Bagian 83 (Suluk)

Začít od začátku
                                    

.

.

Yoga menolehkan wajah ke kanan dan kiri, lalu mengusap wajah, mengakhiri rakaat terakhir salat Dhuha-nya. Kedua tangannya diangkat dan lidahnya bergerak melafalkan do'a.

"Allahumma innadhdhuha-a Dhuha-uka. (Ya Allah, sesungguhnya waktu dhuha itu adalah dhuhamu,)

Walbahaa-a bahaa-uka, (keagungan itu merupakan keagunganmu,)

Wal jamaala jamaaluka, (keindahan itu merupakan keindahanmu,)

Wal quwwata quwwatuka, (kekuatan itu adalah kekuatanmu,)

Wal qudrota qudrotuka, (kekuasaan itu adalah kekuasaanmu,)

Wal 'ishmata ishmatuka. (dan penjagaan-penjagaan adalah penjagaanmu.)

Allahumma inkaana rizqii fissamma-i fa anzilhu, (Ya Allah, jika rezeki aku masih di langit maka turunkanlah,)

Wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, (jika ada di dalam bumi maka keluarkanlah,)

Wa inkaana mu'siron fayassirhu, (jika sulit maka mudahkanlah,)

Wa inkaana harooman fa thohhirhu, (apabila itu haram maka sucikanlah,)

Wa inkaana ba'idan fa qoribhu. (jika jauh maka dekatkanlah.)

Bihaqqi duhaa-ika wa bahaaika, (Demi kebenaran dhuhamu, keagunganmu,)

Wa jamaalika wa quwwatika wa qudrotika, (keindahanmu, kekuatanmu dan kekuasaanmu,)

Aaatini maa ataita 'ibaadakash shoolihin. (berikanlah kepadaku sebagaimana apa yang engkau berikan kepada hambamu yang sholeh.)"

Kedua telapak tangannya diusap ke wajah. "Amin."

Yoga melihat ke arah dua shaf di depannya. Ustad Umar sedang berzikir. Tangannya meraih tasbih di ujung sajadah dan mulai berzikir. Tapi tak ditemukan khusyuk dalam zikirnya. Agaknya selepas menitipkan pesan pada Bastian melalui telepon, dia gelisah, membayangkan seperti apa kemarahan ayahnya nanti, setelah mendengar pesan darinya.

"Laa hawla wa laa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim ... Laa hawla wa laa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim ... Laa hawla wa laa quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhiim ... "*

* Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan dengan izin Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.

Bibirnya terus bergerak, tapi hatinya tak bisa hadir. Karena pikirannya sibuk.

Apa Bastian sudah bilang sama ayah? Gimana kira-kira reaksi Ayah, ya? Apa aku sebaiknya minta izin untuk menelepon lagi nanti malam??

Jantungnya berdetak tak beraturan. Cemas.

.

.

10.45 WIB. Gedung perkantoran Danadyaksa, Jakarta

"Permisi Pak. Saya Mieke," kata suara di luar ruangan kerja Danadyaksa.

Dana yang tadinya sedang memeriksa dokumen di atas meja, mengalihkan pandangannya ke arah pintu. "Ya. Masuklah, Mieke."

Mieke membuka pintu perlahan dengan mimik wajah waspada. Dia memperhatikan bos besar yang memasuki usia keemasannya. Walau demikian, pria ini masih nampak gagah, meskipun berita sampai ke telinga Mieke bahwa CEO mereka yang adalah seorang duda ganteng ini, mulai sering kumat penyakit darah tingginya. Sehingga kabar buruk kecil sekalipun, bisa memancing tensinya naik.

Dana memberi tatapan profesional khas bos kepada bawahannya. "Gimana? Kamu sudah hubungi Pak Rudy dari PT Exson?"

"Sudah Pak. Pak Rudy bilang, dokumen rapat waktu itu sudah beliau serahkan ke Pak Yoga."

ANXI (SEDANG REVISI)Kde žijí příběhy. Začni objevovat