Mencari teman itu mudah, tetapi menetapkannya sebagai sahabat itu butuh pembuktian
[]
"Bagus, gue cariin ternyata lo udah duluan ke kantin," gerutu gadis yang baru saja datang ke kantin dan langsung menyeruput minuman dingin milik Qilla
"Lagian lo lama ke toiletnya," balas Ajeng cuek kemudian meminum minumannya.
Dwi hanya melongo, pasalnya yang tadi ia minum itu bukan minuman Ajeng.
"Lah ini minuman siapa?" tanya Dwi
"Aku." Qilla menjawab dengan senyum terpaksa
"Oh, udah lah gak usah diganti," ucap Dwi cuek, padahal dia sedang menutupi malu
Gila, bodoh banget gue. Minum punya orang, lagian ini anak baru diem diem bae. Batin Dwi
"Gue kira lo orangnya sombong," ucap Dwi pada Qilla
"Maksud lo apa?" tanya Ajeng
"Gue tadi di kelas liatnya ini bocah cantik, pasti sombong," jelas Dwi
"Gue cantik, tapi gak sombong." Dwi memutar bola matanya jengah
"Kenalin, gue Dwita Naza Yugani. Lo bisa panggil gue Dwi, Wita, Naza." Dwi menjulurkan tangannya
"Ani," lanjut Ajeng yang langsung mendapat pelototan maut dari sang Empu
"Aku Aqilla," jawabnya sembari menerima uluran tangan Dwi
"Gue udah tau, tadi di kelas kan lo udah perkenalan," balas Dwi sedangkan Qilla terkekeh
"Salam kenal, buat lo. Semoga lo betah jadi temen gue, gue ini pendiem asal lo tahu." Dwi menyerocos panjang lebar
"Dari cara kamu ngomong aja, kamu gak ada pendiem pendiemnya Dwi," celetuk Qilla
"Kampret lo." Ajeng tertawa melihat sahabatnya ternistakan
"Ketawa lo," sinis Dwi.
"Off baperan," balas Ajeng. Tidak lama—
"Gue sih oh aja," ucap ketiganya. Ketiganya langsung saling pandang. Satu detik, dua detik, tiga detik.
"AHAHAHAHAH," sembur ketiganya membuat suasana kantin yang ramai menjadi sepi karenanya.
"Kok bisa kompak gini?" tanya Qilla
"Takdir," jawab Dwi
Ketika ketiganya sedang asik bergurau, suasana kantin mendadak sepi. Dan semua pasang mata langsung beralih menatap pintu awal kantin. Disana obat cuci mata kaum hawa akan segera memasuki kantin.
"Kak Fadiiil kok rambutnya cetar sih? Abis cukur ya? Cukur dimana kak? Berapa kak? Kak kok gak dicepak aja sih rambutnya?"
"Kak Radit tadi aku potek liat kak Radit jalan berdua sama cewek. Mending sama aku kak."
"Fakiih anjir gila gantengnya gak ada adab."
YOU ARE READING
FAQILLA [TERBIT]
Teen Fiction[Sudah terbit. Tidak tersedia di Gramedia] Kunjungi instagram guepedia_penerbitan untuk pembelian Fakih Pradifta Melvano. Dia acuh pada sekitar, sikap tersebut terbentuk karena semua yang ia hadapinya. Bahkan ia trauma menjadi orang baik, ia tidak i...