"Uchiha mau pergi kemana kau?!" Teriak Jiraiya saat melihat Sasuke diambang pintu.
"Aku pergi." Balasnya datar. Jiraiya segera mencegah Sasuke dengan menghadang pintu menghalangi jalan.
"Kau tidak bisa seperti ini Sasuke!" Protesnya.
"Keadaanku juga sedang tidak memungkinkan. Kau bisa gunakan peran peganti seperti si Haruno itu." Ucap Sasuke sambil menatap tajam Rin kemudian pergi. Rin yang ditatap tajam hanya mengkerutkan dahinya. Apa masalahnya? Grutu Rin dalam hati.
"Hei! Ada apa dengan kalian berdua ini! Kenapa kalian tidak pernah menghormatiku atau menghargaiku sebagai bos kalian!" Teriak Jiraiya namun Sasuke tidak peduli.
Obito berjalan beriringan dengan Sasuke menuju mobilnya. Mata Sasuke melirik sejenak mobil Rin yang biasa mengantar jemput Sakura ke lokasi syuting dan mobil itu masih terpakir ditempatnya bertanda Sakura masih di lokasi yang sama dengannya. Sasuke kemudian masuk ke mobilnya.
"Kau melakukan sesuatu pada Haruno itu?" Tanya Obito setelah memasang seat beltnya. Sasuke hanya memasang senyumannya kemudian mengemudikan mobilnya untuk pergi.
"Jangan membuat masalah baru Sasuke." Tegur Obito. Sasuke seolah menulikan pendengarannya dengan mengabaikan Obito. Kepalanya tersusun sesuatu untuk sedikit bersenang-senang sebelum semuanya selesai.
.
.
.
Rin mengendarai mobilnya ke apartemen pribadi milik Sakura. Ino masih setia menenangkan Sakura yang cegukan karena terlalu lama menangis sepanjang perjalanan tadi.
"Bajingan!" Umpat Sakura disela-sela cegukannya sambil mencengkram bantal dengan kuat membuat Ino dan Rin memandanginya dengan bingung.
"Kau butuh sesuatu?" Tanya Rin dan dijawab gelengan kepala Sakura.
"Aku akan menghubungi Naruto agar datang kemari." Ucap Ino.
"Dia tidak akan datang." Ucap Sakura sambil mengelap lelehan air mata di pipinya. "Kami sedang bertengkar." Tambahnya.
"Ceritakan pada kami. Kenapa kau tiba-tiba menangis seperti ini?" Pinta Ino sambil menaruh kembali ponselnya.
"Si bajingan Uchiha itu menggerayangiku tadi." Ucap Sakura dengan nada kesal. Ino dan Rin langsung membulatkan matanya terkejut.
"Uchiha Sasuke?! Sialan! Ternyata dia lelaki mesum." Umpat Ino. "Kenapa kau tidak langsung memukul wajahnya?!"
"Kau pikir aku tidak ingin memukulnya! Dia mengambil kesempatan di adegan ini. Jika aku memukulnya kau pikir siapa yang akan lebih dibela orang-orang itu, terutama si tua bangka Jiraiya! Sialan! Jangan harap aku merestui dia mendekati ibuku!"
"Melaporpun tidak mungkin karena ini bagian pekerjaan dengan kontrak diatas materai. Si ular pintar yang mencari kesempatan." Ucap Rin.
"Bajingan berengsek! Aku benci menjadi lemah seperti ini! Adakah jalan keluar untukku membalasnya?!" Ino dan Rin hanya menatapnya. Mereka pun tidak tahu harus berbuat apa.
"Saat aku meminta izin pada Jiraiya tadi, Uchiha pun sama meninggalkan lokasi syuting." Cerita Rin.
"Apa alasan dia pergi?" Ino penasaran. Rin sedikit agak was was dengan perkataannya.
"Dia menggunakan alasan sama yang aku katakan pada Jiraiya."
"Apa yang kau katakan memangnya?" Tanya Sakura.
"Kondisimu tidak memungkinkan jadi aku minta peran pengganti."
"Dia menggunakan peran pengganti?! Yang benar sajah! Dia sendiri yang paling bersemangat untuk melakukan adegan sialan itu dan mengolok-ngolokku tidak profesional di depan para crew dan sekarang?!" Kesal Sakura berapi-api sambil melempar bantal sopa yang dipeluknya.
YOU ARE READING
Script
FanfictionSejak awal mereka memang tidak akur. pekerjaan dan drama hiduplah yang mendekatkan mereka. cerita ber-rate M karena bahasa tapi saya me-warn kalian bahwa saya tidak menyediakan lemon tea ok ;) Hallo semuanya cerita ini akhirnya saya publikasikan lag...
Chapter 12
Start from the beginning
