"Kak taeyong, puas lo?!!"

"Yang lebih lembut lagi dong"

Gua sedikit memutar bola mata lalu tersenyum "Kak taeyong" kata gua yang berusaha selembut mungkin

"Kenapa?"

"Gua mau pulang, buruan gua capek" ketus gua, gua hendak jalan duluan tapi tangan gua ditahan sama taeyong.

"Yoon, mau pergi nonton bareng enggak"

Nonton? Jujur gua capek gara gara ulah pak siwon tadi. Gua mau buka mulut, rencananya mau nolak ajakannya tapi..

"Enggak ada penolakan" ya gitu dia tau gua bakalan nolak, belum sempat gua bicara dia udah maksa duluan

Gua mutar bola mata gua males "yaudah buruan pulang" pada akhirnya gua selalu ngalah, kalau gua nolak pasti makin panjang ceritanya, capek gua adu mulut sama taeyong, enggak ada ujungnya.

_____

Kita berdua mulai memasuki bioskop, gua pikir bioskopnya bakalan sepi tapi nyatanya enggak, ini ramai banget

"Mau nonton film apa?" Tanya taeyong ke gua.

Sejujurnya gua pangen banget nonton kartun gitu tapi sayangnya lagi coming soon semua, jadi bingung mau pilih film yang mana.

"Terserah lo aja, kecuali film horor"

"Lo takut ya?"

"Kalau iya kenapa!"

"Gua jadi inget kejadian kemaren" seperti biasa taeyong selalu bisa buat gua kesel kapan pun dan dimana pun

"Yong!"

"Et.. ingat pakai KAK" kata dia sambil menekan kata 'kak'

"Ck. Iya iya"

"Lo duduk aja dulu disana, gua pesan tiketnya" taeyong nunjuk bangku sofa yang ada dipojok, gua cuma meng'iya'kan dan langsung pergi.

Enggak lama taeyong akhirnya datang dan ditangannya ada 1 popcorn dan 2 minuman.

"Tunggu 20 menit lagi" taeyong mendudukan dirinya di depan gua.

"Film apa?" Tanya gua

"Titanic"

"Hah? Itu film romantis kan?"

Dia menganggukan kepalanya menjawab pertanyaan gua

"Kenapa lo pilih film romantis?" Tanya gua yang kepo.

"Kalau gua ajak nonton film action takutnya lo bosen, kasian uang gua"

"Lo enggak bakalan cari kesempataan buat modus kan?"

"Lo kenapa selalu negatif thinking ke gua sih?"

"Siapa tahu" kata gua sambil menaik bahu gua, enggak salah kan? Banyak cowok diluar sana yang kayak gitu, kalau enggak film romantis dijadiin sasaran buat modus pasti film horor.

Enggak lama ada pemberitahuan kalau pintu teater yang kita pesan sudah terbuka, gua sama taeyong langsung pergi untuk masuk kedalam.

Gua sama taeyong mulai menaiki tangga bioskop untuk mencari tempat duduk, gua lihat di tiketnya ternyata tempat duduk gua ada di G1 dan G2.

"Kenapa duduknya dibelakang?" Tanya gua, gua bingung aja kenapa taeyong pilih tempat duduk yang dibelakang

"Kalau terlalu depan leher gua sakit, lagian dibelakang lebih keliatan jelas"

"Kenapa enggak di E?" Tanya gua. Biasanya kalau gua nonton bioskop pasti selalu pilih duduk di bangku E, kalau kosong.

"Penuh. Udah buruan keburu mulai filmnya, gua duduk di G2 lo di G1"

Gua hanya mengangguk doang terus gua mulai duduk, gua dapet tempat duduk di pojok gituh.

Setelah banyak iklan yang muncul didalam screen, akhirnya filmnya sudah mulai, gua mencari posisi nyaman supaya enak nontonnya.

Entah kenapa dibagian jack dan rose ciuman pikiran gua langsung beralih ke taeyong, tanpa sadar gua memegang bibir gua sendiri, jujur aja sebelum first kiss gua di ambil kalau gua nonton romantis perasaan gua biasa saja, tapi sekarang kenapa jantung gua berdegup kencang?

Gua ngerasa ada benda dingin yang menyentuh kulit tangan gua, refleks gua noleh dan ternyata tangan gua lagi di genggam sama taeyong. Gua langsung ngelirik taeyong.

"Tangan lo hangat, gua kedinginan. Sebentar aja" kata taeyong.

Tangan taeyong memang bener bener dingin, gua hanya mengangguk pelan membiarkan tangan gua sama tangan taeyong saling bersentuhan.

Gua kembali fokus lagi menonton filmnya. Gatau kenapa umur gua sebenarnya sudah cukup untuk menonton film kayak ini. Tapi gua ngerasa kayak aneh gitu, mungkin gua terlalu banyak nonton kartun, jadinya kalau gua ngeliat adegan dewasa otak gua masih belum terima.

"Yoon"

Taeyong manggil gua, gua menoleh dan gua menyadari sesuatu. Ternyata deretan bangku G sampe pojok itu kosong semua sedangkan deretan bangku di depan penuh. Kenapa gua baru sadar?

"Yoon" taeyong memanggil gua sekali lagi sehingga pandangan gua fokus ke dia sekarang.

"Ya? Kenapa?"

Taeyong hanya diam, dia bener bener fokus natap mata gua. Perlahan tangan dinginnya bergerak menyentuh pipi gua.

"Kak—"

"Shht..." jari telunjuk taeyong menyentuh bibir gua memberi kode agar gua tetap diam.

Taeyong melanjutkan aksinya, dia memajukan badannya sehingga wajahnya dekat dengan wajah gua.

Gua membulatkan mata sempurna ketika benda kenyal milik taeyong mendarat sempurna di bibir gua, jantung gua berdegup kencang dan pikiran gua tiba tiba kosong.

Ciuman itu berlangsung cukup lama hingga pada akhirnya gua memukul pelan dada taeyong memberi kode agar dia berhenti. Dia melepaskan ciumannya dan gua langsung mencoba menghirup banyak oksigen.

Nafas gua masih naik turun, udara teater yang bagi banyak orang dingin banget tapi bagi gua sekarang terasa panas karena ulah taeyong tadi.

Gua menundukan kepala berusaha menyembunyikan rasa malu gua.

Taeyong sama aja, gua pikir dia beneran serius nggak lagi cari kesempatan untuk modus kayak cowok lain, tapi nyatanya taeyong nggak ada bedanya. Sialan.

Ketua OSIS ||Lee Taeyong ✔️Where stories live. Discover now