[10] Mengingat Semuanya Lagi

7.5K 467 12
                                    

So I'm gonna love you like I'm gonna lose you
Jadi aku akan mencintaimu seperti aku akan kehilanganmu

And I'm gonna hold you like I'm saying goodbye
Dan aku akan memelukmu seperti aku mengucapkan selamat tinggal

Wherever we're standing
Di mana pun kita berdiri

I won't take you for granted
Aku tidak akan menganggapmu begitu saja

'Cause we'll never know when, when we'll run out of time
Karena kita tidak akan tahu kapan, kapan kita akan kehabisan waktu

So I'm gonna love you like I'm gonna lose you
Jadi aku akan mencintaimu seperti aku akan kehilanganmu

I'm gonna love you like I'm gonna lose you
Aku akan mencintaimu seperti aku kehilanganmu

In the blink of an eye
Dalam sekejap mata

Just a whisper of smoke
Hanya bisikan asap

You could lose everything
Kamu bisa kehilangan segalanya

The truth is you never know
Sebenarnya kamu tidak pernah tahu

-Meghan Trainor
Like I'm gonna lose You

🌙🌙🌙

Vino terbangun dari tidurnya, ia merasa terganggu akibat sebuah suara yang tertangkap oleh indra pendengarannya.

Ia mengalihkan pandangannya kearah pintu dan... DEG!

"Shit," batin Vino.

Sebelum ia sempat membuka suara, ia merasakan pergerakan dari Claris. Ia seperti merasa kesakitan.

"AKHHHHH!" pekik Claris tiba-tiba.

Keringat dingin membasahi dahinya, Claris terus berteriak kesakitan tapi matanya tidak terbuka.

Vino pun panik, ia menggenggam erat tangan Claris dan mencoba membangunkannya.

Rey dkk pun mendekati Claris yang sedang berteriak kesakitan, mereka semua juga ikut panik.

"Ris... Bangun.." ucap Vino mencoba membangunkan Rissa.

Tiba-tiba Claris diam, secara perlahan kelopak mata Claris mulai terbuka. Memperlihatkan mata berwarna aqua yang menyejukkan siapapun yang melihatnya, walau terkadang juga mematikan.

"Vin..." ucap Claris lemah dengan suara serak.

"Iya Ris..." ucap Vino sambil membantu Claris bangun.

Rey, Nessy, Marie, Janneta, Rian, Nao dan Leon hanya diam memperhatikan Claris dengan tatapan kosong.

Claris terdiam beberapa saat, ia... Sudah mengingat semuanya. Ia tidak tahu harus berkata apa kepada Vino.

"Vin.. Aku pengen ngomong sama kamu, empat mata."

Vino memandang Claris yang tengah menatapnya serius, ia menatap Rey dkk yang masih menatap kosong ke arah Claris.

"Rey, bisa keluar dulu?" tanya Vino sambil menepuk pundak Rey.

Rey terkesiap, ia mengangguk lalu menyuruh Nessy, Marie, Janneta, Rian, Nao dan Leon untuk keluar bersamanya.

Setelah mereka semua keluar, Vino menghampiri Claris lalu duduk disampingnya.

"Mau ngomong apa hm?" tanya Vino lembut.

Ia hanya diam, tiba-tiba Claris memeluk Vino dengan erat. Vino kaget, ia langsung menetralkanya dan membalas pelukan Claris.

"Aku udah inget semuanya Co..." ucap Claris lirih.

Vino POV

"Aku udah inget semuanya Co... " ucap Claris lirih.

DEG!

Bukan... Bukan Claris tapi, RISSA!

Claris udah jadi Rissa lagi, dia udah inget semuanya.

Aku langsung memeluk Rissa lebih erat dan menghujani puncuk kepalanya dengan ciuman dariku.

"Makasih Ris... Makasih udah inget semuanya..." ucapku sambil menangkup wajah Rissa.

Perlahan airmata Rissa turun. "Aku.."

"Ssttt."

Aku menghapus airmata Rissa menggunakan jariku, aku memeluknya lagi semakin erat hingga rasanya aku tidak ingin pelukan ini dilepaskan.

Vino POV end

Ditempat lain.

"Hahaha.. tidak mungkin aku seorang pangeran bu..." ucap Stev sambil memaksakan senyumannya.

"Ibu tidak bercanda Stev, dulu sekali... Ibu diamanahkan untuk merawatmu yang masih bayi..." ucap wanita paruh baya itu.

"Ib-"

"Ibu sudah terlalu tua Stev, sekarang sudah saat yang tepat untukmu kembali..."

"Tapi bu..."

"Pergilah nak, bawa kalung ini. Kalung ini akan menuntunmu pergi menuju suatu tempat.." ucap wanita itu sembari memberikannya sebuah kalung.

"Pergi sekarang juga sayang..."

"Ibu sudah tidak akan bertahan lama, maafkan ibu sayang.."

Stev terdiam sambil memperhatikan kalung itu, ia menatap ibunya sesaat lalu pergi tanpa berkata apapun.

Bukannya ia ingin menjadi anak durhaka yang tidak mengingat jasa ibunya yang telah bersusah payah merawatnya tapi..

Ia hanya.. Kecewa.

Stev berjalan meninggalkan hutan menuju kota mengikuti petunjuk dari kalung itu.

Kalung itu akan mengeluarkan cahaya berwarna putih jika ia menuju tempat yang benar dan akan mengeluarkan cahaya berwarna merah jika ia salah jalan.

Ia memperhatikan bangunan yang berdiri kokoh didepannya, "Mage Academy?" gumamnya heran.

TBC

Maaf ya kalau chapter kali ini terlalu sedikit..

Jangan lupa comment kalau ada typo ya..

She's a PrincessOnde as histórias ganham vida. Descobre agora