Chapter 28

932 162 101
                                    

"Yaudah gue balik. Lo tidur berdua juga gapapa."

Valerie membuka matanya lebar ketika Calum dengan enaknya merendahkan dirinya seakan-akan, ia wanita yang memang seringㅡ

Melontarkan katanya saja pun, Valerie tak sanggup.

"Kamu pulang aja, Val. Dia nggak suka kamu nginep disini."

Masih dengan raut wajah kecewanya, Valerie menatap mata Luke dalam. "Kamu sayang Cheryl, Luke?" tanyanya pelan dengan mata berkaca-kaca.

Tak bisa dibohongi, perasaan Valerie masih sama seperti dulu. Sama persis, tak ada yang berubah sedikitpun. Bahkan, mungkin sewaktu berhubungan bersama Calum, yang ada di bayangan Valerie hanya Luke.

Luke yang mendapat pertanyaan seperti itu lantas menunduk. "Kamu istirahat aja, sana."

Valerie mengangguk-anggukan kepalanya. "Aku tau jawabannya. Yaudah, jaga Cheryl untuk aku, ya. Aku mohon." ucapnya.

Setelah itu, Valerie berbalik badan untuk mengekor Calum. Namun, belum sempat selangkah, lengannya ditarik sehingga ia berbalik badan.

Cup

Satu kecupan lembut dari bibir Luke. "Maaf." bisik Luke disela-sela ciuman mereka. Bibir ranumnya beradu dengan bibir Luke. Their first kiss.

"Kamu jaga diri baik-baik. Jaga kesehatan biar aku bisa liat anak kamu yang ganteng dan cantik nanti."

Valerie mengangguk dan berbalik badan lagi langsung mengikuti Calum. Tak kuasa menahan rindunya ketika berhadapan dengan Luke. Ia takut salah langkah.

Calum berjalan cepat didepannya yang membuat Valerie kesulitan mensejajarkan langkahnya. Setelah mobil sudah tidak terkunci, Valerie masuk ke kursi penumpang depan. Calum tampak mengernyit.

Hingga setengah perjalanan, Calum saling salip dan kebut-kebutan. Speedometer nyaris di angka 100. Valerie pun tiada hentinya merapalkan doa di dalam hati dan berpegangan pada jok mobil.

"CㅡCalum, bahaya. Jangan ngebut-ngabut."

"Gue nggak jadi tidur disana, Cal. Please stop. Gue takut."

"Lo kenapa, sih? Lo kayak gini cuma cemburu, Calum. Lo cemburu, kan?"

Berhasil. Kalimat yang Valerie lontarkan sebagai pancingan tadi berhasil membuat Calum melambatkan laju mobilnya dan menepikan mobilnya di pinggir jalan. Valerie bernapas lega walaupun kedua tangannya masih bergetar hebat.

"Cemburu? Cuma nginep? Asal lo tau, gue sama Shadia pun udah lebih dari yang gue lakuin ke lo. Jadi, nggak usah geer."

Dada Valerie merasa sesak detik itu juga. Diinjak-injak harga dirinya bukan menjadi tujuan ia menikah.

Dalam batinnya, ia terus bertanya-tanya. Kenapa sifat Calum selalu berubah menjadi mengerikan dan kata-katanya menyayat hati setelah mereka berhubungan?

"Tapi kenapa lo marah? Bukannya harusnya gue yang marah? Kata-kata lo tadi itu ngerendahin gue, Cal."

Calum mendecih. "Bukannya lo sendiri yang bikin diri lo serendah itu? Kissing di tempat umum dengan keadaan lo lagi hamil gini, punya otak, nggak, lo?"

Valerie berusaha menetralkan jantungnya yang berdegup kencang. Seperti ketahuan selingkuh.

"Udah nggak tahan, apa gimana?"

Tak lama kemudian, Calum menjalankan mobilnya seraya berbicara, "kalo anak lo udah lahir, ajak gue tes DNA." ucapnya cuek yang tidak tahu efeknya sebegitu buruk di Valerie.

unintended ✖️ 5sosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang