DELAPAN BELAS

120 10 0
                                    

Kantin sedang ramai-ramai nya dikarenakan jam istirahat sedang berlangsung, disalah satu meja dimana diisi oleh keempat cowok yang sedang mengisi perutnya siapa lagi kalau bukan Gabriel, Dion, Legi dan harun. mereka asyik mengobrol sedangkan Gabriel hanya mendengarkan perbincangan teman-teman nya. mendengar beserta menyimak.

Tiba-tiba Gabriel bangkit dari kursi nya berniat untuk meninggalkan area kantin.

Teman nyapun menyadari kepergian Gabriel, "Woy! Mau kemana lo?" teriak Harun.

"Cabut!" hanya itu yang keluar dari mulut Gabriel dan langsung menuju kelas.

Setiba di kelas, kelas nya pun sepi hanya ada beberapa teman kelas nya, Gabriel mengambil tasnya tak lupa ia memeriksa kolong meja mengecek ada buku yang tertinggal atau tidak. Tunggu,buku? Apa Gabriel sekolah membawa buku?

Sebelum keluar kelas Gabriel menulis surat izin yang dia ambil secara diam-diam, untuk melabuhi pak satpam yang selalu berjaga di depan gerbang. Setelah selesai Gabriel langsung keluar kelas menuju ke pak satpam.

"Pak, saya mau izin dan saya sudah diberi izin sama guru piket,"

Pak satpam pun menatapnya dengan curiga. Dan Gabriel menyadari itu.

"Serius, pak. Saya buru-buru nih"

Sebelum mengizinkan Gabriel pak satpam membaca surat tersebut, setelah itu pak satpam mengizinkan Gabriel dan membuka pintu gerbang nya. Dalam hati Gabriel bersorak gembira.

****

Saat Leta menuju kelas nya dia melihat Akbar dengan Desi sedang duduk bersebelahan, memang tidak berdua tetapi sama teman-teman nya, Leta bersikap seolah-olah tidak melihat nya dan langsung masuk kelas.

Cemburu? Oh jelas tapi Leta sadar diri dia nggak ada hak buat ngelarang Akbar dekat dengan siapa saja. Apa lagi itu teman sekelas nya.

Selalu menutupi dengan kebaikannya.

Semakin hari Leta bingung sama perasaan nya terhadap cowok itu, setelah meyakinkan kalau dia suka sama Akbar tapi kenapa seperti ini seolah Akbar tahu kalau dia punya perasaan dan Akbar menjauh seakan tidak mengenalnya.

Apalagi melihat kedekatan Akbar dengan desi, membuat mood nya menurun. Tapi Leta diam-diam selalu perhatiin gerak-gerik Akbar dan Desi.

"Kenapa, lo nggak suka dia deket sama Desi, Ta."

Leta langsung membuang pandangan nya kesembarang arah.

"Nggak! Kata siapa-" belum sempat Leta melanjutkan ucapannya Nia sudah memotongnya duluan.

"Nggak usah ngelak! Gue tau dari tatapan lo ke dia aja beda, cara pandang lo ketika dia deket sama cewek."

"Gue bingung, Ya. Disaat gue mulai suka tapi dia nya ngejauh, iya sih gue sadar. Sadar gue pantas nggak dapetin dia." Leta menompang dagunya.

"Yaa, lo sabar aja akan ada waktu nya dia sadar."

"Sampai kapan? Laginya juga nggak cuma makanan aja yang kadaluwarsa tapi juga cinta, kalau didiamkan tanpa kepastian juga cinta bisa kadaluwarsa."

"Tapi dia nya juga harus tau diri!" Sambung Nia.

Mata Leta melirik sekilas ke Nia, "Itu lo tau,"

Tanpa KepastianWhere stories live. Discover now