14. Pernikahan

19.2K 1.8K 137
                                    

Gua menatap pantulan diri gua sendiri di cermin besar, waktu berjalan begitu cepat tanpa gua sadari, satu bulan telah berlalu dan sekarang gua sudah memakai gaun indah dan makeup diwajah gua.

Cklk!

Pintu kamar gua terbukan, terlihat dari pantulan cermin seseorang yang sudah melahirkan dan membersarkan gua, dia tersenyum menatap gua.

"Kamu sudah siap? Mobil jemputan sudah datang loh"

Perlahan mama berjalan ke arah gua dan memegang kedua pundak gua, kita sama sama menatap ke arah cermin.

"Kamu cantik banget, pasti taeyong suka liatnya"

Gua menatap diri gua sendiri lagi

"Mah, yoona gugup"

"itu wajar, mama dulu sama kayak kamu"

Siapa yang enggak gugup, sekarang hari dimana gua bakalan resmi jadi milik orang lain. Mungkin bagi semua orang pernikahan momen istimewa bagi mereka yang saling mencintai, tapi bagi gua? Bahkan gua sendiri belum tau perasaan gua ke taeyong bagaimana.

"Udah jangan terus dipikirin, ayo turun, kasian supirnya nunggu lama"

Gua menganggukan kepala dan mulai berdiri, dengan hati hati gua menyesuaikan diri dengan gaun dan heels gua supaya gua nggak jatuh.

Gua mulai memasuki mobil di bagian kursi penumpang, enggak lama mobil mulai berjalan, untuk sedikit menghilangkan rasa gugup gua, gua lebih memilih memainkan hp gua pada waktu perjalanan. Banyak notif masuk dari geng taeyong dan 2 sahabat gua yang mengucapkan selamat hari pernikahan ke gua, disekolah gua hanya mereka aja yang tau kalau gua nikah sama taeyong.

Nggak lama gua sudah sampai di greja tempat pernikahan gua berlangsung, gua membuka pintu mobil dan perlahan mulai turun.

Disini gua gugup bukan main, gua mulai berjalan menaiki tangga, sekarang gua sudah ada di depan pintu besar gereja, gua terdiam sejenak sebelum akhirnya papa datang menghampiri gua.

"Sudah siap?" Papa menatap gua dengan senyum manisnya. Pasti gua bakalan kangen sama senyuman papa

Gua tersenyum dan mengangguk pasrah, perlahan pintu besar gereja itu terbuka, gua menarik nafas dalam dalam dan dengan perlahan gua mengeluarkannya.

Gua berjalan di atas karpet merah dan di dampingin oleh papa yang berada di samping gua, ketika gua memasuki gereja gua menjadi pusat perhatian bagi seluruh tamu yang hadir disana.

Taeyong melemparkan senyum ketika gua sudah berada di sampingnya, kita berdua saling berhadapan, disini kita berdua mulai mengucapkan janji suci pernikahan lalu berdoa sebelum akhirnya pendeta menyuruh kita berdua untuk berciuman di depan para tamu yang hadir.

Sorakan dan tepuk tangan terdengar ketika kita berdua saling memakaikan cincin di jari manis masing masing, tanpa gua sadari ternyata gua ikutan tersenyum juga.

_____

Acara berlangsung lama hingga hampir tengah malam, gua duduk di sofa bersebelahan dengan taeyong, tamu tamu sudah banyak yang pulang, jadi gua bisa sedikit santai.

Dari tadi gua diem dieman sama taeyong, gua mau bicara tapi kayak enggak enak gitu karena kejadian sebulan yang lalu dimana gua ketemu sama sahabat gua, seterusnya sampai sekarang taeyong cuek banget, dia tambah galak juga jadi gua takut aja gitu, mau minta maaf tapi nyali gua nggak ada.

Gua ngelirik taeyong yang lagi sibuk sama hpnya "kak taeyong" gua mulai manggil tapi dia nggak noleh

"Kakak" panggil gua sekali lagi, sebenarnya sekarang gua sudah terbiasa manggil dia pakai sebutan 'kakak'

Ketua OSIS ||Lee Taeyong ✔️Where stories live. Discover now