Part 2: Wrong Place.

262 46 71
                                        

"Aduh, pegel banget. Buuu, ibu udah berangkat?" Seru Anan sembari memijit seluruh badannya yang terasa pegal setelah bangun.

Pagi itu sangat cerah, suara burung berkicauan, ditambah suara air di kolam ikan depan rumah yang terdengan sampai kamar dimana Anan tidur. Anan masih belum sepenuhnya sadar saat itu.

"Mungkin ibu udah pergi ke sekolah, mana laper lagi, masak apa yah ibu?" Tanya Anan dalam hatinya.

"Loh ini pena siapa?" saat melihat sebuah pena yang tiba-tiba ada dipegangannya.

"Aaaaaaakhhhhh!" teriak Anan saat melihat sosok asing dalam cermin, itu dirinya namun dengan tubuh orang lain. Dia terkejut, lalu tergeletak pingsan lagi.

Anan sepenuhnya tidak ingat kejadian naas yang hampir meregang nyawanya dan Pak Rino, lantas semua hanya sebuah ingat di suatu sisi hidupnya yang tak pernah di ingatnya.

"Selamat datang Ka Rino, kaka sudah pingsan selama dua hari." seru suara gadis kecil saat dia bangun.....

"Waaaaaaaaah!" teriak Anan kaget. Siapapula gadis kecil yang tiba-tiba ada didepan dirinya, sontak Anan terperanjak dari tempat tidur.

Gadis kecil itu hanya melongo memandangi tingkah Anan yang seolah menganggap dirinya hantu.

"Apa sih ka Rino, berisik." bentak gadis itu, tak lama dia menjitak kepala Anan.

"Aduh, siapa sih lu? Gak sopan banget, udah gak kenal main pukul aja." seru Anan kesal sembari mengusap kepalanya yang kesakitan.

"Kaka aneh banget. Maaaah, Mamaaaah, ka Rino udah bangun, kayaknya dia amnesia deh." teriak gadis kecil itu pada seseorang yang ternyata ibunya.

"Syukur, terima kasih Ya Tuhan. Rino kamu udah siuman nak, Mamah khawatir kamu siuman lama." isak tangis mengiringi kata demi kata yang disampaikan wanita paruh baya tersebut.

Anan yang sedari tadi bingung tak berbicara sedikitpun, dia hanya mendengarkan penjelasan dari kedua perempuan yang ada di hadapannya. Dan yang paling Anan heran yaitu, siapapula kedua perempuan itu.

"Maaf, ibu siapa? Kamu juga siapa datang-datang maen pukul orang aja." tanya Anan pada mereka berdua.

Kedua perempuan itu hanya diam, saling memandangi satu sama lain. Mereka tak menyangka kecelakaan yang menimpa Rino karena jatuh dari pohon nangka dua yang hari lalu, membuat Rino lupa siapa mereka.

"Kaka jangan pura-pura amnesia deh, bikin khawatir semuanya aja." tegas gadis kecil itu, yang nampaknya khawatir dengan memasang wajah cemas.

"Aku bukan Rino, aku gak bohong, aku gatau kalian siapa, ini dimana?" Jawab Anan yang disambung pertanyaan darinya.

"Rino, ini mamahmu, ini mamah Sofi, dia adikmu Vina, kamu sekarang di rumah nak. Dua hari yang lalu kamu jatuh dari pohon nangka, saat akan memetik buahnya untuk adikmu ini. Kepalamu terbentuk, kamu pingsan selama dua hari." jelas dari Bu Sofi pada Anan. Dia masih saja bingung.

Anan lantas melihat sekelilingnya, tak lepas setiap sudut ruangan dari pandangannya. Asing, dia tak mengenali tempat dimana dia berada. Lalu matanya tertuju pada sebuah penanda waktu yang menempel di dinding.

"Astaga, 2008?" Kaget Anan kembali.

"Mah kaka masih belum sadar kayaknya" seru Vina pada Bu Sofi.

"Iya de, kayaknya kakakmu belum pulih sepenuhnya, nanti mamah panggil Dokter Danu buat cek si kaka." tegas bu Sofi pada Vina sembari mengelus-elus Rino, yang sebetulnya Anan. Anan masih saja bingung kenapa dia mengalami hal seperti ini.

Hacking TimeWhere stories live. Discover now