Alirattar - 19

Mulai dari awal
                                    

Attar :
Bsk ikut ke bogor ya
G terima  penolakan
Ajakin safin
thx

Sedetik setelah pesan itu terkirim, Attar mendapat balasan dari Alira.

Alira :
Astaga kak, gak ada basa-basi dulu?
hm.. kayanya aku bisa besok deh.
aku tanya safin ya

Mata Attar cepat membaca pesan dari Alira. Ia kembali mengetik balasan.

Attar :
bsk gue jemput sekitaran jam 8

Alira :
oke kak.

Attar:
jangan lupa makan
lo kurus banget

Alira :
siap kak!

Diam-diam Dema mengintip chat Attar dan Alira dari samping. Ingin sekali ia merutuki apa yang Attar tulis didalam obrolan tersebut. Tapi , Dema ya Dema, semua hal harus bisa ia lakukan termasuk marah pada Attar walau kata orang Attar itu cowok terkejam yang pernah ada.

"Goblok lo sampe ke tulang, Tar. Sumpah!" Dema berteriak tepat didepan telinga Attar, membuat cowok itu langsung menjauh.

"Apaan sih?" tanya Attar sambil menatap sinis Dema.

Dema menyeret bangku ke samping Attar agar lebih dekat, "lo, gak punya sedikit kata-kata kayak sapa-menyapa, gitu?" tanya Dema.

"Gak."

"Gue tahu kok tar, kalau lo suka sama Alira." ucap Dema namun suaranya agak dikecilkan agar kedua temannya tak dapat mendengar. Bisa histeris jika mereka tahu. Apa lagi Retno.

"Sok tau lo!"

Dema menaikkan alis matanya, "yakin?" ejek Dema.

Attar tak menjawab, dilain sisi perkataan Dema memang ada benarnya. Tak bisa ia sembunyikan bahwa sekarang ia jatuh hati pada gadis mungil dan lucu itu. "Ya---, mungkin." jawab Attar.

"Kalau lo beneran suka, harusnya lo tahu dong misi seorang cowok kalau lagi suka sama orang."

"Apa?"

"M O D U S..HH" ucap Dema yang mengakhiri ucapannya dengan mengembuskan udara keras dengan mulutnya.

"Dengar ya, gue itu gak kaya lo."

"Kita sama kok, berbatang. Gue suka cewek, lo suka cewek. Tell me dimana perbedaan kita?"

Attar tak menjawab Dema, biarkanlah cowok itu sesuka hatinya berkata. Jika dijawab, maka Dema-pun juga akan semakin semangat untuk memberitahu misi rahasia 'jorok' nya tentang modus-in cewek.

"Tapi, gue khawatir." ucap Attar.

"Kenapa?" tanya Dema.

"Kemarin Mega datang kerumah gue."

"Lah, ngapain tuh, cewek?"

"Entah, gue juga gak tahu. Tapi, gue kecplosan bilang kalau gue suka sama Alira ke dia."

Dema berdecak kemudian berbicara, "kenapa khawatir? Justru bagus, loh!"

"Gue takut, semakin gue jujur ke Mega. Mega bakalan lebih ganas melakukan hal buruk ke Alira."

"Tar, tenang lo gak sendiri. Ada kita kok, walau kadang kita ya, agak sedikit bodoh tapi kita bakal jagain Alira semampu yang kita bisa," Dema terdiam sejenak lalu kembali berbicara, "apa perlu gue kerahkan anak-anak gengster kita untuk jagain Alira?" tanya Dema.

"Gengster apaan?"

"Gengster yang baru gue bentuk lima detik yang lalu," Dema menyengir.

"Gue patahin juga behel lo!"

Dema menutup rapat-rapat mulutnya, lalu ia mengambil ponselnya dan menekan sesuatu diatas sana. Dema juga mendekatkan ponselnya pada telinga, "kenal Alira? Gue mau, semua teman-teman lo awasin Alira. Iye..iye..gue traktir minum es deh lo anying!..

Tapi jangan sampai ketahuan sama orangnya, awas aja lo sampe ketahuan.. oke." Dema menutup ponselnya.

"Masalah clear bosque."

Attar tersenyum, "gak salah gue temanan sama lo dari lama." ucap Attar lalu berusaha merengkuh sahabatnya itu. Namun Dema mengelak, "gak suka sama yang berbatang."

"Najis."

Tiba-tiba ponsel Attar bergetar menandakan sesuatu notifikasi masuk.

Alira :
kak kata Safin dia bisa hehe

Attar :
Safin dijemput Dema.

Begitu seterusnya, sampai larut malam Attar dan Alira mengobrol bersama. Membahas masalah sekolah, guru-guru disekolah sampai kepribadian mereka yang jauh beda. Attar juga bercerita pada Alira sedikit tentang masalah keluarganya, mungkin hanya pada Alira Attar dapat jujur sepuasnya walau tidak semua. Masih ada beberapa hal yang Attar harus sembunyikan dari gadis itu.

•••••
hehehehehehehe maaf lama up❤️😭

Alira untuk AttarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang