21

1K 36 0
                                    

"Kita mau kemana?." Devva buka suara.

"Kerumah sakit." Jawab Rey masih fokus mengendarai motornya.

"Gue kan gak sakit." Ucap Devva membuat Rey tertawa.

"Siapa juga yang bilang lo sakit, bloon hahahaha. Adiknya Salsa ketabrak motor dan sekarang di rumah sakit." Jelas Rey.

"Hah? Serius? Kok lo gak cerita sih." Devva memukul badan Rey.

"Lo gue tanya mau kemana aja kaya orang lupa ingatan, cuma geleng-geleng, ngangguk." Ucap Rey meledek Devva.

"Jangan cerita ke Salsa masalah tadi ya, gue tau lo pasti liat." Ucap Devva, Rey mengangguk mengerti.

"Iya gue liat, makanya gue gak jadi pulang. Kenapa si lo ngerepotin gue terus. Kemaren pingsan, bikin malu tau gak?" Ledek Rey.

"Lo merasa gue repotin? Yaudah turunin gue disini. Biar gue sendiri aja ke Salsa." Ucap Devva tersinggung dengan perkataan Rey.

"Emang lo tau di rumah sakit mana?." Tanya Rey.

"Gak, tapi nanti gue telpon Salsa." Jawabnya enteng.

"Emang lo punya duit buat naik taksi?." Tanya Rey.

"Punya." Ucap Devva yang kesal dengan Rey. Rey memberhentikan motornya dipinggir jalan. Devva turun dari motor Rey lalu ingin pergi. Belum sempat melangkahkan kakinya, Rey menarik tangan Devva. 

"Mau kemana?." Tanya Rey mengangkat satu alisnya.

"Ke Salsa lah. Gue gak mau ngerepotin lo." Devva berusaha melepaskan tangannya.

"Mana hp lo?" Tanya Rey lalu tertawa. Devva meraba sakunya mencari hpnya. "Lo lupa bawa hp ya?." Ucap Rey tertawa.

"Gue pulang aja naik taksi." Timpal Devva.

"Mana duitnya? Coba gue mau liat." Ucap Rey lalu tertawa terbahak-bahak. "Yaudah gue balik ya, lo mau nelpon Salsa kan? Abis itu naik taksi?." Rey masih meledek. Ia baru pertama kali melihat ekspresi Devva seperti ini. Begitu pasrah saat Rey meledek. Rey tersenyum kepada Devva. "Udah ayo sama gue aja. Omongan gue yang tadi bercanda kok. Jangan baper." Ucap Rey.

"Gak, gue pulang aja." Devva memasang wajah bete.

"Hari ini, Rey tidak menerima penolakan. Cepet naik." Devva menurut perkataan Rey.

🔵🔵🔵🔵

Rey dan Devva menyusuri koridor rumah sakit. Mika dan Salsa sedang duduk di bangku depan kamar adiknya. Devva langsung memeluk Salsa dan memberi isyarat kepada Rey untuk tutup mulut.
"Gimana keadaan adik lo?." Tanya Rey.

"Udah baikan Rey, tadi abis ditangani sama dokter." Ucap Salsa.

"Ohh syukur deh."

"Rujaknya udah sampe kan Dev?." Tanya Salsa kepada Devva.

"Udah kok. Enak. Beli dimana?." Tanya Devva

"Di deket rumahnya Mira, yang sebelum perempatan." Jelas Salsa. "Kok lo bisa sama Rey sampe sekarang?" Lanjut Salsa.

"Tadi gue minta anterin Devva cari alamat Tante gue. Tapi katanya udah pindah rumah." Jelas Rey.

"Gue masuk dulu bentar, nyokap manggil." Ucap Salsa lalu masuk kedalam kamar.

"Nih hp lo." Ucap Rey memberi hp kepada Devva.

"Kok ada di lo?." Tanya Devva mendelik. Mika memperhatikan mereka berdua.

"Ck, bawel."

"Cewek bawel tuh ngangenin tau." Ucap Devva.

"Yah ada yang kangen dikangenin sama Zidan cie." Ledek Rey. Devva mencubit tangan Rey.

"Aaaaaaaaaaaa. Kenapa si maennya cubitan ck gak suka." Rey merengek.

"Jangan sebut nama dia lagi, okay." Ucap Devva sambil memainkan hpnya.

"Mau ngelupain nih yee. Mantan terindah ye gak?." Saut Mika membuat Rey tertawa

"Idih nyesel gue kalo inget kemarin." Jawab Devva.

"Uhh Alhamdulillah udah belajar ngelupain. Awas aja gue temuin pingsan kaya kemarin lagi mah. Gak mau gue gendong lo lagi. Berat." Ucap Rey lalu tertawa bersama Mika. "Geseran, gue ngantuk." Rey duduk disamping Devva lalu menutup wajahnya menggunakan jaket. Beberapa menit kemudian, Salsa keluar menghampiri mereka.

"Makasih ya udah pada mau nengok kesini. Maafin gue juga ya Dev gak nepatin janji. Gue panik banget pas denger adik gue ketabrak. Alhamdulillah adik gue gapapa." Jelas Salsa berdiri disebelah Devva.

"Santai aja kali Sal, yang penting adik lo gapapa." Ucap Devva memeluk Salsa.

"Untung besok libur Mik, jadi gue gak perlu bangun pagi." Ucap Rey kepada Mika.

"Iya bener bro. Gue kira dah tidur lo. Eh lo nginep dirumah gue ya?." Ajak Mika.

"Kenapa? Ortu lo gak ada dirumah?." Tanya Rey. Mika mengangguk. "Lo takut ya?." Rey mendelik.

"Gak." Ucap Mika.

"Iya nih, ortu gue juga nginep disini lagi. Adik gue besok baru boleh pulang. Pembantu gue pulkam." Jelas Salsa sambil membereskan rambutnya yang terlihat berantakan.

"Nginep dirumah gue aja, Mik. Kasian Ade gue dari kemaren gue tinggalin terus." Jelas Rey.

"Orang tua lo pergi juga?." Tanya Devva kepo.

"Gak. Kan gue gak tinggal bareng sama ortu gue. Mereka di Amerika. Gue disini sama Ade gua." Jelas Rey.

"Ohh gitu. Eh tapi gue gak pulang kerumah Sal." Devva merubah posisi duduknya.

"Kenapa?." Tanya Salsa.

"Gapapa." Ucap Devva langsung melihat ke arah Rey.

"Yaudah gini aja, nginep di rumah gue aja. Gimana? Banyak kamar kosong." Ajak Rey.

"Ah gue takut diomelin sama Baila gara-gara nginep dirumah lo." Celetuk Devva membuat Salsa dan Mika tertawa.

"Gue baru tau lo bisa takut juga hahahaha. Takut diomelin kenapa?." Tanya Rey mengangkat satu alisnya.

"Ya karena gue nginep dirumah cowonya." Jawab Devva.

"Gue masih jomblo kali." Jawab Rey meninggalkan mereka. Rey berbalik badan "gimana? Mau gak? Gue mau balik." Tanya Rey.
Teman-temannya bergegas bangun dan mengikuti langkahnya. Mika tidur bersama Rey, sedangkan Salsa dan Devva tidur di kamar yang berbeda.

ReynandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang