Prolog

34.1K 1.6K 71
                                    

P R O L O G

Aku tengah duduk gelisah. Bersama dia yang sudah kuperhatikan sejak lama. Impian setiap malam kini menjadi kenyataan.

Aku menjadi istrinya.

Di dalam mobil yang akan mengantarkan kami pada rumah baru, aku hanya bisa terdiam sembari menatap jendela. Merasakan bagaimana debaran jantung tak ingin kembali normal.

Dia duduk di sampingku. Berjarak dua jengkal. Sedang menilik kemacetan melalui jendela mobil. Terlihat santai. Bahkan saat ijab qabul sekalipun. Ah, memang begitu dirinya.

Mobil mulai melambat. Memasuki area rumah bercat putih gading. Terdiri atas tiga lantai. Di lantai dua dan tiga terdapat balkon di depan pintu besar. Taman di depan rumah begitu asri. Diisi bunga berwarna-warni dan tanaman rapi berwarna hijau.

Dia terlihat buru-buru memasuki rumah. Hingga tak sempat menungguku meski sejenak. Tak apa. Karena memilikinya adalah kebahagiaan terbesar.

Sepertinya sudah ada banyak orang di sini.

Mungkin kejutan lagi dari lelaki yang sudah menjadi suamiku itu? Ah, si muka datar ternyata romantis juga. Aku terkekeh pelan.

Namun, tubuh ini terpaku di ambang pintu. Saat melihat dia tengah duduk bersama seorang wanita yang mengenakan batik putih cantik. Hampir sama sepertiku. Mereka duduk, di hadapan penghulu. Siap melakukan akad.

Terkejut. Kaku. Tidak bisa bicara.

Aku hanya terdiam di ambang pintu. Dengan dada yang terasa nyeri. Kecewa.

Lalu, semuanya selesai.

Suamiku ... menikahi wanita lain, tiga jam setelah menikahiku. Dia menikahi kekasihnya.

Ternyata benar. Dia tidak akan pernah mencintaiku.

🎬🎬🎬

Trailer :

Revisi
Matako, 14 Mei 2019
Es_Pucil

Wanita Cadangan ✓Where stories live. Discover now