisan sampai Sam nggak bisa apa-apa."

Hanun semakin menangis. Diego melakukan semuanya untuknya? Untuk apa? Kenapa? Hanun tidak pernah ingin Diego berkelahi.

Memang benar, lusa Diego tidak bersama Hanun. Tepatnya hari Rabu, sebelum akhirnya Kamis mereka bertemu.

Rabu sepulang sekolah, Diego sudah menunggu Sam di jalan yang biasa Sam lewati.

Sam yang mengendarai RX Kingnya pun berhenti ketika melihat Diego di pinggir jalan, sendirian. Sam sudah tahu jika Diego pasti menunggunya, karena ini bukan jalan yang biasa Diego lewati.

"Masih berani muncul di depan gue?" Sam tersenyum sinis.

Diego hanya menatapnya nyalang.

"Lo pengen apa lagi yang patah?"

"Bacot!"

Diego melayangkan satu pukulan keras kepada Sam, namun berhasil ditepis. Sam membalas pukulan Diego, yang juga berhasil ditepis.

Pukulan demi pukulan saling diberikan. Diego sendiri seperti kesetanan. Dia ingat tentang Hanun, tentang keselamatan Hanun di sekolahnya. Diego harus bisa mengalahkan Sam agar dia tahu bahwa Diego bukan orang sembarangan, dan ini sebuah peringatan untuk tidak mengganggu Hanun.

Diego terus membabi buta, begitu juga Sam. Sam tidak fokus karena dia terus mengingat wajah Hanun. Kenapa Sam bisa sampai kecolongan? Kenapa siswi di sekolahnya ada yang menyandang status sebagai kekasih rivalnya?

Sam terlihat sekali sedang kalut dengan pikirannya, hal ini tidak disia-siakan oleh Diego. Diego langsung menghajar Sam disetiap kesempatan sampai Sam tidak berdaya.

Pertama kalinya Sam kalah oleh Diego, dan pertama kalinya Diego bisa mengalahkan Sam.

Tomy menceritakan semua itu kepada Hanun di lorong rumah sakit, di depan teman-temannya.

"Tomy, gue nggak pernah pengen Diego berantem." Hanun masih menangis.

"Udah, Han. Jangan ditangisin terus. Kasihan Diego. Sekarang Diego nggak bakal berantem lagi." Ucap Ganang.

"Kita pulang, ya. Kita bantu bonyok Diego di rumah." Ajak Tomy lembut.

Hanun mengangguk lemah.

Hanun berjalan membelah kerumunan teman-temannya Diego bersama Tomy, dan Ganang dibelakangnya. Mereka diikuti oleh puluhan sahabat Diego yang sejak tadi menunggu.

Hanun, satu-satunya wanita yang berjalan di depan puluhan anggota geng motor itu. Tapi ini bukan saatnya untuk berbangga diri, karena Hanun berjalan dengan mereka dalam keadaan yang kacau, Hanun bahkan merasa jalan sendiri, ditemani kesedihan dan kesendirian.

K I N G [Completed]Where stories live. Discover now