Masa Kecil

72.9K 7.3K 2.8K
                                    

.

"Mark Lee!! Kurang ajar kau!!"

Lorong rumah kediaman Mark bergema teriakan tak mengenakkan. Jangan tanya siapa yang berteriak. Tentu saja Papa Lee yang merasa marahnya sudah di ubun-ubun. Menatapi tingkah bocah sok lucu dan sok gemas Mark yang baru menginjak angka 12. Tingkah bocah sok lucu dan sok gemas itu membuat papa Jaehyun Lee ingin mengemas Mark dalam kotak Jne dan mengirimnya ke kutub selatan.

Suara gedebak-gedebuk saling bersahutan di lorong lantai dua menuju tangga berlantai kayu. Mark berlari sambil membawa kolor berwarna merah milik Papa Jaehyun. Sesekali menoleh kebelakang, melihat apakah Papa Jaehyun masih mengikutinya. Sedikit lagi, dan Mark akan segera lolos dari jerat amarah Papa.

Pintu depan sudah terlihat, Papa juga tak nampak mengejarnya. Mommy Taeyong juga seperti nya sedang ada banyak urusan di kebun belakang rumah yang berantakan. Jangan tanya lagi siapa dalang di balik berantakannya kebun Mommy. Jelas sekali jawabannya Papa dan Mark.

Kenop pintu diputar lalu dorong sedikit hingga ia bisa bebas di luar. Berjalan santai ke taman depan rumah bersama kolor papa yang berwarna merah.

"Mark Lee!! Cepatlah!!" sebuah teriakan teriakan nyaring dan cempreng milik anak berkulit tan dari seberang sana, membuat Mark buru-buru berlari menghampirinya.

Disana juga terlihat teman Mark yang lain tengah berkumpul dengan tangan yang memegang kolor (diyakini milik Papa-Papa mereka). Mark langsung bergabung begitu saja, masuk kedalam lingkaran kepala-kepala yang saling berbisik.

"Nah, ayo tunjukkan. Kolor Papa siapa yang paling mahal!" Seruan semangat dari Jeno yang juga tetangganya memancing keributan akan pamer.

"Punya Papa aku dong! Lihat nih, warna nya aja emas. Pasti punya papa aku yang paling mahal!" Sombong seorang teman yang sering mereka panggil Yukhei.

"Punya Pap's nya Jeno dong! Limitted edition. Mereknya aja Gucci!" tak mau kalah, Jeno memamerkan brand cap yang masih menempel pertanda masih baru.

"Punya Papa aku dong! Belinya aja jauh! Lihat, ada belalai nya juga!" Tak mau kalah, itu anak si kulit Tan. Dua tahun lebih muda dari teman yang lain. Haechan namanya.

"Ya, benar. Punya Haechan yang paling mahal!" Ujar Mark, sesekali mengangguk-anggukan kepala.

Sebagian besar hanya mendengus tak suka. Mark itu, kalau kata Kak Yuta (Kakak Jeno) menderita sindrom mengerikan bernama Bucin. Jeno sih kurang nengerti akan Sindrom itu. Tapi melihat Mark semakin menjadi, membuat Jeno geli sendiri.

Pergi sekolah, hanya Haechan yang di boncengnya dengan sepeda (padahal Haechan membawa sepeda sendiri)

Membawa bekal agar dimakan bersama (anak lelaki sejati tidak akan melakukan itu, Jeno buktinya)

Selalu membenarkan apapun kata Haechan (padahal Haechan selalu salah)

Dan banyak lagi. Jeno jadi muak melihat tingkah Mark. Ia ingin muntah. Mark bucinnya sudah melibihi tinggi badannya.







Padahal si cungkring itu selalu di tolak si gembul. Dasar Bucin! - Jeno inner







Jeno tak tau mengapa ia berdandan rapi dengan dasi kupu-kupu melilit di kerah kemeja putihnya. Memakai rompi hitam yang baru saja dibelikan ibunya di eropa. Berhias bedak tipis seperti Kakaknya. Ia hanya diberi satu alasan.

"Anak temen Mama, ada yang mau lamaran dan kita di undang. Yaudah deh, kita cus aja!"

Pantofelnya baru saja disemir langsung menapak di jalanan ketika mobil mereka berhenti. Banyak tamu telah datang ternyata. Jeno dan Kak Yuta hanya pasrah ketika ibunya menyeret masuk mereka. Sekilas, ketika melihat pintu depan rumah si pemilik hajatan, Jeno seperti merasa kenal dengan rumah ini. Ada sesuatu yang familiar namun entah apa.

Dan seketika, ia langsung menjerit karena tau sang pemilik rumah yang ia jejaki. Sang pemilik sedang duduk tenang bersama seseorang yang Jeno kenal juga. Dekat malahan.










"ANJIRRR!!! KALIAN BENERAN MAU NIKAH????!!!"










TBC







Arrei Note :

Balik hibernasi lagi, bubye ^^

Nikah Muda || Markchan ✅✅Where stories live. Discover now