"Uchiha itu sengaja mengejekmu." Prediksi Ino. Sakura langsung memijat pelipisnya yang terasa sakit.

"Aku ingin mabuk malam ini." Rin dan Ino saling menatap sebentar.

"Akan aku belikan minuman. Kita mabuk di sini oke." Tawar Rin agar Sakura tidak mencetuskan ide untuk mabuk di clubing.

"Tidak tidak tidak. Aku butuh sesuatu yang hingar bingar." Ucap Sakura kemudian masuk kamarnya meninggalkan kedua orang yang menatapnya khawatir.

"Kau tidak khawatir dengan karirmu? Kau bisa dapat sekandal jika mabuk terlalu berat di clubing." Teriak Ino.

"Aku tidak peduli!!!" Sahut Sakura di kamarnya.

"Kita harus pesan privacy room dan menguncinya jika-jika si pinky itu menggila saat mabuk." Ucap Ino.

"Aku mendengarnya." Ucap Sakura. Tampilannya sudah berubah dengan gaun malam hijau tua tanpa lengan.

"Kau yakin sekarang? Ini masih siang Sakura." Ucap Rin. Sakura langsung merenggut.

"Kalau begitu ajak aku untuk bersenang-senang sampai malam!" Tuntut Sakura dalam mode menyebalkan bagi Ino.

"Lalu hal apa yang bisa membuatmu senang hari ini?" Tanyanya.

"Makanan! Ayo kita makan sampai puas."

"Aku tidak ingin gendut pinky!" Protes Ino.

"Yasudah. Kau tidak perlu makan." Ketus Sakura.

"Kau yakin? Setelah makan lalu kau ingin mabuk? Kau hanya akan menguras kembali isi perutmu dengan menyakitkan." Ucap Rin meperingati. "Bagaiamana jika hanya makan tanpa mabuk?" Saran Rin.

"Tidak! Aku butuh mabuk!" Rengek Sakura.

Setelah perdebatan panjang a'la ketiga perempuan keras kepala akhirnya mereka memutuskan untuk menonton film sampai malam ditemani dengan berondong jagung dan soda. Sakura menikmati acara menontonnya sampai jam menunjukan matahari mulai tenggelam.

"Ayo girls!" Ajak Sakura langsung mengambil tas tangannya dan keluar kamar meninggalkan Ino dan Rin.

"Sialan Sakura, tunggu!" Teriak Ino sambil mencari tasnya dan Rin sibuk mematikan layar Tv dengan asal mencabut kabel.

"Ingatkan aku untuk mencekiknya saat jalang itu mabuk." Ucap Ino sambil berjalan terburu. Rin hanya menggeleng dan mengikuti setiap langkah mereka.
.
.
.
"Aku ingin berdansa di sana." Ucap Sakura ditengah-tengah mabuknya menunjuk lantai dansa yang dipenuhi manusia.

"Tidak!" Hardik Ino sambil mendudukan tubuh Sakura. Sebenarnya Ino pun ingin ikut bergabung dengan Sakura yang mabuk. Namun jika ia kehilangan kesadarannya siapa lagi yang bisa diandalkan. Rin? Dia sudah pingsan akibat paksaan Sakura untuk minum.

"Kau menyebalkan!" Rajuk Sakura sambil menarik-narik tangan Ino. "Aku ingin menari dan dan dan hehe." Racau Sakura.

"Yang menyebalkan itu kau jidat!"

"Pig?! Kau menyebutku menyebalkan?!" Ucap Sakura dengan mimik wajah terkejut kemudian Sakura menangis a'la drama-drama kacangan.

"Kau jahat pig!" Racaunya lagi. Ino hanya menatap kesal Sakura dalam mode mabuk dan kembali mendorong Sakura yang bangkit. Jika tidak dicegah Sakura pasti akan menuju lantai dansa dibawah sana dan bertemu paparazzi atau bertemu lelaki hidung belang yang menyertnya ke kamar tidur. Ino tidak akan membiarakan itu terjadi.

Ino mengaduk-ngaduk tasnya mencari ponselnya. Ino akan menghubungi suaminya dan Naruto untuk menjemput mereka.

"Naruto! Bisa kau jemput Sakura di club biasa? Sakura mabuk berat dan ia mulai menggila. Aku akan mengantarkan Rin dengan Sai." Ucap Ino cepat tanpa memberi kesempatan Naruto bicara.

ScriptWhere stories live. Discover now