Extra Chapter (1)

3.8K 292 17
                                    

Tidak lagi peduli dengan make-up dan busana bekas photoshoot tadi yang masih terpasang lengkap di badannya, Taeyong langsung saja bergegas melajukan mobil menuju apartemennya. Pria itu bahkan meninggalkan manajer-hyungnya yang masih sibuk mengobrol dengan salah satu staf perusahaan yang menjadikan dirinya sebagai brand ambassador untuk produk mereka itu. Yang ia inginkan hanyalah pulang sesegera mungkin dan menemui Jisoo karena rupanya istrinya itu telah lebih dulu sampai di apartemen setelah selesai dengan jadwalnya bersama Blackpink.

Sebenarnya jika saja Janseen ada bersama Jisoo, Taeyong mungkin tidak akan sekhawatir ini pada Jisoo, tapi putra pertamanya itu sekarang tengah menginap di kediaman kakeknya—lebih tepatnya ayah kandung Taeyong—jadinya Jisoo sendirian di rumah makanya Taeyong cemas, apalagi istrinya itu sedang berbadan dua, jadi makin tak tega dia meninggalkan istrinya berlama-lama.

Ceklek...

Tidak tunggu lama, Taeyong langsung meraih gagang pintu apartemennya, membukanya dan lantas masuk lebih dalam untuk mencari keberadaan sang istri.

"Jisoo-ya? Kau dimana? Aku sudah pulang." sambil mengucapkan kalimat tersebut, Taeyong terus berjalan. Langkahnya kemudian berhenti begitu mendapati sosok Jisoo yang tengah terlelap damai di sofa ruang tamu.

Taeyong menggelengkan kepala melihat posisi tidur Jisoo yang nampak tidak nyaman itu. Bagaimana tidak? Wanita yang beberapa hari lalu telah genap berusia tiga puluh tahun itu tidur dengan posisi leher di atas tangan sofa dan kaki yang merosot ke lantai, bahkan ia tak memakai selimut sama sekali padahal ia sedang mengenakan dress lengan pendek yang hanya sampai selutut saja.

"Ya, bagaimana kau bisa tidur dengan posisi seperti ini.." gumam Taeyong seraya menggendong tubuh Jisoo, hendak memindahkannya ke kamar, tapi tiba-tiba saja wanita itu terbangun.

"Uh, Taeyong, kau sudah pulang?" tanya Jisoo sambil mengucek-ucek matanya pelan, menatap sayu pada Taeyong. "Ya.. kenapa ini? Mengapa rasanya tubuhku jadi ringan?"

Taeyong terkekeh mendengar lanturan Jisoo. "Ya.. kau ringan darimana nya? Asal kau tahu, kau sangat berat sekarang. Badanmu terasa ringan begini karena aku sedang menggendongmu."

Mendengar kata 'berat' keluar dari mulut Taeyong, Jisoo lantas tersadar dan langsung mencubit sebal bibir suaminya itu. "Ya, aku begini karena sedang hamil anakmu, Tuan Lee."

Bukannya meringis karena mendapat cubitan dari Jisoo, Taeyong malah terkekeh. "Iya, iya, karena kau sudah mau mengandung anakku, aku akan memasakkanmu sesuatu, ada yang ingin kau makan?"

Jisoo nampak berpikir. "Hmm.. tidak macam-macam sih.. aku hanya ingin sekali makan ice cream yang berada di seberang jalan dari apartemen ini, katanya mereka sedang mempromosikan varian rasa baru. Ah, pasti akan sangat senang sekali jika aku bisa memakannya.. bagaimana?"

"Ice cream? Tapi ini sudah malam, Jisoo-ya. Makan yang dingin malam-malam begini tidak baik, apalagi musim dingin belum benar-benar selesai sampai sekarang."

Jisoo mengerucutkan bibirnya mendengar jawaban Taeyong. "Ish, kau tidak adil! Waktu kau mengidam, aku rela membuatkanmu makanannya yang aku sendiri tidak tahu dan sekarang saat aku yang mengidam kau malah tidak mau memenuhinya."

"Bukan begitu, Jisoo, aku hanya tidak ingin kau kena pilek kalau makan ice cream malam-malam begini," kekeuh Taeyong.

"Kumohon, Taeyong-appa, ini keinginan bayi kita, apa appa mau melihat anak keduamu ini jadi tukang mengiler saat lahir nanti, huh?" Jisoo juga tak mau kalah, ia mencoba memasang ekspresi memelas yang lucu untuk membujuk sang suami.

We Got Babyحيث تعيش القصص. اكتشف الآن