[37] Now what?

4.6K 273 26
                                    

-Que eliges?-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

-Que eliges?-

"Siapa disana?!!" tanya salah satu pria itu sambil membalikkan badannya.

"Biarkan mereka." suara bass itu berucap dengan nada dingin, Rissa dan Fera memanfaatkan situasi ini untuk kabur.

Mereka berlari menjauh lebih dalam lagi, saat sudah cukup jauh ke dalam gua, mereka berhenti dengan napas terengah-engah.

"Gila, capek banget.." keluh Fera.

"Eh itu jalan keluarnya," ucap Rissa. Mereka berdua langsung berjalan menuju arah cahaya.

Dan ternyata mereka berdua berada di tengah-tengah hutan yang sangat lebat, mereka berdua pun mulai berjalan menyusuri hutan dengan langkah pelan.

"Eh Ris, kenapa kita gak teleport aja tadi?" tanya Fera heran.

"Lupa."

Fera memutar bola matanya malas. "Don't roll your eyes Princess," ucap Rissa sambil menekankan kata Princess.

"Hm." Fera hanya cuek, ia kembali menatap sekitarnya dengan pandangan kagum.

Pasalnya, pemandangan di sekitar mereka itu sangat indah. Pohon-pohon menjulang tinggi dengan kokohnya dan bunga berwarna-warni tumbuh dimana-mana.

"Sebenernya kita kayak gini buat apa sih?" gumam Fera sambil menatap lurus ke depan.

"Lu udah tau kan jawabannya," ucap Rissa cuek.

"Tapi gue rasa ini gak guna," ucap Fera sambil menatap Rissa dalam.

"Kalo lu gak mau ikut gue, lu bisa pergi sekarang. Belum terlambat Fer." Rissa berucap dengan nada yang sangat dingin.

Fera menghela napas pelan. "Kenapa lu gak mau kasih tau Vino tentang hal ini? Kan di-"

"Karena ini meyangkut jiwa Fer, ini tentang jiwa seseorang Fera." Rissa membuang mukanya.

"Dan kamu tau, hal yang dapat menghentikan peperangan ini hanyalah... Memberikan jiwaku," ucap Rissa dingin.

Fera menatap Rissa dengan pandangan yang tidak bisa diartikan dengan kata-kata. "Kalau begitu.. Berikan jiwaku," ucapnya datar.

🌙🌙🌙

"Vin.."

Vino tetap menatap ke arah foto Rissa yang dilapisi oleh bingkai berwarna putih itu dengan pandangan kosong, Stev sudah memanggilnya berkali-kali namun Vino tetap tidak menyahut.

Stev menghela napas pelan. "Kamu lupa sama kata-kata Rissa? Hm?" tanya Stev.

"Aku gak nangis." Vino mengalihkan pandangannya kearah Stev. "Airmataku sudah habis untuk menangisi keadaan ini Stev.."

She's a PrincessWhere stories live. Discover now