32-Semoga

27 3 0
                                    

Setelah membaca surat dari Astha, Dhyra berlari ke dalam rumah lalu mengambil kunci mobil. Keanu mengejarnya sambil berteriak.

"Ra lo mau kemana?!"

Tapi, mobil Dhyra sudah melaju kencang menghilang dibelokan. Di dalam mobil Dhyra menangis terisak masih tidak menyangka bahwa Astha akan meninggalkannya, dengan segala perasaan yang masih terombang-ambing.

Jalanan ibukota yang macet membuat emosi Dhyra memuncak. Ia ingin sekali bertemu dengan Astha. Setelah menempuh sekitar setengah jam untuk ke rumah Astha, akhirnya Dhyra kini sudah sampai didepan rumah Astha. Dan kebetulan Astha baru saja pulang dari minimarket depan komplek.

"Dhyra...." Astha kaget Dhyra kini berdiri didepan rumahnya sambil menangis.

"Lo kenapa nang—" belum sempat Astha menyelesaikan perkataannya, Dhyra memeluk tubuh Astha. Erat.

"Jangan pergi, Tha! Jangan! Gue nggak mau lo pergi!"

"Nggak bisa, Ra. Gue nggak bisa tinggal disini." Ucap Astha lembut.

"Gue mau sama lo terus, Tha! Gu—"

"Ssstttt." Astha mencoba menenangkan Dhyra.
"Gue cuma pindah kota aja, Ra. Gue nggak ninggalin lo jauh banget kok, apalagi ninggalin lo selamanya. Nggak. Kapan aja lo bisa ngunjungin gue, Ra." Astha menyapu tetes air mata Dhyra yang meluncur dengan cepat itu.

Perlahan tangisan Dhyra mulai reda. Astha melepas pelukan mereka lalu menatap mata Dhyra lekat.

"Gue percaya lo bisa dapet kesempatan exchange ke Jerman itu, Ra. Dan ketika lo udah balik, lo bisa ke Surabaya kapan aja lo mau. Lo bisa ketemu sama gue. Gue janji."

Seketika hening menghiasi suasana disekeliling mereka.

"Sebelum lo pergi, gue mau ngajak lo ke suatu tempat, Tha." Ajak Dhyra yang kini menggandeng tangan Astha untuk masuk ke dalam mobilnya.

Tempat yang akan dituju oleh Dhyra adalah bukit yang waktu itu Dhyra kunjungi dengan Arsen. Tempat favorit mereka sedari kecil. Setelah sampai, Dhyra keluar disusul dengan Astha. Lalu mereka berdua duduk diatas kap mobil, melihat pemandangan yang indah.

"Ini adalah tempat favorit gue—sama Arsen. Sejak kecil kita sering ke tempat ini dan tempat ini sama sekali nggak berubah. Dulu disana disebelah kiri ada kebun stroberi yang kita rawat dan ya semenjak Arsen pergi kebun itu tidak terawat lagi." Dhyra mengarahkan pandangannya ke arah kiri.

"Cuma lo satu-satunya orang yang tahu tempat favorit gue, Tha. Cuma lo orang yang gue beberin rahasia gue, selain Arsen. Dan itu tandanya gue percaya banget sama lo. Sebesar rasa percaya lo ke gue."

Astha hanya diam mendengar kata-kata Dhyra karena memang saat ini tidak ada hal yang ingin disampaikan oleh Astha karena ia sendiri juga bingung mau berkata apa.

"Gue nggak peduli lo menolak atau menerima perasaan gue, yang jelas gue udah lega lo tau semuanya. Semua perasaan yang udah gue pendem selama ini, semua rasa sakit yang gue rasain waktu lo sama Vania yang dari temenan aja sampai kalian pacaran."

"Gue tau lo masih sakit sama luka yang dibuat Vania dan emang gue nggak bisa bersikap apa-apa, karena yang bisa menyembuhkan adalah waktu dan diri lo sendiri. Jadi, gue cukup menghargai kalo lo masih butuh waktu sendiri setelah merasakan rasa pahit yang lo alami dari hubungan lo sama Vania."

Setelah sekian lama diam akhirnya Astha berbicara.

"Makasih lo udah ngertiin gue, Ra. Dan bener apa yang lo bilang, gue masih butuh waktu buat nyembuhin diri gue sendiri. Gue nggak mau lo jadi pelampiasan gue buat sembuh dari Vania. Gue mau nyembuhin diri gue sendiri dan waktu yang akan membantu. Gue nggak tau kapan gue sembuhnya tapi yang jelas waktu itu pasti ada. Dan semoga tepat ketika gue udah sembuh dari rasa sakit itu, semoga kita bisa ketemu dan semoga gue bisa menerima lo, Ra."

Dhyra tertegun mendengar apa yang diucapkan oleh Astha. Namun, Dhyra tidak mau berharap besar dengan kata-kata Astha "dan semoga gue bisa menerima lo,Ra."

Setelah mendengar itu Dhyra hanya tersenyum dan memandang ke arah langit.

"Semoga apa yang lo bilang itu beneran terjadi. Dimana hati lo udah siap menerima gue dan hati gue masih ada buat lo, lalu kita bisa bersama. Selamanya." Batin Dhyra.

HerWhere stories live. Discover now