[22] Lionel?

5.6K 338 21
                                    

"Sebenarnya kamu mau kemana sih?" tanya Jerden penasaran.

Rissa hanya melirik Jerden sekilas. "Pergi," ucapnya datar.

Jerden memanyunkan bibirnya. "Iya deh, aku diem..." ucapnya.

Rissa hanya menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah Jerden lalu ia kembali fokus ke jalanan yang ada di depannya.

Ia masih memikirkan kejadian tadi pagi saat dia.. Bertemu dengan Aiden. Rissa masih bisa merasakan tatapan matanya yang sama seperti dulu. Hangat seperti biasanya.

Tapi apa gunanya tatapan hangat itu jika hanya membuatnya sakit hati? Tatapan hangat yang tulus namun menyakiti. Tatapan hangat yang tulus tetapi menghianati.

"Aku ingin bicara," ucap Jerden pelan.

"Hm."

Jerden menghela napas pelan. "Aku lapar.." ucapnya sambil mengelus perutnya, "Kita cari restoran dulu ya?" pintanya.

"Ck!" decak Rissa jengkel, "Menyusahkan saja sih.." desisnya.

Jerden langsung turun dari kudanya, begitupun Rissa. Tanpa aba-aba, Jerden langsung menarik tangan Rissa untuk mencari restoran di desa yang sedang mereka lewati itu.

Jerden membawa Rissa ke sebuah restoran daging yang cukup ramai, ia duduk di meja yang kosong lalu memanggil pelayan.

"Ingin memesan apa em.. Tuan?" tanyanya.

Jerden terkekeh pelan lalu membuka tudungnya. "Seperti biasa tapi dua porsi," ucap sambil tersenyum.

"Baik Tuan Jerden," ucap pelayan itu ramah.

Rissa hanya diam, ia menatap keluar restoran. Lebih tepatnya ke arah Lighlie yang ia tinggalkan bersama kuda milik Jerden.

"Dia akan baik-baik saja, tenanglah.." ucap Jerden santai.

Rissa hanya diam tidak menganggapi apa-apa, sebelumnya Lighlie sudah merubah sedikit penampilannya agar tidak di curigai warga sekitar saat mereka lewat.

"Ini pesanannya tuan," ucap pelayan itu ramah sembari meletakkan pesanan Jerden di atas meja.

Jerden meletakkan salah satu piring itu di depan Rissa. "Makanlah.." ucapnya sambil tersenyum.

Rissa hanya mengangguk lalu mulai memakan makanan itu begitupun Jerden. Mereka makan dalam suasana tenang dan damai.

Jerden yang hanya diam sambil menikmati makanannya, dan Rissa yang sedang bergelut dengan pikirannya. Ia sedang memikirkan rencana selanjutnya untuk melawan mereka.

Rissa sendiri merasa lelah karena masalah selalu datang di kehidupannya, tapi jika tidak ada masalah kehidupan juga akan terasa membosankan bukan?

Dan kehidupan ini bagai makanan yang jika tidak ditambahi oleh bumbu-bumbu maka akan terasa hambar.

Jadi Rissa hanya menikmati semua masalah yang ada dalam kehidupannya dengan tenang. Karena di balik sebuah masalah pasti ada maknanya, dan setelah masalah pasti ada kebahagiaan.

"Hei?" ucap Jerden membuyarkan lamunan Rissa. Rissa menaikkan sebelah alisnya sambil menatap Jerden dengan tatapan bertanya.

Tapi itu menurut Rissa, sedangkan yang Jerden lihat hanyalah seorang perempuan yang dibalut oleh jubah dan sedang mengarah kepadanya. Dan, tentu saja ia tidak bisa melihat tatapan bertanya Rissa.

"Lanjut gak perjalanannya? Atau masih mau disini?" tanya Jerden pada akhirnya.

Tanpa ba-bi-bu Rissa langsung berdiri lalu berjalan kearah Lighlie, ia akan melanjutkan perjalanannya yang sempat tertunda lagi.

Lighlie mulai berjalan saat Rissa sudah duduk manis di pundaknya, mereka akan melewati 7 desa lagi untuk sampai ke Crystal palace.

Rissa juga cukup menikmati perjalanan kali ini karena ia sudah lama tidak berkeliling dari satu kerajaan ke kerajaan lainnya. Ia sudah lama tidak berkelana kesana kemari jadi ia akan membuat perjalanan kali ini sedikit lebih lama untuk menikmati pemandangan sekitar.

Mereka sudah keluar dari perbatasan desa yang tadi mereka lewati ke desa yang lain, suasana di sekitar mereka cukup sunyi dan itu membuat Rissa menjadi sedikit tenang.

Tapi ketenangan itu tak berlangsung cukup lama karena sekelompok orang dengan jubah hitam yang menutupi setengah badan mereka, dan topeng hitam yang menutupi wajah mereka datang.

Mereka menghalangi jalan Rissa lalu salah satu dari mereka berteriak, "Turun!!"

Rissa hanya diam ditempatnya, ia tidak bergeming sedikitpun dari tempatnya dan itu cukup membuat sekelompok orang itu kesal. "Punya telinga tidak?! Turun!!" teriak orang itu lagi.

Rissa hanya diam. "Turun dan serahkan barang-barang kalian sebelum kami marah!!" teriaknya lagi.
Rissa tetap diam, dan itu membuat mereka semua tambah kesal. Lalu orang yang sedari tadi berteriak sambil mengancam Rissa mulai melancarkan aksinya.

Ia mengeluarkan pedangnya dengan tangan kanan dan mengeluarkan element tumbuhannya dengan tangan kiri.

Sedikit lagi tumbuhan itu akan mengenai Rissa tapi...

Sringg!

Seseorang dengan jubah merahnya muncul, ia membantai habis semua orang itu bersama Jerden sedangkan Rissa hanya diam sambil memperhatikan mereka berduanya dari tempatnya.

"Hai!" sapa orang berjubah merah itu saat mereka berdua sudah selesai bertarung.

"Hm." Rissa hanya menjawabnya dengan deheman singkat.

"Kalian lagi ngapain disini?" tanyanya.

"Kita lagi berkelana," ucap Jerden ramah di balik tudungnya.

Rissa berdehem pelan lalu. "Lionel? Ngapain disini?" tanya Rissa datar.

TBC

She's a PrincessWhere stories live. Discover now