Twenty Four

2.7K 287 58
                                    

Sehun Megantara kelimpungan berkali - kali Sehun bolak balik kamar mandi memuntahkan isi di perutnya. Badannya tidak sehat, bahkan sang ibu amat khawatir dengan kondisi Sehun yang sejak semalam selalu merengek menyebut nama Alyn dalam igauannya.

"Ayo kita ke rumah sakit, Nak."
Sehun menggeleng.

"Aku tidak apa - apa, Ma." jawab Sehun lemas.

"Mama telfon dokter dulu kalau begitu." Sehun mengangguk.

Sehun memejamkan matanya. Ucapan Vivian yang sudah mulai pulih itu terngiang di kepalanya.

Bahwa selama ini dirinya salah paham?

Penyebab Vivian seperti itu bukan Park Chanyeol, bukan juga Alyn.

Lalu si pendosa itu bukan Chanyeol juga Alyn? Melainkan dirinya!

Sehun menangis.

Oleh sebab itu kemarin Sehun mencoba menghubungi Alyn kembali. Ingin menjelaskan semuanya. Berharap dirinya di ampuni. Berharap... Alyn masih mau memberinya kesempatan.

Justru jawaban yang Sehun terima adalah Alyn tidak mau bertemu dengannya. Alyn memilih menikah dengan lelaki yang bukan ayah biologis dari bayi yang Alyn kandung.

Demi Tuhan Sehun sadar bayi yang Alyn kandung memang bayinya.

Sehun fikir ini  bukan sepenuhnya kesalahannya. Chanyeol juga bersalah karena selalu menolak Vivian sepupu kesayangan Sehun.

Wajar Sehun  mengira ini semua salah mereka. Bahkan sampai Sehun mengesampingkan rasa sayangnya demi balas dendamnya.

Vivian sudah membaik. Namun, masih butuh perawatan lebih. Jika mengingat apa yang Vivian katakan pada Sehun tempo hari Sehun ingin menceburkan dirinya ke rawa - rawa binatang buas. Biar dirinya mati saja.

Vivian mengalami pelecehan seksual yang membuat Vivian hampir bunuh diri dan harus menjalani perawatan di rumah sakit jiwa selama tiga tahun terakhir ini.

"Abang aku kotor! Aku menjijikan. Aku tidak pantas hidup."

Sehun memeluk Vivian erat. Sebenarnya apa yang terjadi terhadap adik sepupunya itu? Dokter selama ini hanya mengatakan jika Vivian depresi karena tidak bisa meluapkan tingkat emosinya sehingga tertahan dan menyebabkan Vivian depresi.
Bahkan seluruh keluarganya termasuk orangtua Vivian mengiyakan itu. Dulu Sehun percaya saja karena Vivian tidak pernah mau berbicara saat mengalami guncangan dalam jiwanya. Yang Vivian lakukan selama ini diam, termenung seketika berubah menangis dan berteriak histeris seperti orang ketakutan.

Sehun mulai curiga.

Sepulang Sehun dari rumah sakit Sehun datang ke rumah orangtua Vivian yang tak lain dan tak bukan adalah tantenya, adik dari Ibu Sehun.

Sehun beranikan diri bertanya mengenai apa yang terjadi pada Vivian sebenarnya.

Sehun tidak pernah tahu penyebab sesungguhnya yang Vivian alami.

"Vivian di lecehkan di tahun ketiga SMA. Sehun ingatkan? Saat itu juga Vivian depresi dan diam saja. Berkali Vivian melukai dirinya sendiri tanpa sepengetahuan tante dan untung saja saat itu tante tidak bekerja Sehun. Kalau tidak, tante tidak tahu. Munkin tante akan kehilangan Vivian." Ibu Vivian menangis menceritakan kisah sang putri tercintanya.

"Kenapa tante gak cerita sama Sehun saat itu?"

"tante gak mau cerita karena tante tau Sehun pasti akan melakukan tindakan bodoh. Sehun pasti akan menghajar bahkan membunuh orang yang melukai Vivian. Tante tau, Sehun sangat menyayangi Vivian. Oleh karena itu tante nggak mau Sehun juga kenapa - kenapa. Biar hukum yang memproses lelaki biadap itu."

Getting PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang