"Kamu bener Lyn aku harus cari kerja."

"Sejak kapan aku salah sih Hun? Dari tadi aku ngomong juga bener gak pernah salah."

"Iya aku besok cari kerja. Bagusnya kerja apa ya?"

"Apa aja, yang penting kita nggak numpang sama Mama Papa lagi. Sama kamu bisa beliin aku martabak sama pecel ayam di simpang tempat si Mas Radenuddin itu loh. Duh kan aku pengen  sekarang jadinya gara - gara ngomongin makanan."

"Yaudah kamu mau berapa sambelnya level apa? Aku beliin sekarang."

"Beneran?"

"Iya"

"Ayuk" kata Alyn langsung bangkit. Nggak lagi ada mau jaga jarak lupa sama wangi parfum Sehun yang katanya bikin Alyn mau muntah. Alyn kalau sudah soal makanan lupa sama semua masalahnya.

"Dari dulu nggak berubah" gumam Sehun.

"Apa?"

"Nggak, ayok siap - siap."

"Nggak usah ganti - ganti baju deh di simpang depan doang juga."

"Baju kamu kependekan Lyn. Dasternya juga nerawang gitu." kata Sehun mengingatkan.

"Aku pakai switer aja. Ntar kamu yang keluar aku nunggu di dalem mobil."

"Yaudah ayok kalau gitu."

Akhir - akhir ini Alyn pemalas sekali untuk mandi. Bahkan untuk beranjak dari tempat tidur saja malas sekali.

Alyn saja tadi pagi sebenarnya tidak  tau kenapa bahagia setelah bangun tidur ada yang menyiapkannya sarapan meski lelaki itu bukan yang dia inginkan tapi Alyn akan berusaha untuk menghargai apa yang Sehun lakukan. Alyn tahu Sehun sedang berusaha menjadi yang terbaik.

Alyn nungguin Sehun lagi manasin mobil lama banget dia sudah bete keburu lapernya ilang.

Samar atau cuma halusinasi dia aja kok kayaknya Alyn melihat Chanyeol tadi tegak di dekat pagar tapi pas Alyn lari ke arah pagar Chanyeol sudah tidak ada.

"Nyari apa? Ayo masuk." kata Sehun.

"Nggak papa."

Alyn langsung masuk kedalam mobil sambil terus berfikir tadi itu beneran Chanyeol apa bukan.

Chanyeol menyandarkan punggungnya pada pohon besar di dekat rumah Alyn. Hatinya teriris melihat Alyn pergi bersama Sehun. Ternyata Chanyeol tidak bisa melihat itu semua hatinya sakit.

Chanyeol sudah coba untuk mengikhlaskan Alyn namun hati dan fikirannya terus menolak. Yang lebih membuat Chanyeol sedih adalah saat Alyn tersenyum kearah Sehun sangat cantik namun membuat hatinya menjerit tidak rela.

Tapi Chanyeol tidak boleh egois asalkan Alyn bahagia Chanyeol juga akan ikut senang.

Chanyeol hanya akan melihat Alyn dari jauh seperti ini. Chanyeol tidak akan mengganggu Alyn lagi. Semua yang Alyn mau sudah ada yang memenuhi.

"Mas pecel ayamnya 2 sayap sama paha ya." lalu Sehun beralih pada mas - mas pedagang di sebelahnya.

"Mas seblaknya 1 ya."

"Mas martabak biasanya enggak sekalian?"

"Biasanya?" tanya Sehun.

"Iya buat Mbak Alyn kan? Biasanya sih bukan sama Masnya Mbak Alyn sering kesini tapi Mas yang satunya." kata Masnya lagi.

Sehun sudah menebak pasti Chanyeol yang di maksud sama Mas ini.

"Oh, saya suaminya Alyn Mas. Martabaknya satu juga deh Mas."

"Loh sudah menikah Mbak Alyn kok nggak ngundang - ngundang kita." teriak Mas yang jual martabak.

Alyn menurunkan kaca mobilnya.
"Maaf Mas nikahnya sederhana aja kok enggak pesta. Doain aja Mas Dewo Alyn rukun sama suami terus." kata Alyn ketawa terus dia buka pintu mobilnya salaman sama Mas - mas langganan dia jajan.

Alyn famous dikalangan Mas - Mas simpang. Jelas saja dia suka membeli makanan tiap pedagang pukul rata dia beli satu - satu.

"Mbak kayanya bareng sama Mas satunya itu kok nikahnya sama yang ini?" kata Mas Raden.

Mas Raden tau nama cowok yang dia maksud cuma nggak enak sama Sehun mau nyebutinnya.

Alyn cuma senyum sambil jawab, "Jodoh siapa yang tahu kan Mas." katanya yang membuat Sehun tersenyum kearahnya.

"Bener tuh Mas Raden jodoh nggak ada yang tahu yang pacaran tahunan aja bisa putus kan ya Mbak?"

Alyn mengangguk.

"Tapi ya Mbak Alyn itu hebat pacarnya nggak pernah ada yang jelek kayak kita ya Mas."

"Kamu aja Mas wong elek aku yo ganteng kok nek ngoco." sahut Mas Raden sambil ngegoreng ayam pesanan Sehun.

"Pedemu Mas lak kocomu retak nek ngapusi." kata Mas Dewo yang jual martabak.

Alyn sama Sehun cuma ketawa - ketawa.

Setelah mereka sampai di rumah tidak sadar banyak sekali ternyata yang di beli.

"Hun kita mau mukbang?" kata Alyn heran.

"Nggak kamu aja yang makan aku kan juga." kata Sehun.

"Tapi ini banyak banget gila."

"Nggak papa aku siap ngabisin kok."

"Enak aja orang aku yang pengen."

"Kamu tadi kenapa turun?"

"Emangnya aku nggak boleh nyapa mereka?"

"Boleh, tapi baju kamu Alyn aku nggak suka mereka ngeliat kamu pake baju kayak gini."

"Bodoamat Hun, gue laper mau makan." kata Alyn meninggalkan Sehun ngambil piring dan sendok. Males nanggepin ocehan Sehun memang dia siapa pikir Alyn sih gitu.

Sabar Hun sabar.

Getting PregnantWhere stories live. Discover now