Extra Part - 1

7.4K 526 3
                                    

Sudah 5 tahun pernikahan mereka terjalin. Tapi belum ada satu pun anak yang terlahir. Hal tersebut membuat Gemilang khawatir akan dirinya sendiri. Bagaimana jika dirinya tidak bisa menghasilkan anak? Apakah Arles akan meninggalkannya? Pemikiran itu membuat air matanya keluar.

Arles membuka pintu kamarnya. Ia sangat lelah bekerja seharian dan ingin segera memeluk istri cantiknya. Tapi yang ia dapati malah Gemilang yang sedang menangis di atas ranjang mereka.

"Gemi, kamu kenapa?" tanyanya khawatir. Ia langsung meletakkan tas kerjanya dan mendekati sang istri.

"K– kalau aku m– mandul gimana? Udah 5 tahun kita menikah tapi belum punya anak juga.. A– aku takut kamu bakal ninggalin aku..," tangis wanita itu semakin pecah.

Arles menatap istrinya sendu. Ia kemudian memeluknya dengan erat dan mengelus tangannya di punggung Gemilang. "Gak bakal, Sayang. Aku gak bakal ninggalin istri aku tercinta, apapun yang terjadi. Bahkan kalau dunia dan takdir memisahkan kita, aku bakal ngelawan mereka. Kamu yang paling kucinta, kusayang, dan yang kupedulikan. Gak ada yang lebih penting dari kamu. You're my life."

Gemilang masih menangis. Sejujurnya kali ini ia menangis karena merasakan begitu tulusnya sang suami.

"Soal anak.. Aku gak terlalu obsesi dengan itu. Kalau Tuhan mempercayakan kita, Dia pasti bakal ngasih kita anak. Kalau gak pun, aku gak masalah. Asalkan aku tetep sama kamu. Aku gak mau pisah sama kamu," lanjut Arles membuat Gemilang memeluknya balik.

"Aku cinta kamu, banget," kata Gemilang. Arles tersenyum dan mengecup pelipis istrinya lembut, "Apalagi aku."

Tiba-tiba Gemilang mendorong tubuh Arles menjauh dan berlari ke kamar mandi, diikuti Arles yang bingung.

Arles mendapati istrinya yang sedang memuntahkan isi perutnya ke toilet. Ia pun membantu wanita itu dengan mengangkat rambutnya dan memijit lehernya.

"Kamu ngapain? Sana pergi, aku lagi jelek dan ini jorok," usir Gemilang.

Tapi Arles bergeming. "Kamu tetep cantik, dalam keadaan apapun. Kita ke rumah sakit ya sekarang? Aku khawatir kamu masuk angin."

Gemilang yang merasa tubuhnya lemas hanya mengangguk, mengikuti keinginan sang suami.

---

"Gimana keadaan istri saya, Dok?" tanya Arles khawatir.

Si dokter yang berambut putih tersenyum. "Dilihat dari gejalanya, istri bapak lagi mengandung. Tapi buat memastikan, kita bakal periksa di USG," jelasnya membuat mata Arles berbinar-binar.

"B– baik, Dok."

Ia kemudian melihat sang istri duduk di atas kursi roda dan dibawa seorang perawat. "Kalau bapak mau ikut, silakan," kata dokter mempersilakan. Arles pun berlari kecil mengejar istrinya.

---

"Kenapa saya dibawa ke dokter kandungan, Sus?" tanya Gemilang yang bingung saat dirinya sudah berada di depan pintu dokter kandungan. Arles tersenyum geli di belakang sang perawat.

"Kita cek USG dulu ya, Bu," jawab si perawat.

"M– maksudnya?"

"Ada kemungkinan kamu hamil, Sayang. Jadi dokter nyuruh kita cek USG dulu," jawab Arles lalu memegang tangan istrinya dan mengelusnya, "kamu tenang aja."

Gemilang menegak salivanya dengan sulit. Bagaimana jika ia tidak mengandung? Sama saja PHP namanya!

"Halo, selamat sore!" sapa seorang dokter pria berwajah tampan yang duduk di kursinya saat melihat Gemilang dan suster itu masuk, bersama Arles tentunya.

Arles dalam hati merutuki rumah sakit tersebut karena memiliki dokter kandungan yang tampan, dan sialnya dia yang harus memeriksa istrinya!

"Saya dokter Fernando, biasa dipanggil Ando," ia memperkenalkan diri. "Nama kamu siapa?"

Berani-beraninya ia memanggil Gemilang 'kamu'! batin Arles memberontak. Tapi ia tetap mempertahankan senyuman di bibirnya.

"Gemilang," jawab Gemilang.

"Gemilang Indiana Andrews," lanjut Arles tanpa diminta. "Saya suaminya," kata pria itu penuh penekanan.

Ando mengangguk santai. "Ayo, Gemilang, tiduran dulu ya."

Napas Arles memburu saat melihat Ando mendekati Gemilang yang telah berbaring di tempat khusus USG. Pikirannya melayang-layang. Apalagi saat Ando perlahan membuka baju Gemilang hingga perbatasan dada dengan perut wanita itu. "Stop!!!!" Arles tak dapat menahannya lagi ketika Ando mengoles sebuah krim di atas perut mulus istrinya.

"Pak, saya udah izin ke istrinya, kok. Lagian saya ini dokter, saya kerja profesional, gak usah khawatir," kata Ando seakan mengerti kecemburuan Arles.

Amarah Arles seakan luntur begitu saja saat dirinya melihat setitik kehidupan di layar monitor USG.

"Selamat, kamu hamil. Anak kalian berusia sekitar 3 minggu," kata Ando.

Gemilang terkejut, pasti. Ia menoleh pada suaminya yang tersenyum bahagia.

Her BossWhere stories live. Discover now