33 - Di Depan Mata Aimee

137 13 9
                                    

Valdi sudah masuk lagi. Pertanda Lefina harus kembali duduk sebangku dengan Keke.
FYI, kedekatan Gasta dan Lefina sudah jadi buah bibir sejak hari kedua mereka sebangku. Jadi, saat ini, mereka berdua sudah dicap 'ada apa-apa' oleh warga kelas 8A. Gasta sih, nyantai aja. Tapi Lefina, jelas berbusung dada. Bisa dekat dengan pria idola idaman wanita seantero sekolah, siapa yang tidak bangga?
Kembali ke Gasta, yang kali ini duduk dengan Valdi lagi.

"Lo darimana sih? Liburan ya? Kemaren majang foto dari jendela pesawat." Gasta memulai percakapan.

"Iya. Hehe." timpal Valdi singkat.
"Kemana?"
"Rahasia."
"Ah, ngga asik lo."
"Tar lo ember ke temen-temen."
"Kaga bakal."
"Yakin?"
Gasta mengangguk. "Kemana sih?"
Valdi tersenyum simpul. "Ke Sydney. Hihi."
"Anjaaaaay!" seru Gasta kagum. "Bokis, ah." lanjutnya tak percaya.
"Ya udah kalo ngga percaya." tukas Valdi.
"Mana buktinya?"
Valdi mengutak-atik ponselnya. Bel masuk belum berbunyi, sehingga ponsel masih diperbolehkan menyala. "Nih."
Mata Gasta terbelalak saat melihat foto Valdi berpose di depan gedung Opera House yang termasyhur itu.
"Gileeeee. Editan nih!" Gasta masih setengah tak percaya.
"Gue kaga bisa photoshop." kilah Valdi ngakak. "Ya udah kalo gak percaya. Berarti suvenirnya gak jadi gue kasih."
"Eit, iya percaya percaya. Mana mana suvenirnya? Mau gue."
"Giliran suvenir aja ngebet." Valdi bersungut-sungut lalu mengobok-obok tasnya. "Nih." Valdi memberikan sebuah gantungan kunci berbentuk Opera House pada Gasta, langsung ke tangannya. "Jangan rame-rame. Lo doang yang gue kasih."

Gasta tersenyum cerah sambil memandangi gantungan kunci barunya. "Bereeees. Thanks ya bro!" Gasta memasukkannya ke dalam tas.
"Woy, pengumuman. Valdi abis dari Australi nih!" teriak Gasta tiba-tiba. Kontan saja Valdi terbelalak melihat kejahilan Gasta. Segera dibekapnya mulut teman sebangkunya itu.
"Jangan didengerin. Mulut Gasta rusak!" timpal Valdi tak kalah kencang, masih sambil membekap mulut Gasta yang meronta-ronta dalam tawa. Begitulah Gasta dan kejahilannya yang tetap membuatnya terlihat cute.

***

Waktunya Bu Resti, bahasa Indonesia. Gasta kali ini sekelompok dengan Valdi, Rinka, dan Lefina. Beruntung tidak ada Aimee maupun Danes seperti saat pelajaran fisika kemarin.

Setelah membahas materi dan mulai mengerjakan tugas, mereka memulai obrolan.

"Di, lo beneran dari Australi?" Rinka rupanya terpancing omongan Gasta tadi. Gasta menahan tawa. Valdi gelagapan.
"Gasta lo dengerin. Ya sesat." tukas Valdi, lalu melotot ke arah Gasta. "Haha." Gasta tertawa.
"Gasta nggak sesat, tau. Buktinya kemaren berhasil nganterin gue ke toko buku baru di Arif Rahman Hakim itu. Lumayan jauh kan dari rumah gue. Tapi dia tau." bela Lefina. Rinka dan Valdi saling lirik. Siapa yang tanya, batin mereka.
"Tuh." timpal Gasta. "Bener Lefina tuh."
"Ya elah, kalo itu mah emang deket rumah dia. Ya nggak mungkin sesat lah. Kemaren juga abis dari sana si Aimee." sahut Rinka. "Lumayan deket juga kalo dari rumahnya, kan."
Mendengar nama Aimee, Gasta langsung memasang muka masam. Bola matanya diputar ke atas. Ketiga temannya langsung menyadari hal itu.
"Duh, yang mukanya langsung bete." sindir Rinka. "Nggak ingat ama yang dulu-dulu?"
"Pa'an sih. Bacot." balas Gasta keki.
Valdi jadi semangat menggoda. "Jangan gitu ah Rin. Korban gagal move on dia nih, kasian."
Rinka tertawa. "Lagian mo sampe kapan sih?" tanyanya pada Gasta. Lefina mendongak heran.
"Sampe kapan apanya?" Gasta balik bertanya.
"Ya... Lo ama Aimee kaya gini." timpal Valdi, melirik Rinka penuh arti. Rinka membalasnya dengan senyum.
"Kalian ngomong apa sih." Gasta pura-pura clueless.
"Ah, nggak asik ah Gasta." tukas Rinka kesal. "Mata lo tuh nggak bisa boong, tau nggak sih Gas."
"Serah lo dah serah." sahut Gasta sok cuek. Sementara itu Lefina jadi keki sendiri.
"Mata lo tuh masih bilang kalo lo masih sayang ama Aimee."
Gasta pura-pura tidak mendengar.
"Jangan boongin ati sendiri, Gas. Kasian."

Siang itu malah jadi ajang membully Gasta dan kisah cintanya, bukan malah mengerjakan tugas kelompok Bahasa Indonesia. Dan yang pasti, Lefina jadi mengerti soal isi hati Gasta, meski hanya dari Rinka dan Valdi.

Aim for AimeeWhere stories live. Discover now