[32] Leave Again

4.9K 305 8
                                    

Rissa dan Fera hanya diam tanpa berkata satu katapun. Rissa masih bergelut dengan pikirannya begitupun Fera.

Sampai Mr. Heir selesai menjelaskan materi bagaimana caranya mereka melakukan pertahanan dan cara mengeluarkan shield Rissa dan Fera masih berkutat dengan pikiran masing-masing.

"Apa ada pertanyaan?" tanya Mr. Heir lantang.

Semua murid hanya diam, tidak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun. "Baiklah jika tidak ada yang bertanya, saya mau untuk Putri Rissa silahkan maju ke depan!"

Rissa langsung kembali ke dunia nyata saat itu juga, ia pun berdiri lalu berjalan ke depan—tepatnya ke arah Mr. Heir berada.

"Lihat saja. Siapa suruh melamun disaat aku sedang menerangkan," batin Mr. Heir kesal.

Rissa menaikkan sebelah alisnya seolah berkata: "Ngapain lu manggil gue?"

"Saya mau kamu mempraktikan cara membuat shield dan gerakan pertahanan di tengah ruangan," ucap Mr. Heir datar.

Tanpa basa-basi Rissa segera berjalan ke tengah kelas, ia menutup matanya lalu bersamaan dengan terbuka kelopak matanya sebuah shield berwarna putih terbentuk.

Setelah beberapa lama shield itu menghilang dan Mr. Heir menyerang Rissa dengan element apinya. Rissa segera membentuk sebuah gerakan pertahanan dengan cara menyilangkan tangannya. Sebelum api itu mengenainya, api itu sudah menghilang.

"Lumayan," batin Mr. Heir.

Mr. Heir kembali mengeluarkan elementnya namun kali ini cukup kuat, ia pun langsung melemparnya ke arah Rissa.

Rissa pun membuat gerakan pertahan yang tidak diketahui oleh Mr. Heir. Bagaimana guru itu bisa tahu jika gerakan pertahan itu dibuat sendiri oleh Rissa.

Semua yang ada disana bertepuk tangan, Rissa juga kembali duduk di tempatnya dan pelajaran pun berlanjut.

Kring! Kring! Kring!

Bel pun berbunyi, semua murid mulai berhamburan keluar kelas sedangkan Rissa dan Fera belum bergerak seinci-pun dari tempatnya.

Fera menatap Rissa dan dibalas dengan tatapan dingin yang khas. "Kantin?" tanya Fera.

"Kuy," ucap Rissa.

Lalu mereka berdua pergi menuju kantin dengan langkah santai. Saat mereka sampai di kantin, Fera langsung memesan makanan sedangkan Rissa mengekor dibelakangnya.

Tapi saat ingin mencari tempat duduk, sudah tidak ada tempat duduk yang tersisa. Sehingga mereka memutuskan untuk makan di taman belakang setelah berdiskusi menggunakan telepati.

Tapi sebelum mereka beranjak pergi, sebuah suara menghentikan pergerakan mereka.

"Mau gabung?"

🌙🌙🌙

Nessy diam, ia tidak mampu berkata apapun. Sedangkan Rey menatap nanar surat yang berada dalam genggamannya itu.

Dear Rey,

Rey, saat kamu baca surat ini mungkin aku sudah pergi Rey. Aku minta maaf belum sempat berkata apapun kepadamu setelah aku menginjakkan kakiku kembali kesini.

Maaf kan aku Rey, aku tidak mau seperti ini tapi keadaanlah yang memaksaku.

Maaf aku tidak bisa memberitahukan apa masalahnya tapi aku meminta satu hal kepadamu, jika aku benar-benar pergi dalam artian untuk selamanya.

She's a PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang