TIGA BELAS

132 9 0
                                    

Jam istirahat sedang berlangsung dan kelas Leta hanya dia dan Akbar duduk berdua di bangku Leta. Akbar dengan anteng memainkan jari-jari Leta yang kuku nya sedang di cat berwarna hitam. Leta sempat menolak ketika Akbar memainkan jari nya, risih. Tapi dengan paksaan Akbar Leta menggalah dari pada Leta ribut terus menerus dengan cowok yang satu ini.

"Tangan lo bikin gue nyaman," Akbar berucap seperti itu sambil membawa tangan Leta ke atas meja. Leta mengernyitkan dahi nya tidak mengerti dengan ucapan Akbar.

"Maksud lo," Yang di tanya malah seolah tidak mendengar tetap sibuk memainkan jari lentik Leta.

"Bar, Udah! Ga enak kalo di liat sama yang lain." Menyebalkan, Akbar sama sekali tidak peduli dengan ucapan Leta.

Dengan kesal Leta langsung menarik tangan nya, sedangkan Akbar menatapnya dengan penuh tanya. Leta takut semakin lama Akbar melakukan sesuka hati nya itu sama saja membuat nya tambah suka. Suka?

Ya, Leta suka sama Akbar tapi Leta menutupi nya dengan rapat-rapat, Leta tidak mau kalau Akbar tahu perasaan nya lalu Akbar menjauh darinya Leta tidak mau itu.

Sudah banyak moment kecil yang Akbar ciptakan bersama Leta dan itu benar-benar membuat Leta senang, tapi dia menutupi nya dengan rasa kesal, di setiap Leta kesal kepada Akbar ada rasa yang tersembunyi di balik itu.

Di tatap seperti itu dengan jarak dekat membuat pipi Leta memanas, Leta langsung membuang pandangan nya ke arah depan sambil menggaruk pipi nya yang tiba-tiba terasa gatal. Salah tingkah.

Akbar manarik sudut bibir nya,ketika melihat Leta salah tingkah, "Gemes banget sih!" Tangan Akbar mengacak-acak rambut Leta dengan sangat gemas.

Leta langsung menepis tangan Akbar,"Akbar! Apa sih!" Akbar hanya terkekeh geli melihat tingkah Leta.

****

Baru saja Leta dan Nia turun dari lantai tiga, mereka hampir tertabrak oleh Harun yang ingin menuju parkiran tanpa membawa tas penampilan nya sangat acak-acakan.

"Tadi kenapa kok di panggil, buat ulah lagi ya?" Leta,Nia dan Harun berjalan beriringan menuju parkiran. Harun menoleh lalu menganggukan kepala nya.

"Trus, yang lain kemana, kenapa mereka nggak masuk, trus juga kenapa lo doang yang—" Leta menutup mulut nya dengan tangan kanan nya, sadar atas ucapan nya, Leta seharus nya tidak menanyakan lebih dalam lagi, toh, bukan urusan Leta juga.

Harun terkekeh,"Kalo lo pengen tahu, tanya aja ya sama si Gabriel, gue duluan ya. Ta, Ni." Harun langsung menuju parkiran dan melajukan motor nya untuk bertemu dengan yang lain.

Saat ingin melanjutkan perjalanan nya, tiba-tiba ada sebuah tangan kekar yang menarik nya. Leta langsung melihat ke arah belakang.

"Nia, gue pinjem temen lo dulu ya, lo pulang duluan aja,"Setelah itu Akbar langsung menarik tangan Leta menuju parkiran dan mengajak Leta untuk pulang bareng.

Tidak tahu kenapa,Leta saat ini selalu menuruti kemauan Akbar tanpa ada menolak, tidak lama motor besar Akbar sampai di sebuah taman yang tidak jauh dari lokasi sekolah. Leta menatap sekitar dengan heran,lalu menatap Akbar yang sedang membuka helm fullface nya meminta penjelasan apa maksud nya?

"Kata nya mau anterin pulang, kok, lo bawa gue kesini?"

"Gue lagi pengen berduaan sama lo,"

Leta mengernyitkan dahi nya, "Gue nggak ngerti,maksud lo, Akbar!"

"Ya, inti nya gue lagi mau sama lo,seharian."Akbar langsung menarik tangan Leta untuk menuju ke sebuah taman yang tidak ramai dan tidak sepi.

Tanpa KepastianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang