[15]

453 54 2
                                    

"Le, nanti pulang sekolah gue ada kerja kelompok sama Erick. Jadi, hari ini lo nggak ngajarin gue Matematika dulu." kata Fiona setelah menelan mi ayam yang menjadi makan siangnya hari ini.

"Erick siapa?" tanya Leo yang duduk di hadapan Fiona.

"Anak pindahan baru yang duduk di bangku sebelah gue," jawab Fiona. "Lo nggak liat tadi?"

"Oh, namanya Erick," gumam Leo yang setengah tidak peduli. "Kerja kelompoknya dimana?"

"Di Perpustakaan Umum deket sekolah. Kenapa emang?" tanya Fiona.

"Gue ikut." kata Leo sambil menatap Fiona.

Fiona terlihat mengerutkan alisnya. "Ngapain lo ikut?"

"Y-ya pokoknya gue ikut. Siapa tau gue bisa bant-"

"Eh, lo denger nggak, sih? Mereka pacaran tapi ngomongnya masih gue-lo. Aneh nggak, sih?"

Mendengar perkataan tersebut yang berasal dari orang yang duduk di belakangnya, Leo langsung terdiam. Walaupun orang tersebut berkata dengan pelan, Leo masih bisa mendengarnya. Leo pun melihat Fiona yang sepertinya tidak mendengar perkataan orang tersebut. Leo baru menyadari kalau Fiona kini menatapnya dengan tatapan aneh. Leo tiba-tiba berdeham yang mengejutkan orang yang berada di belakangnya. Kemudian, Leo mencondongkan tubuhnya agar bisa mendekati Fiona.

"Fiona?" panggil Leo dengan pelan.

"Apa?"

"Kayaknya selama kita pura-pura pacaran, kita harus ganti nama panggilan kita kayak... aku-kamu?" kata Leo dengan agak ragu karena dia tahu kalau Fiona mungkin tidak akan menyukai ide itu.

"Lo kenapa, sih?" tanya Fiona yang semakin heran dengan perilaku Leo hari ini.

"Nanti aku jelasin. Sekarang makan yang banyak, ya, pacarku yang lucu." kata Leo sambil mencubit pipi Fiona.

"Apaan, sih!" seru Fiona kesal sambil menyingkirkan tangan Leo yang mencubit pipinya. Leo terlihat hanya tertawa melihat reaksi Fiona.

***

Leo baru saja memasuki Perpustakaan Umum yang berada di dekat sekolahnya. Sesuai janjinya tadi, Leo akan ikut bergabung untuk berkerja kelompok dengan Fiona dan Erick di perpustakaan ini. Leo tidak mengerti mengapa dia berkata ingin ikut bergabung dengan mereka kepada Fiona tadi siang padahal sekelompok bahkan sekelas pun tidak.

Setelah mengisi daftar pengunjung, Leo langsung mencari keberadaan Fiona dan Erick. Fiona dan Erick memang berangkat terlebih dahulu ke sini tadi. Leo bisa melihat beberapa orang di sana melihat ke arahnya dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan. Leo terlihat tidak begitu peduli karena sudah terbiasa dengan hal tersebut.

Setelah beberapa lama mencari, akhirnya Leo menemukan sosok Fiona dan Erick yang duduk di sampingnya. Tanpa basa-basi, Leo langsung menghampiri mereka, lalu duduk di hadapan Fiona. Melihat kedatangan Leo yang tiba-tiba, Erick menatapnya dengan tatapan datar dan dingin.

"Kirain kamu nggak bakal dateng, Le." kata Fiona yang kini sudah mengganti panggilannya.

Leo hanya membalas degan senyuman, lalu melihat ke arah Erick. Menyadari hal itu, Fiona dengan segera memperkenalkan Leo kepada Erick.

"Oh, iya, Erick, ini Leo. Pacar gue." kata Fiona. "Le, ini Erick yang anak pindahan baru itu."

"Lo udah punya pacar?" tanya Erick tiba-tiba dengan datar dan dingin.

"Iy-"

"Kenapa emang?" tanya Leo memotong perkataan Fiona dan menatap Erick dengan sinis.

"Nggak papa." jawab Erick singkat, lalu membuka buku yang sejak tadi berada di hadapannya dengan tenang.

Fiona hanya melihat mereka berdua dengan bingung. Fiona berpikir kalau ini adalah perkenalan yang paling tidak ramah yang pernah dia lihat selama hidupnya.

"Le, bantuin aku nyari buku, yuk!" pinta Fiona tiba-tiba.

"Oke." kata Leo singkat, dan masih menatap Erick.

"Erick, lo tunggu sini bentar, ya?"

"Oke." jawab Erick singkat sambil melihat Fiona.

Setelah Leo dan Fiona berada di antara rak buku, Fiona menatap Leo yang kini sedang melihat buku-buku. "Le, gue baru tau kalau Erick orangnya memang datar sama cool. Jadi, maklumin, ya?"

Leo terlihat menghela napasnya, lalu menatap Fiona. "Lo ngajak gue ke sini buat ngomongin itu doang?"

"Tuh, kan, pake lo-gue lagi! Katanya mau ganti?" protes Fiona yang menyadari kalau Leo memanggil 'lo-gue' kembali.

"Ya itu, kan, pas kita di depan orang lain biar kita kayak beneran pacaran. Kalau berdua gini, ya, nggak masalah manggil lo-gue." jelas Leo.

"Jadi, itu alasan lo minta kita manggil aku-kamu?"

Leo menganggukkan kepalanya. "Kecuali kalau lo mau kita ketauan pura-pura pacaran. Lo inget, kan, lo mau ngelakuin apa aja yang gue minta kalau gue setuju pura-pura jadi pacar lo?"

Fiona menghela napasnya dengan kesal. "Oke. Fine."

Leo terlihat tersenyum penuh kemenangan. "Ngomong-ngomong, Gery masih ngejar-ngejar lo?"

"Setelah kejadian dia sama lo waktu itu, gue nggak pernah liat dia lagi." jawab Fiona.

"Baguslah." kata Leo yang merasa sedikit lega mendengar perkataan Fiona.

"Apa dia ngerencanain sesuatu, ya?" tanya Fiona yang tiba-tiba merasa cemas karena memikirkan hal tersebut.

Menyadari Fiona yang tiba-tiba terlihat cemas, entah mengapa membuat Leo merasa khawatir. "Udah lah. Nggak usah dipikirin. Kan, ada gue."

Leo tersenyum sambil mengacak-acak rambut Fiona. Fiona terlihat kesal dengan ulah Leo dan segera menyingkirkan tangan Leo dari kepalanya. "Apaan, sih! Udah, ah, gue balik. Kasian Erick sendirian."

Fiona mulai melangkahkan kakinya meninggalkan Leo yang masih tersenyum karena melihat reaksi Fiona yang dia pikir sangat lucu. Sambil melangkahkan kakinya, Leo melihat telapak tangannya yang telah mengacak-acak rambut Fiona tadi. Tanpa sadar, Leo tersenyum kembali, lalu mengusap-usap jari tangannya seolah-olah dia baru saja memegang fairy dust.

***

A/N:

Mau ngasih tau aja ini kalau mau ngebayangin karakter baru kita alias Erick: kalau kalian pernah baca/nonton webtoon/drama My ID is Gangnam Beauty, kan ada karakter yang namanya Do Kyungseok, nah sifatnya Erick itu ga jauh beda sama dia. Dan memang Erick itu terinspirasi dari dia. Haha.

Oke sip.

Jangan lupa vomment yak. Thank you. <3

LEOWhere stories live. Discover now