Reflection Chapter VI

3.1K 340 29
                                    

Akashi P.O.V

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan?" Tanya Ayane.

"Sebenarnya... Aku ingin memberitahumu, tapi ini sangat rumit. Tapi tidak peduli apapun itu, aku akan mencintaimu selalu. Okay percaya saja padaku." Seijurou menatap Akane tepat di matanya. Ayane menganggukkan kepalanya.

Aku mengambil nafas dalam dan menenangkan diriku. Aku tidak melepaskan pandanganku padanya selagi Ayane mengambil tehnya dan meminumnya perlahan. Tangannya bergetar sedikit.

"Ayane, tentang pernikahan yang ayah rancang untukku." Ujarku.

"Yeah?" Ayane menatapku.

"Aku memutuskan bahwa aku menerima putri dari Keluarga Kuroko." Ucap ku.

Tiba-tiba ada suara benda pecah.  Aku melihat teh yang dalam genggaman ayane terjatuh di lantai dan hancur berkeping-keping.

"A-Apa... Ke-ke-kenapa..? " Dia terlihat ingin menangis.

"Ayane, tunggu, aku akan menjelaskan!" Aku mencoba untuk menjelaskan sisanya pada Ayane tapi dia tidak mau mendengar.

"Tidak! Kau sudah menjelaskan apa yang kau katakan! Kenapa?! Aku pikir kau mencintaiku! Apa aku tidak cukup!" Teriak Ayane.

"Ayane! Tunggu penje-" Perkataanku terpotong.

"Akashi." Seseorang memanggilku. Aku menoleh dan melihat Mayuzumi. Ayane juga menoleh pada Mayuzumi.

"Ada apa?" Tanyaku padanya.

"Kau punya seorang tamu." Ujar Mayuzumi.

"Tamu? Siapa?" Ujarku.

"Pergi dan lihatlah sendiri." Ujar Mayuzumi.

Aku melakukan apa yang dikatakannya dan melangkah menuju pintu. Mataku melebar saat siapa yang ada di hadapanku.

"Tetsumi?" Panggilku padanya. Dia menolehkan kepalanya padaku dan membungkukkan badannya.

"Ke-kenapa kau disini?" Tanyaku padanya.

"Seijirou, Siapa itu?" Ayane datang dari belakang. Kemudian dia berhenti dan mematung.

"Um.. Ayahmu mengirimku ke sini, beliau bilang aku akan tinggal bersama denganmu untuk lima hari." Ujar Tetsumi.

"Ayahku? Diamana dia sekarang?" Tanyaku padanya.

"Beliau sudah pergi. Beliau menyuruhku untuk mengatakan 'Semoga beruntung, nak', padamu." Ujar Tetsumi.

"Bajingan bodoh itu..." Aku mengepalkan tanganku erat.

"Hei, kau! Kau ini siapa?" Tanya Ayane.

Oh iya, aku lupa jika Ayane masih di sini.

"Ayane, dia ada-" Perkataanku terpotong.

"Diam Seijirou! Aku bertanya pada dia, bukan padamu!" Ayane terdengar marah dari suaranya. Aku merasa kesal karena caranya memotong perkataanku.

Mata Tetsumi dan Ayane bertemu. Tetsumi terlihat sedikit tidak nyaman.

"Um... Perkenalkan, namaku adalah Kuroko Tetsumi. Tunangan Akashi-kun. Aku akan tinggal di sini untuk lima hari. Senang bertemu denganmu." Tetsumi membungkukkan badannya.

"Kau adalah Tunangan Seijirou? Baiklah, Aku adalah pacar dari Seijurou. Tachibana Ayane. Tolong pergi dari sini. Seijurou bahkan tidak mencintaimu." Ayane menatap Tetsumi tajam.

"Ayane, berhenti!" Aku berteriak padanya.

Tetsumi menatap Ayane dan kemudian aku yang mencoba menenangkan Ayane.

"Aku mengerti. Kalau begitu, aku akan kembali pulang." Tetsumi terlihat terluka dan berjalan pergi.

"Tunggu, Tetsumi!" Aku mencoba mengejarnya tapi Ayane memegang salah satu tanganku.

"Jangan pergi! Aku tidak akan memaafkan mu jika kau meninggalkanku! Tetaplah bersamaku!" Ayane menangis di lenganku.

Aku merasa bersalah telah membuatnya menangis. Aku menariknya ke dalam pelukanku. Mencoba menenangkannya.

"Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku sangat mencintaimu." Ujarku padanya.

"Jika kau mencintaiku kenapa kau menerima pernikahan ini?" Tanyanya.

"Aku menerimanya karena Tetsumi dan aku memiliki nasib yang sama. Kami berdua ingin melakukan apapun yang kami mau, tidak dipaksa melakukan hal yang tidak kami inginkan. Tetsumi selalu sedih dan kesepian, dia tidak diperbolehkan pergi kemanapun. Dia hanya ingin bebas sepertiku. Itulah kenapa kami berdua memutuskan untuk berpura-pura menjadi sepasang kekasih." Akhirnya aku memberitahukannya padanya.

"Eh? Sebuah pernikahan palsu?" Ayane menatapku.

"Ya, sebuah pernikahan palsu. Kita hanya berpura-pura menjadi sepasang kekasih untuk sementara, kemudian bercerai, dan kemudian aku akan menikahimu." Ucapku padanya. Dia berhenti menangis dan tersenyum.

"Aku mengerti... Jadi ini hanya kesalahpahaman?" Ucap Ayane. Aku menganggukkan kepalaku.

Ayane menghapus airmatanya sendiri dan menoleh dimana Tetsumi berada.

"Kuroko Tetsumi ya? Aku minta maaf kare-" Ayane membalikkan badannya dan tidak melihat siapapun. Tetsumi sudah tidak ada di sana lagi.

"Tetsumi?" Aku memanggil namanya. Tapi aku tidak mendengar jawaban, dan ada badai pun datang.

"Mayuzumi, cepat siapkan mobil!" Perintahku padanya.

"Ya." Ucao Mayuzumi.

"Seijirou?" Ayane menatapku.

Aku tersenyum padanya dan mencium bibirnya. Ayane tersipu.

"Aku akan segera kembali." Ucapku padanya.

Mayuzumi dan aku duduk di depan, dia mengendarai sementara aku memperhatikan lewat jendela. Awan hitam membentuk kilatan. Aku merasa akan ada pertanda buruk.


.
.
.

T
B
C
.
.
.

Hai guys, saya ingin tanya kepada kalian, jika seandainya Reflection ini sudah selesai, apa saya masih harus menerjemahkan karya milik angelfromthesky1 yang lain? 

Silakan berkomentar, ya.

ReflectionWhere stories live. Discover now