10-Kepercayaan

45 5 10
                                    

"Makan yang banyak!" Ucap Arsen ketika mereka berdua sudah duduk berhadapan dan pelayan memberikan mereka menu.

"Iya bawel! Awas ya kalo kamu bohong udah sembuh dari alergi dan pas makan salmon terus jadi gatel-gatel dan sesak napas kayak dulu!"

"Kamu kok nggak percaya banget si, Ra? Aku buktiin ya ke kamu ntar aku makan salmon." Ucap Arsen tak mau kalah.

"Jadi....,tanganmu itu gimana ceritanya?" Sontak pertanyaan dari Dhyra hampir membuat Arsen tersedak ocha yang diminumnya. "Sante aja kali, nggak usah tegang gitu." Lanjut Dhyra.

"Jadi," Arsen meletakkan gelasnya ochanya. "Aku pas habis ujian itu diajak mama buat ke Bandung, ke rumah om Heru adiknya mama. Terus besoknya orang serumah pada ke puncak ada arisan keluarga, aku sebenernya udah dipaksa buat ikut tapi aku nggak mau. Yaudah, pas malem-malem aku laper dirumah nggak ada makanan, terus..."

"Terus apa?"

"Terus aku keluar ya nyari makan sama nyari udara karena udah bosen dirumah. Niatnya beli nasi goreng didepan komplek dan waktu itu dirumah cuma ada sepeda motor yang gede itu yang warna merah ya akhirnya aku nekat dan ya gini ditabrak mobil."

"Hmmm" Dhyra mengangguk-angguk. "Stubborn banget."

"Nggak stubborn Dhyra, emang aku lagi bosen dan pingin nyobain hal yang baru hehehe."

Ekspresi wajah Dhyra seperti ingin menjitak kepala Arsen.

"Terus kamu kontrolnya tiap berapa bulan?"

"Sebulan sekali. Nanti bulan depan kontrol temenin aku ya, Ra?" Dan Dhyra mengangguk kecil tanda setuju.

"Yuk pulang udah malem." Ajak Dhyra.

Mereka berdua kini berjalan bergandengan menuju ke parkiran mobil, layaknya orang yang sedang memadu kasih.

•••

"Dah sampek nih, Nu, cepet turun lo ah mau pulang gue capek nih!" Ujar Astha yang duduk dibalik kemudi. Astha dan Keanu kini sudah berada didepan rumah Dhyra sehabis pulang futsal.

"Bentar dah, lagi ranked nih gue dikit lagi."

Astha menghembuskan napas panjang.

"Mobil siapa tuh, Nu? Plat nomernya DK. Sodara Dhyra yang lain ada yang dari Bali?" Tanya Astha.

"Hah? Nggak ada, ngarang lo ah."

"Nah itu siapa?"

Keanu mendongakkan kepalanya dan melihat ke depan. Beberapa detik kemudian Dhyra keluar disusul oleh, Arsen."

"Nu, itu bukannya cowok yang kita liat tadi bareng Dhyra ya? Pacar barunya?"

"Itu Arsen nggak sih? Apa gue salah liat?" Keanu melepas kacamatanya dan mengucek-ngucek matanya.

"Arsen siapa sih, Nu? Lo dari tadi bilang Arsen Arsen tapi nggak bilang Arsen tuh siapa?!"

Astha dan Keanu kini melihat Dhyra melambaikan tangannya dan Arsen segera masuk ke dalam mobil.

"Arsen tuh ya sahabat Dhyra dari kecil, dari TK sampe SMP barengan terus mereka berdua, rumahnya disitu tuh di ujung jalan itu." Tunjuk Keanu ke rumah di ujung jalan itu. "Terus 3 tahun yang lalu dia pindah ke Belanda sama keluarganya dan gue nggak tau kenapa tuh bocah sekarang disini."

"Eh lo inget nggak sih tadi dia make jas almamater kita? Jadi dia sekampus sama kita dong? Dan gue nggak salah liat tadi keknya dia anak FIB"

"Gila kali ya dia, gue kira dia di Belanda selamanya dan nggak bakal balik sampek bikin Dhyra nangis kek orang gila dulu."

"Nangis kenapa?"

"Ya bayangin lah, Tha, lo ditinggal sahabat sekaligus first love lo, orang yang kesehariannya sama lo terus dan udah nempel banget kek nggak bisa pisah."

"First love? Oh jadi dia yang diceritain sama Dhyra. Oh iyaya Dhyra pernah cerita ke gue."

"Dhyra pernah cerita tentang Arsen ke lo?" Astha mengangguk. "Ya nggak cerita detail sih, cuma dia bilangnya nggak mau pacaran karena pernah ditinggal ke luar negri gitu aja sama orang yang dia suka."

"Wah! Selamat lo, Tha." Keanu kini mencoba untuk menjabat tangan Astha.

"Selamat kenapa? Lo masih waras nggak sih, Nu?"

"Jarang lo Dhyra mau cerita tentang Arsen ke orang lain walaupun itu temennya dia sendiri. Yang tau tentang Arsen tuh keluarganya dia, gue, dan 2 sahabat Dhyra yang pas SMA itu dan sekarang lo! Selamat! Lo jadi orang kepercayaan Dhyra!"

Astha hanya bengong mendengar ucapan Keanu.

"Udah ya gue masuk dulu, eh pentol bakar titipan Dhyra mana ya Tha?"

"Ini nih di dashboard mobil"

"Oke ati-ati lo pulangnya." Keanu membuka pintu sebelah kiri mobil Astha.

"Makasih ya ganteng, lain kali anterin pulang lagi. Mwah." Ucap Keanu sambil memberikan Astha kiss bye.

"IDIH NAJIS LO BISUL UNTA!" Teriak Astha dan Keanu hanya terkekeh.

Didalam perjalanan Astha menelpon Vania,

"Halo?"

"Gimana? Udah diminum obatnya?"

HerWhere stories live. Discover now