Chapter 11

919 154 83
                                    

Author's POV

"Happy anniversary, Cal."

Suara yang sangat Calum kenali terdengar ketika ia menggeser tombol hijau di ponselnya.

"Ah, ya. Maaf aku lupa tanggal berapa hari ini," kekeh Calum tidak ingin disalahkan. Padahal, Calum benar-benar tidak ingat jika hari ini adalah hari jadi mereka berdua.

"Gapapa, aku ngerti. Oh ya, kamu lembur hari ini?"

"Di kantor cuma sampe jam delapan aja, Di. Kenapa?"

"Nggak, sih. Aku tadinya mau ngajak ke rumah Mama. Sekalian mau ngasih mainan untuk Aqilla."

"Yaudah, aku usahain pulang agak soreㅡ"

"Jangan maksain, lain kali aja biar waktunya lama. Kalo nggak, aku ke kantor kamu aja, boleh?"

"Kalo aku bilang nggak boleh pun, kamu tetep dateng, kan?"

Ada kekehan kecil ketika Calum berbicara seperti itu. "Kamu kalo udah di depan laptop, suka lupa waktu sama makan terus besoknya sakit. Aku nggak suka, Cal."

"Nggak usah geer aku bilang gitu. Lagian kalo kamu lupa makan terus sakit, aku yang keteteran ngerjain tugas kantor kamu sama jagain kamu. Kamu tau, nggak, kamu kalo lagi sakit ngeselin?"

"Daripada kamu, sakit nggak sakit tetep ngeselin. Udah, deh, cepet kesini."

"Iya sebentar. Aku ganti baju dulu."

"Sama siapa kesini? Jangan bawa mobil, ya. Aku anter aja nanti."

"Yaudah, aku naik ojek aja. One four three, Cal."

"One four three too, Shadia."

Panggilan berakhir ketika Shadia menutup telefonnya. Selalu seperti itu. Calum menyuruh Shadia mematikan telfonnya lebih awal.

〰〰

Jam dinding sudah menunjukkan hampir pukul delapan malam dan jari Calum masih menari di atas papan ketik laptopnya dengan Shadia yang tertidur menempel di bahunya.

Sedikit pegal, tapi Calum suka.

Berniat untuk meregangkan otot-otot lengannya akibat mengetik dua jam non-stop, tibatiba Shadia bergerak dari bahu Calum.

"Kamu masih lama?" Tanya Shadia seraya mengucek matanya. Calum mengerdikkan bahu, "Kamu nggak pegel, Di, tidur nya duduk kayak gini?"

"Nggak, kok," balas Shadia. "Mau teh?" Lanjutnya.

Calum menggeleng. "Sebentar lagi aku selesai. Kamu capek, ya? Apa laper? Mau pesen makan apa di kantin?"

Shadia memutarkan bola matanya sebentar. Calum yang melihat Shadia memutarkan bola matanya mengernyit. "Kenapa, sih, Di? Aku ada salah? Daritadi diem aja," ujar Calum seraya membuang mukanya dari Shadia.

"Gapapa, Calum."

Shadia semakin jengkel ketika Calum mengangkat gagang telefon kantor dan mengetikkan sesuatu.

unintended ✖️ 5sosWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu