nineteen

2.7K 315 26
                                    

Kedua orangtua Alyn enggan bergeming. Munkin bingung, masih terkejut dengan perkataan Chanyeol.

Tidak lama, Papa Alyn berdehem.
"Mm... Chanyeol yakin mau menikahi anak Om? Kenapa tiba - tiba? Kalian masih kuliah." tahu sendiri Papa Alyn orangnya tegas, harus ada alasan. Karena, selama ini Alyn dan Chanyeok tidak pernah memberikan tanda - tanda menjalin hubungan. Hanya sebatas kakak dan adik saja terlihat oleh mata keluarga Alyn. Memang Chanyeol dan Alyn sudah lama saling mengenal. Tapi, di mata keluarga Alyn. Chanyeol dan Alyn seperti layaknya adik kakak. Mama Alyn juga tahun betul. Anaknya kemarin berpacaran dengan Sehun. Lalu mengapa sekarang ingin menikah dengan Chanyeol.

Mama Alyn bingung sendiri. Juga bertanya - tanya.

"Kalian pacaran sejak kapan, Dek?" itu Mama Alyn ikut buka suara.

"Dek, kamu kan pacarannya sama Sehun. Kok nikahnya sama Chanyeol?" Taehyung Abang semata wayang Alyn angkat bicara lagi.

Alyn keringat dingin, pertanyaan sang Mama, Papa, serta Abangnya membuatnya tiba - tiba merasa pusing. Ya Tuhan, wajah Alyn kian memucat.

Chanyeol menoleh, tangannya menggenggam Alyn.
Setengah panik Chanyeol melihat raut wajah Alyn. "Lo gak papa?" tanyanya. Alyn menggeleng.

Chanyeol balik lagi menatap Papa dan Mama Alyn untuk memberikan alasan kenapa mau menikahi Alyn.

"Karena Alyn..."

Alyn menggenggam tangan Chanyeol erat. Maksudnya, Chanyeol tidak boleh mengatakan hal yang akan membuat Chanyeol di tendang dan di hajar oleh Papa dan Abangnya.

"Alyn..." Belum selesai Chanyeol berucap Alyn sudah tidak sadarkan diri.

"Alyn!" semua kompak panik.

"Dek, kamu kenapa nak..." Mama Alyn panik. Papa alyn tak kalah panik.

"Taehyung, cepat telfon dokter."

Saat Papa Alyn hendak mengangkat Alyn, Chanyeol berseru. " Biar Chanyeol saja Om." Papa Alyn mengangguk.

Semua berkumpul di kamar Alyn, menunggu dokter selesai memeriksa.
Gak lama setelah di periksa dokternya  bilang ke orangtua Alyn sambil senyum.
"Tidak ada yang perlu di khawatirkan Buk, Pak. Anak Ibu dan Bapak hanya kelelahan saja. Maklumlah, Ibu yang sedang mengandung itu kalau setres sedikit saja akan seperti anak ibuk. Mudah lelah dan pingsan."

"Maksud dokter...?"

"Anak ibu sedang hamil, saya perkirakan hampir menginjak tiga bulan. Untuk hasil yang lebih akurat sebaiknya datang ke rumah sakit ya buk. Ini sudah saya buatkan resep untuk penguat kandungan dan agar daya tahan tubuh ibunya kuat." jelas dokter.

Mama dan Papa Alyn, syok. Taehyung tidak kalah syok. Taehyung merasa gagal menjadi seorang abang yang baik. Tidak bisa menjaga adiknya.

Sedangkan kedua orangtua Alyn terdiam. Mamanya menangis.

"Jadi karena ini kalian minta menikah?" tanya Papa Alyn.

Chanyeol menarik nafas. "Chanyeol ingin bertanggung jawab Om. Izinkan Chanyeol menikahi Alyn."

Taehyung emosi. Lalu menarik kerah Chanyeol hendak melayangkan tinju. Saat itu pula Alyn tersadar.

"Abang jangan sakiti Kak Chanyeol." katanya lirih.

"Ini semua salah Alyn, Kak Chanyeol gak salah, Ma... Pa... Maafin Alyn."

"Dia udah bikin kamu hamil, Dek! Dia harus di kasih pelajaran."

"Taehyung! Redam emosimu. Jangan membuat suasana semakin keruh. Kekerasan tidak menyelesaikan masalah." Lerai Papa Alyn.

Taehyung menatap Chanyeol bengis. Benar apa kata Papanya. Kalau Taehyung membuat Chanyeol babak belur. Bagaimana dengan Alyn nanti. Seketika Taehyung sadar.

"Pah... Jangan marahin Kak Chanyeol ya." Kata Alyn memohon.

"Bawa orangtuamu kemari!" kata Papa Alyn seraya berlalu meninggalkan kamar Alyn.

"Chanyeol dengerin apa kata Om ya. Tante tahu Chanyeol orang baik dan bertanggung jawab." itu kata Mama Alyn. Menepuk pundak Chanyeol lalu menyusul suaminya. Mama Alyn tahu, suaminya sedang kecewa. Namun, ia juga tidak sanggup menyakiti anak perempuannya dengan main tangan. Semarah - marahnya, suaminya itu tidak pernah main kasar.

"Gue harap lo benar - benar bertanggung jawab atas apa yang lo lakuin." ucap Taehyung memperingatkan.

"Gue gak akan ngelamar Alyn tadi kalau gue gak serius Tae." jawab Chanyeol mantap.

"Dek, kamu pasti menderita banget selama ini kan? Kenapa gak bilang sama Abang? Terus Sehun gimana?"

Please!

Andai lo tau Tae siapa yang ngebuat adek lo kayak gini. Bakalan masih sudi gak lo nyebut nama dia?

Alyn diam.

"Maafin Alyn, Bang." Ujarnya kemudian.

"Jangan sedih ya. Abang senang kok. Bentar lagi berarti Abang punya keponakan kan?" kata Tae yang bikin Alyn sedikit senyum.

Chanyeol ikut tersenyum disana.

"Yaudah Abang ambil air minum dulu buat kamu, ya?"  Alyn mengangguk.

"Kak maafin gue." lirih Alyn.

Chanyeol menghampiri Alyn di ranjang. "Gak perlu lo minta maaf, Lyn."

" Tapi gara - gara gue, keluarga gue jadi salah paham sama lo, Kak."

"Kan gue sudah bilang, Ini anak kita."

Alyn menitikan air matanya. Demi Tuhan, Alyn yang selama ini ceria semenjak tiga bulan terakhir menjadi pemurung dan gampang sekali menangis.

"Jangan nangis dong." Chanyeol ngapus air mata Alyn.

"Lo sudah janji gak bakal nangis. Lo mau anak kita jadi sedih kalau tau Mamanya cengeng kayak gini?"

Alyn menggeleng.
Taehyung yang sudah berada di depan pintu kamar Alyn dengan membawa segelas air putih tertahan. Bibir Taehyung mengembang. Ternyata seorang Park Chanyeol Winata seorang pria yang amat bertanggung jawab.

Dari yang Taehyung lihat Chanyeol sangat menyayangi Alyn dan bayinya.
Taehyung tidak tahu lagi, apabila sampai ada apa-apa dengan adik semata wayangnya kalau sampai Chanyeol tidak mau bertanggung jawab. Entahlah, Taehyung tidak bisa membayangkannya. Alyn orang yang pandai menutup rahasia. Kalau sampai Alyn depresi dan stres. Sementara Taehyung tidak tahu dan tidak menyadari entah dia tidak bisa membayangkan kemunkinan yang akan terjadi.

Tapi, satu yang Taehyung kenali dari adiknya. Alyn tidak bodoh. Dan Alyn tidak akan pernah melakukan tindakan bodoh yang membuatnya terluka.

"Kak kenapa lo baik banget sama gue?"

"karena gue sayang lo." jawab Chanyeol.

Taehyung senyum dari balik pintu.

Chanyeol manly sekali pikirnya.

"Kak, lo yakin mau nikahin gue? Ini bukan anak lo, kak."

Deg!
Taehyung hampir menjatuhkan gelas yang ia pegang.

Chanyeol menggeleng. "Justru gue yang bakal nyesel kalau menyia-yiakan cewek kayak lo, Lyn."

"Gue takut Kak, gue takut lo nyesel. Gue takut lo gak akan sayang sama anak ini. Ini bukan anak lo, kak."

Sekali lagi Taehyung mendengar pernyataan tak terduga keluar dari mulut adiknya.

"Gue sayang sama lo, berarti gue juga harus sayang sama anak lo." kata Chanyeol senyum terus meluk Alyn erat.

Tidak perlu bertanya, Taehyung sudah bisa mengambil kesimpulan. Matanya memerah, tangan Taehyung mengepal erat. Ia tahu pria brengsek mana yang sudah merusak adiknya.

Getting PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang