26

1.3K 33 3
                                    

"Reynanddddd" teriak Devva dari sebrang lapangan. Reynand dan teman-temannya sedang duduk dipinggir lapangan karena mereka habis bermain futsal.

"Apa?" Tanya Reynand berteriak.

"Samperin dulu sana" Perintah Reza kepada Rey.

"Males ah, yang butuh kan dia, suruh aja dia kesini" Rey ngegerutu.
Devva yang merasa diacuhkan akhirnya menyebrang lapangan yang sekarang digunakan untuk bermain basket. 


*DUG

"Aww" teriakan Devva terdengar oleh Reynand.  Kepala Devva terkena bola basket, bola itu membuat kepalanya pusing lalu terjatuh. Rey yang melihat Devva terjatuh langsung menghampiri dan segera menggendongnya menuju uks. Devva pun diobati oleh penjaga uks, Reynand duduk disebelah ranjang.

Devva pun tersadar. "Aww" ucap Devva lirih memegang kepalanya. 

Rey menyerngitkan dahinya. "Kenal gue ga?" Tanya Reynand dengan wajah polosnya.

"Hah?" Tanya Devva heran.

"Lo kenal gue ga? Nama gue Reynand" Ucap Rey.

"Apa sih anjir, gue udah taauuu" teriak Devva lalu menoyor kepala Rey.

"Lo ga lupa ingatan kan?" Tanya Rey.

"Kagaaakk, lo Reynand kan yang ngeselin itu, gara-gara gue manggil lo, lo ga denger, lalu gue nyamperin, terus kena bola, terus pingsan" ucap Devva. "Lo budek apa gimanaa?!?!" Lanjutnya.

"Gue denger." ucap Rey.

"Terus?!?" Tanya Devva.

"Terus ya nabrak lah." ledek Rey.

"Ihhh lo tuh ngeselinnn." Devva mencubit tangan Rey.

"Aaaa sakit, lo lagi begini aja masih nyiksa gue." Keluh Rey.

"Ya lo ngeselin. Gue manggil bukannya nyaut"

"Gue males, yang butuh kan lo." ucap Reynand menaikkan satu alisnya. Reynand mengambil nasi yang berada diatas meja lalu memberikannya ke Devva.

"Apaan ini?" Tanya Devva yang kebingungan.

"Nasi buat lo makan, ada ayamnya juga kok itu." Jelas Rey kembali duduk.

"Lo tau aja gue laper muehehehe." Devva tersenyum. Ia mencoba bangun dan duduk. "Aww, pusing sekali kepala gue." Ia memegang kepalanya.

"Yaudah senderan aja disini," Rey menaruh bantal sebagai senderan. "Jangan duduk tegak, tar kepala lo pusing, kan repot kalo nanti muntah." Ledek Rey. Reynand terbangun dan mengambil teh manis hangat. "Kok masih belum makan?" Tanya Rey saat melihat nasi masih berada di meja.

"Kalo gue gerak, kepala gua pusing tau, terus nanti muntah, lo mau ngepelin?" Tanya Devva yang masih memegang kepalanya.

"Ogah" celetuk Rey kembali duduk sembari meminum teh. "Terus?"

"Terus apa?" Tanya Devva sekilas melihat Rey yang sedang meminum teh. "Jangan bilang yang lo minum itu teh gue?" Devva menyerngitkan dahinya.

Rey hanya mengangguk, "enak juga tehnya." Rey menaruh sisa tehnya di atas meja. Ia mengambil sendok dan nasi. "Sini gue suapin, manja banget sih kaya bayi. Kalo mau disuapin tuh bilang gak usah nunggu gue peka, tapi ya beruntung sih karna gua emang peka." Rey menggerutu yang membuat Devva menepuk dahi Rey. Rey mengambil satu sendok nasi, lalu ia masukan kedalam mulutnya. "Nasi gorengnya enak juga" Ucap Rey sambil mengunyah.

"Kok jadi lo yang makan? Kan yang laper gue." Devva mencubit lengan Rey yang masih sedang mengambil nasi. 

"Ssttt, jangan berisik" Rey menyodorkan nasi "aaaaa" Rey membuka mulutnya untuk memberi perintah ke Devva. "Enak kan?"

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang