14

1.3K 39 0
                                    

"Reyy." Teriak Zidan di koridor memanggil Rey yang sedang berjalan di depannya.

"Gue lagi gak pengen ribut." Ucap Rey teriak tanpa menoleh. Zidan lari mengejar Rey lalu menarik kerah baju Rey.

"Lo tadi malem jalan sama Devva?." Tanya nya berteriak di depan muka Rey. Rey menaikkan satu alisnya.

"Kok diem? Kalo diem berarti jawabannya iya." Teriak Zidan.

"Kalo iya kenapa? Hah?" Ucap Rey mendongakkan kepalanya.

"Lo emang gak bisa didiemin." Zidan melayangkan tinjunya ke wajah Rey dan tepat mengenai pipinya. Kali ini Rey tidak membalas, ia berhasil memancing emosi Zidan. Teman-teman Zidan dan Rey datang saat mendengar Rey dan Zidan berantem. Bahkan semua murid mengerubungi mereka. Saat itu Mika sedang berjalan di koridor, ia heran kenapa masih pagi sudah ramai. Mika mempercepat langkahnya.

"Ada apa nih?." Tanya Mika.

"Zidan sama Rey berantem." Ucap salah satu dari mereka. Mika langsung menghampiri Rey dengan ikut masuk kedalam kumpulan orang-orang yang sedang menonton. Benar saja, terlihat Zidan sedang memukul Rey. Mika menarik Rey agar tidak dipukul lagi oleh Zidan.

"Gapapa Mik, biarin aja dia mukulin gue sampe dia puas." Ucap Rey kepada Mika.

"Kenapa Lo diem aja Rey." Tanya Mika yang bingung kenapa Rey tidak membalas pukulan Zidan.
Devva ikut memisahkan Rey dan Zidan. Saat ingin menarik Zidan, tubuh Devva didorong dengan keras sama Zidan karena marah. Devva terjatuh diantara murid yang sedang menonton. Rey terkejut saat melihat Devva terjatuh. Ia hanya ingin Zidan marah karena Rey sudah meledeknya bukan karena Devva.

"Ternyata lo kemakan api cemburu Zid, hahah. Gue gak ngajak jalan Devva," ucap Rey menunjuk Devva.

"Gue anter dia pulang, salah? Lo kemana kemaren?" Tunjuk Rey tepat di depan wajah Zidan.
Zidan semakin kesal, ia memukul Rey, tetapi kali ini Rey membalas pukulannya. Rey memukul dengan sangat keras tepat diperut Zidan. Sekali pukulan Zidan langsung terjatuh. Mika mengajak Rey untuk ke UKS, sebelum pergi Rey berkata "Lo kesel sama gue karna gua nganter Devva apa karna lo kalah futsal?" Tanya Rey lalu meninggalkan Zidan yang masih memegangi perutnya.

Mika membawa Rey ke UKS. Bibir Rey berdarah, beberapa bagian wajahnya lebam karena pukulan Zidan. Baila ikut masuk kedalam UKS, Rey terkejut melihat kedatangan Baila.

"Ada obat merah?" Tanya Baila kepada penjaga UKS.

"Ada, bentar saya carikan." Jawabnya lalu mencari obat tersebut.
Baila menghampiri Rey yang sedang duduk. Mika menggeser duduknya lalu Baila duduk disebelah Rey.

"Coba sini gue liat" ucap Baila. Rey masih tertunduk. Baila memegang dagu Rey agar Rey melihatnya.

"Rey, udah gue bilang jangan berantem sama Zidan. Dia itu bisa berbuat sesuka dia." Ucap Baila saat melihat wajah Rey.

"Nih obatnya." Ucap Mika memberikannya kepada Baila lalu keluar UKS untuk menemui Salsa.

"Sini biar gue obatin." Baila mengoleskan obat di luka Rey.

"Aaw, sakit." Rey memegang tangan Baila agar menjauh dari wajahnya.

"Bentar lagi Rey, biar cepat sembuh." Baila melepaskan tangan Rey lalu kembali mengoleskan obat. Jarak wajah Rey dan Baila sangat dekat. Rey memandangi wajah Baila. Ia teringat sosok Bella yang pernah menyakitinya.

"Selesai. Gak sakit kan?." Tanya Baila memberi senyuman kepada Rey.

"Makasih Bai." Ucap Rey lalu meninggalkan Baila di dalam UKS. Di luar UKS terlihat Zidan, Salsa, Devva yang sedang duduk. Salsa terlihat memegang pundak Devva yang tertunduk.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang