13-Bertemu?

37 5 3
                                    

Diperjalanan Astha hanya diam saja sambil fokus menyetir. Pertanyaan Keanu yang sedari tadi dilontarkan padanya itu sama sekali tidak digubris olehnya. Sampai Keanu capek dan memilih untuk diam.

Ketika mereka berdua sampai di parkiran fakultas mereka, Astha memarkirkan sepedanya dan berjalan menuju bapak tukang parkir dan memberinya bubur yang seharusnya untuk Vania. Setelah itu Astha memberikan tasnya kepada Keanu.

"Nu, gue titip tas ya! Kalo dosen udah dateng tapi gue belum, tolong TA-in gue." Setelah itu Astha bergegas pergi entah kemana meninggalkan Keanu yang bengong sendirian diparkiran FEB.

Astha kini sudah berjalan ke gedung 2 FEB berniat mencari Vania kekelasnya. Astha hafal sekali dengan jadwal kuliah Vania. Ketika sampai didepan gedung FEB 2 Astha melihat Arini dan Rio.

"Rin, lo liat Vania nggak?"

"Nggak, Tha, gue aja barusan dateng. Kenapa Vania?"

"Nggak, yaudah gue duluan ya!"

Arini menoleh pada Rio dengan tatapan bertanya-tanya.

"Pacarnya nggak ada kabar kali." Ucap Rio. Akhirnya Rio memutuskan untuk ke fakultasnya karena habis ini ada matkul.

Didalam kelas sudah ada gengnya.

"Tumben nih Abang Rio telat datengnya." Sahut Nino.

"Eh, Nino, gue kira lo bakal nggak masuk! Flight jam berapa lo?" Ucap Rio sembari duduk disamping Nino.

"Flight jam 3 pagi gue, terus langsung kesini."

"Wah gila! Bucin sama kuliahnya imbang ya!"

"Iya! Nggak kayak lo! Sekalinya bucin, kuliah nggak keurus." Sahut Marsha.

"Eh pakabar pacar lo yang di Aussie? Diem-diem bae."

"Pacar gue baik-baik aja. Liburan besok kesini dia." Ucap Marsha.

Memang dari mereka berlima yang jomblo hanyalah Dhyra. Sedari tadi Dhyra hanya diam menata perasaannya. Ketika bertemu Astha sebenernya dia masih deg-degan dan ada rasa. Dan ketika Arsen muncul, entah berubah jadi biasa aja. Tapi yang jelas, hati Dhyra kini bingung memihak siapa.

"Oh ya, kalian masih inget nggak sih si Vania-Vania anak akutansi itu?" Tanya Rio pada teman-temannya. Mendengar kata Vania, Dhyra langsung menoleh kepada Rio.

"Emang kenapa dia?" Tanya Dhyra.

"Tadi tuh pas gue mau masuk ke area FEB gue liat si Vania goncengan sama cowok ini posisi gue lagi liat jendela kanan gue. Gue tau wajah Vania karena emang gue pernah ketemu sama dia. Dan si cowoknya juga gue tau. Tapi pas tadi gue liat, Vania itu goncengan nggak sama cowoknya."

"Terus?" Dhyra penasaran.

"Terus ya udah pas liat itu gue diem aja kan, soalnya posisi Arini lagi make maskara dan gue takut kalo gue ngomong ke dia ntar kecolok matanya. Terus pas didepan gedung 2 FEB, gue ketemu sama cowoknya Vania, dia kayak bingung gitu terus dia nanyain Arini liat Vania kaga. Terus ya Arini bilang kalo dia nggak liat Vania."

"Jadi intinya, si Vania ini goncengan sama cowo lain terus pacarnya nyariin gitu?" Ujar Syafira.

Rio mengangguk.

"Temennya kali." Ujar Marsha. Memang, dari kelimanya hanya Marsha yang selalu berpikiran positif.

"Lo hafal nggak ciri-ciri cowoknya gimana?" Tanya Dhyra.

"Kalo nggak salah sih, kurus, kacamataan, rambut kek boyband korea gitu dan kayaknya tinggi ya."

Pikiran Dhyra langsung menuju pada satu orang. Darian. Tapi Dhyra hanya bisa diam dan tak berkutik karena itu bukan urusannya. Tapi satu yang ia pikir, bagaimana keadaan Astha kalo ia tahu Vania begini?

Dhyra segera menepis pikiran itu karena dosen sudah datang dan hari ini akan diadakan kuis juga.

Setelah selesai kuliah, Dhyra dan Syafira yang mengikuti UKM basket langsung bergegas menuju lapangan basket kampus yang terletak di samping rektorat. Ini adalah latihan perdana dan semua anak yang mengikuti UKM dari jurusan manapun akan berkumpul pada hari itu juga. Semacam pengenalan dan latihan akbar gitu.

Di situ, Dhyra melihat Darian juga. Dhyra teringat dengan ciri-ciri cowok yang disebutkan Rio yang bergoncengan bersama Vania. Dhyra yakin 100% bahwa yang dimaksud Rio itu adalah Darian.

Setelah latihan, Dhyra dan Syafira beristirahat dipinggir lapangan. Begitu juga dengan kebanyakan anak lainnya. Dan yang membuat Dhyra kaget hingga hampir menyemburkan air yang diminumnya adalah Vania dateng sambil membawa botol air minum dan handuk kecil untuk Darian. Kini mereka berdua duduk bersebelahan seperti orang berpacaran biasanya. Diam-diam Dhyra memotret keduanya, sebagai tanda bukti sewaktu-waktu. Tak lama kemudian, ada pesan masuk di ponsel Dhyra. Dari Astha.

Astha Dinata : Ra? Bisa ketemuan sama gue nggak?

Dhyra M. :   Kapan?

Astha Dinata : Lo pulang latian basket jam berapa?

Dhyra M. : Abis ini, Tha

Astha Dinata : Yaudah gue jemput ya

Dhyra hanya penasaran kenapa Astha meminta untuk bertemu dengannya. Tapi tentu saja Dhyra tidak bisa menolak Astha, dan juga sehabis mengantar Dhyra tadi Arsen juga tidak ada kabar karena dia bilang dia akan sibuk rapat akbar acara jurusannya jadi dia sibuk sekali dan tidak bisa mengantar Dhyra pulang sehabis latihan.

HerWhere stories live. Discover now