[18]

379 48 0
                                    

Hari ini, Fiona terlihat tidak masuk sekolah. Terbukti setelah Leo memeriksa keberadaan Fiona di kelasnya. Leo pun sempat menanyakan Erick apa Fiona masuk sekolah atau tidak, dan Erick menjawab kalau Fiona izin hari ini. Berbicara soal Erick, Leo sudah tidak merasa kesal dengannya. Karena penjelasannya tentang kejadian itu kemarin, Leo langsung berubah pikiran tentang Erick. Leo bahkan ingin berterima kasih karena dia sudah menyelamatkan Fiona kemarin. Tapi, di sisi lain, entah mengapa Leo merasa Erick menyukai Fiona, dan itu membuat Leo merasa tidak nyaman.

Leo kini sudah berada di depan pintu rumah Fiona. Leo bersyukur dia masih mengingat rumah Fiona. Setelah Leo mengetuk pintu tiga kali, terlihat Fiona membukakan pintunya dan tersenyum tipis kepada Leo.

"Hai!" kata Leo sambil tersenyum lebar.

"Apaan, sih. Kayak nyapa orang lain aja." kata Fiona dengan nada bercanda. "Katanya mau ngomong sesuatu?"

"Iya. Tapi, nggak papa ngomongnya di sini aja?" tanya Leo.

"Bilang aja lo mau ngomong di dalem gitu." kata Fiona, kemudian mempersilakan Leo untuk masuk ke rumahnya. Leo terlihat duduk di sofa panjang berwarna putih diikuti Fiona yang duduk di sampingnya.

"Lo lagi di rumah sendiri?" tanya Leo setelah melihat keadaan rumahnya yang sepi. Sepengetahuan Leo, Fiona adalah anak tunggal.

"Iya. Mama sama Papa gue langsung kerja setelah Gery sama orang tuanya dateng ke rumah tadi pagi." jelas Fiona.

"Ngapain?"

"Ngapain lagi kalau bukan minta maaf. Orang tuanya mohon buat nggak laporin kejadian kemarin ke polisi. Dan, ya, untungnya gue sama orang tua gue masih punya hati, jadi kita selesain secara kekeluargaan." jelas Fiona kembali.

Mendengar penjelasan Fiona, Leo hanya terdiam dan tersenyum tipis. Leo sempat berpikir kalau hal itu terjadi padanya mungkin orang tuanya akan langsung melaporkan kejadian itu ke polisi karena tindakan Gery memang sudah jauh di luar batas. Leo juga sempat berpikir mengapa Fiona terlihat sangat kuat setelah menghadapi kejadian kemarin walaupun masih ada sedikit rasa sedih dan trauma yang terlihat di wajahnya.

"Dan katanya Gery mau disekolahin di sekolah khusus cowok. Tempat sekolahnya pun di luar kota. Kata Papanya, sih, di kampung halaman Mamanya." tambah Fiona. "Ya, baguslah. Dia nggak bakal ngejar-ngejar dan gangguin gue lagi."

"Iya. Syukurlah.” kata Leo merasa lega.

"Ngomong-ngomong, katanya lo mau ngomong sesuatu? Mau ngomong apa?" tanya Fiona sambil menatap Leo.

"Ah... Itu..." kata Leo terhenti, berusaha merangkai kata yang tepat untuk disampaikan. "Pertama, gue mau nanya, apa sekarang kita udah nggak pura-pura pacaran kah?"

Fiona mengerutkan alisnya. "Maksud lo?"

"Lo pernah ngomong, kan, kalau Gery udah nggak ngejar-ngejar lo, kita bakalan 'putus'?" tanya Leo yang terdengar ragu-ragu.

"Oh," kata Fiona. Ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah. Leo bisa membaca ekspresi kecewa dan sedih di wajahnya, dan Leo tidak mengerti mengapa Fiona memasang ekspresi seperti itu.

"Jadi, gimana?" tanya Leo kembali karena Fiona tidak kunjung menjawab.

"Ah... Iya. Lo juga udah liat, kan, Gery nggak mungkin ngejar-ngejar gue lagi sekarang," jelas Fiona. "Ya, jadi, kita udah nggak pura-pura pacaran lagi. Bisa dibilang kita 'putus' sekarang."

Setelah mendengar ucapan Fiona, entah mengapa ada perasaan tidak nyaman yang tiba-tiba menghantui Leo. Leo tidak menyangka ini semua akan berakhir dengan cepat, dan mereka akan kembali menjadi teman seperti dulu.

Fiona tiba-tiba mengulurkan tangannya. "Makasih udah bantuin gue."

"Sama-sama." kata Leo menjabat tangan Fiona, kemudian Leo menarik Fiona ke dalam pelukannya. Fiona terlihat terkejut dengan tindakan Leo yang tiba-tiba.

"Le-"

"Sebentar aja." kata Leo dengan suara pelan dan memperat pelukannya. Fiona hanya terdiam dan membalas pelukannya.

Leo kini mulai tersadar kalau dirinya benar-benar menyukai Fiona. Leo menyayangi Fiona. Leo tidak tahu sejak kapan perasaan itu muncul kembali. Leo pun tidak mengerti mengapa dia bisa seperti ini. Namun, Leo juga tersadar dia mungkin bukan orang yang terbaik untuk Fiona. Leo merasa takut kalau dia tidak bisa menjaga dan selalu ada untuk Fiona. Selain itu, ada satu hal lagi yang selalu Leo pikirkan; apakah Fiona juga memiliki perasaan yang sama dengannya?

***

A/N:

Alhamdulillah bisa double update hari ini. Semoga gua bisa selesain ff ini sebelum bulan desember/tahun baru yak. Karena setelah ff ini selesai gua mau hiatus dari dunia wattpad. Wkwk. :')

Jangan lupa tinggalkan vomment, marimar.

LEOWhere stories live. Discover now