[28] "Please.. Don't leave me again."

5.1K 318 12
                                    

Fiki berjalan menuju kamar Rissa lalu mengetuk pintu kamar itu secara perlahan.

"Masuk!" sahut Vino dari dalam.

Ceklek!

"Bagaimana keadaannya?" tanya Fiki sambil berjalan mendekati Rissa dan Vino.

"Buruk," gumam Vino pelan.

Fiki menghela napas pelan, ia menepuk pundak Vino lalu berjalan kesisi kasur yang lain dan menatap Rissa sendu.

"Sebenarnya apa yang kalian rahasiakan?" tanya Vino sambil menatap Fiki dingin.

Fiki hanya diam. "Apa yang kalian rahasiakan." ulang Vino lagi.

"Jawab!" bentak Vino.

"Rissa tidak mengizinkanku untuk memberitahumu Vino.." ucap Fiki.

"Tapi mengapa.." gumam Vino pelan.

"Kurasa kau butuh waktu." Fiki keluar dari kamar Rissa, ia rasa Vino butuh waktu untuk menenangkan dirinya.

Baru saja Fiki keluar ia sudah di suguhi oleh deretan pertanyaan yang di lontarkan oleh Jerden, Lionel dan Raldi.

"Stop! Jangan disini ok? Kita bicara di ruang santai aja." Fiki berucap dengan nada dinginnya yang berarti ia sedang dalam fase serius.

Jerden, Lionel dan Raldi langsung diam. Mereka mengangguk secara bersamaan lalu berjalan ke ruang santai sesuai arahan Fiki.

"Jadi?" tanya Raldi membuka pembicaraan.

Fiki menghela napas pelan. "Sepertinya Rissa tidak akan bangun untuk waktu yang lama."

"Jadi namanya Rissa.." gumam Jerden pelan yang masih bisa di dengar oleh Fiki, Raldi dan Lionel.

"Jadi Kamu belum tahu namanya sampai saat ini?" tanya Fiki.

Jerden menggeleng. "Dia selalu diem kalo ditanya nama."

"Kayaknya gue bakal kasih tau masalah ini kepada yang mulia Raja Lucient," gumam Fiki pelan, tetapi ucapannya masih bisa didengar oleh ketiga pemuda yang berada di depannya.

Jerden menatap Fiki. "Apa hubungannya Rissa sama yang mulia Raja Lucient?" tanya Jerden dan Lionel mengangguk mengiyakan.

"Kalian gak tahu?" tanya Fiki bingung.
Sedangkan mereka hanya menggelengkan kepala. "Oh iya pantes kalian gak tahu, keberadaannya aja di tutupin. Cuma sedikit orang aja yang tahu.. Dia itu anaknya," ucap Fiki santai.

Jerden membulatkan matanya tak percaya. "Santai aja kali matanya, awas keluar," canda Raldi.

Jerden pun hanya bisa terdiam mengetahui fakta itu, ia merasa gagal karena tidak bisa menjaga Rissa yang sebenarnya adalah anak dari rajanya.
Raja yang telah memberinya amanah untuk melakukan sebuah misi yang cukup sulit.

Keesokan harinya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" ucap Vino dari dalam.

Ceklek!

"Vin, waktunya kita berangkat," ucap Fiki.

"Hm." Vino segera menggendong Rissa dengan hati-hati, ia menggendongnya ala bridal style.

Mereka membuat lingkaran kecuali Vino karena Vino akan teleport sendiri. Fiki, Raldi, Jerden dan Lionel membuat lingkaran untuk berteleport, lalu Fiki meneleportkan mereka semua ke kerajaan Fleeghteir.

Vino juga ikut berteleport, ia berjalan dengan santai sambil menggendong Rissa. Semua pelayan dan prajurit yang melihat mereka menundukkan kepalanya.

She's a PrincessWhere stories live. Discover now