[03] Kembali Lagi

9.9K 636 42
                                    

"Claris makan dulu sayang!" teriak Lucy dari bawah.

Claris menutup bukunya lalu ia berjalan menuruni tangga, ia duduk disamping Leo dan mulai makan dengan tenang.

Selesai makan, Claris membantu Lucy untuk merapihkan meja makan, sedangkan Lucy mencuci piring-piring kotor.

"Kamar," ucap Claris datar.

Lucy tersenyun lalu mengangguk, Claris berjalan menaiki tangga dan masuk ke dalam kamarnya.

Ceklek!

Claris mematung di ambang pintu, di dalam kamarnya berdiri sosok perempuan yang ia lihat beberapa hari yang lalu.

"Hallo," ucap Naferaa.

"Mau apa kesini lagi?" tanya Claris dingin.

"Aku mau menunjukkan sesuatu," ucapnya.

Claris tampak tak peduli, ia berjalan melewati Naferaa dan duduk di depan meja belajarnya dengan tenang seolah-olah Naferaa hanya angin lalu.

"Apa kamu tidak bingung dengan mimpi-mimpi itu?" tanya Naferaa.

Claris diam, ia sebenarnya penasaran. "Aku tahu... Ayo ikut aku!" seru Naferaa sambil menjulurkan tangannya ke arah Claris.

Claris menerimanya tanpa ragu, lagipula untuk apa ia membohongi dirinya sendiri dengan tidak menerima ajakan itu. Lalu tubuhnya mulai bercahaya dan semuanya buram.

"Ukkh!" ringis Claris, perlahan matanya mulai terbuka.

"Dimana ini?" tanyanya saat kesadaraanya sudah kembali. Sekarang ia berada disebuah padang rumput yang luas.

"Ini di Whitesky land," ucap Naferaa.

"Untuk apa membawaku kesini?" tanya Claris tajam.

"Bumi bukan tempatmu Clarissa, kamu adalah makhluk abadi. Sementara para manusia itu? Mereka akan menua lalu mati," ucap Naferaa sambil menatap mata Claris.

Claris terdiam. "Itu konyol, tidak ada makhluk abadi," ucap Claris datar.

Naferaa menghela napas. "Kau adalah ras abadi Clarissa, kau setengah malaikat juga," ucap Naferaa.

"Apa buktinya?" tanya Claris dingin.

"Ini kamu kan?" tanya Naferaa sambil memperlihatkan fotonya bersama seorang laki-laki.

Claris mengambil foto itu dan menatapnya lekat-lekat. "Laki-laki ini..." gumam Claris.

"Kau mengenalnya?" tanya Naferaa.

Claris hanya diam, ia memperhatikan foto itu lekat-lekat. "Kayak kenal tapi gak inget," ucap Claris sambil memegang kepalanya yang mulai terasa sakit.

"Sebaiknya kita kembali ke bumi, aku akan membantumu mengingatnya secara perlahan," ucap Naferaa.

Mereka kembali lagi ke bumi dengan portal yang dibuat oleh Naferaa. Claris segera tidur karena kepalanya terasa sangat sakit seperti ditusuk oleh ribuan jarum.

Keesokan harinya.

Suara alarm yang terdengar nyaring itu membangunkan Claris di pagi hari, gadis itu segera masuk ke dalam kamar mandi untuk melakukan ritual paginya yang ia lakukan dengan rutin, apalagi kalo bukan mandi?

Setelah selesai memakai seragam, Claris menyambar tasnya dan turun ke bawah.

Claris terus memikirkan kejadian yang terjadi kemarin, foto yang ia dapatkan dari Naferaa bahkan masih ia simpan.

Claris menghela napas lelah. "Bikin pusing aja," gumamnya.

Claris segera memakan sarapannya dan pergi menuju sekolah bersama Leo. Sesampainya di sekolah, kegiatan pembelajaran dilakukan seperti biasa.Membosankan.

Kring! Kring! Kring!

"Kantin?" tanya Leo.

"Taman belakang," ucap Claris datar.

"Aku temenin," ucap Leo.

Claris menggeleng, Leo pun hanya menggela napas lalu mengangguk. Ia mengusap puncuk kepala Claris dengan gemas. "Yaudah hati-hati, jangan sampe nyasar!" ucap Leo.

Claris mengangguk, ia melangkahkan kakinya pergi dari kelas. Tak terasa ia sudah memutari sekolahnya cukup lama untuk mencari taman belakang. Karena ia tidak tahu letaknya dimana.

Lalu kenapa ia bisa tahu ada taman di belakang sekolah? Itu karena ia diberi tahu oleh Willian jika ada taman di belakang sekolah yang jarang dikunjungi murid-murid disini.

Akhirnya setelah lama berkeleliling, Claris menemukan letak taman belakang itu. Ia segera duduk disana--lebih tepatnya di bawah pohon yang rindang--lalu ia mengeluarkan foto yang diberikan Naferaa kemarin.

Gadis itu memperhatikan foto itu lekat-lekat, seolah ia akan menemukan sesuatu yang sangat berharga jika ia terus menatapnya, dan ia akan kehilangan sesuatu jika tidak menatapnya.

Ia seperti mengenalnya tapi ia lupa.

Hingga satu nama bergema di dalam kepalanya dengan sangat indah.

"Vino," gumam Claris sambil tersenyum samar.

TBC

She's a PrincessWhere stories live. Discover now