[7]

640 72 11
                                    

A/N: Chapter 7 ini di-remake/dibuat ulang. Tolong dibaca ulang ya (kalo bisa, tolong baca ulang chapter sebelumnya juga supaya lebih nyambung). Thank you.

Leo terlihat berbaring di atas karpet lusuh dengan boneka pinguin sebagai sandaran untuk kepalanya. Leo kini sudah berada di rumah pohon untuk menenangkan dirinya. Hari ini memang hari yang buruk bagi Leo. Dimulai dengan Ryan yang membajak Line-nya, lalu Leo yang tidak sengaja melempar pensil ke arah Bu Ijah yang disebut-sebut seperti Syahrini itu, dan Papanya yang akan memotong uang jajannya besok karena ia tidak sengaja mengirimkan kata kasar kepada Papanya.

Sudah hampir satu jam Leo bermain game Plants vs Zombies sambil sesekali berkata kasar. Tak lama kemudian, Leo mendengar suara langkah kaki yang sedang menaiki tangga rumah pohon dengan sangat perlahan. Namun, karena tangga rumah pohon yang sudah rapuh sehingga menimbulkan suara decitan.

Leo sempat berpikir itu adalah Papanya atau Ryan. Tapi, mendengar langkah kakinya yang menaiki tangga dengan sangat perlahan, Leo langsung berubah pikiran dan berasumsi itu bukan Papanya maupun Ryan.

Akhirnya, Leo berhenti bermain game dan bangkit. Leo melirik ke arah raket rusak yang bersandar di samping pintu masuk. Leo berjalan dengan sangat perlahan menuju ke arah raket tersebut. Setelah raket berada di genggamannya, Leo berjalan keluar dengan perlahan. Dia terlihat sudah mempersiapkan raket tersebut untuk memukul orang yang kini sedang menaiki rumah pohon. Setelah berada di luar rumah pohon, Leo tiba-tiba menurunkan raket rusak yang berada di genggamannya itu dengan perlahan.

"Leo?"

Leo terdiam sejenak setelah melihat Fiona berada di hadapannya sedang menaiki tangga rumah pohon. "Fiona? Ngapain lo di sini? Bukannya lo dijemput, ya?"

"Hah?"

"Ngapain lo di sini? Bukannya lo dijemput?" kata Leo mengulang pertanyaannya.

Fiona terlihat bingung dan gugup. "A-anu..."

Entah merasa malu atau gugup, Fiona tiba-tiba berlari menuruni tangga dengan terburu-buru. Sayangnya, anak tangga terakhir tiba-tiba patah tepat saat kakinya melangkah di anak tangga tersebut. Fiona pun terjatuh dengan posisi terduduk. Terdengar suara mengaduh kesakitan yang terlontar dari mulutnya.

Leo, yang melihat kejadian itu, langsung menghampiri Fiona. "Lo nggak papa?"

Fiona hanya terdiam sambil memegangi pergelangan kakinya. Fiona sesekali terlihat meringis kesakitan. Karena tidak ada jawaban dari Fiona, Leo akhirnya membuka suara. "Kayaknya kaki lo keseleo deh."

"Memang iya, bego." kata Fiona dengan nada yang cukup tinggi.

"Santai aja kali, bro. Kok, nge-gas sih?" kata Leo agak kesal.

"Bra, bro, bra, bro. Gue cewek, bego."

Leo terdiam sejenak karena balasan dari Fiona yang membuatnya, kali ini, semakin kesal. "Iya, gue tau lo cewek. Gue nggak buta."

Di dalam hati, Leo sudah mengomel dan berkata kasar karena perkataan Fiona yang tidak terduga dan membuatnya kesal. Leo berpikir kalau Fiona bukan seorang perempuan, dia mungkin sudah menyeleding kepala Fiona. Leo sebisa mungkin berusaha mengendalikan dirinya agar tidak melakukan itu dan tetap tenang. Seketika Leo merasa menyesal telah penasaran dengan perempuan tersebut.

"Ya udah, gua anter pulang aja, ya?" tawar Leo.

Fiona menggelengkan kepalanya. "Nggak us-"

"Eh, bentar ada telepon dari Mama gua," sela Leo yang membuat Fiona memutar matanya kesal.

Leo mengangkat telepon dari Mama kesayangannya itu sambil menjepit raket di ketiaknya. "Halo, Ma? Ada apa?"

"Kamu dimana?"

"Masih di sekolah, Ma. Kenapa?"

"Kok, kayak ada bunyi jangkrik gitu? Kamu beneran lagi di sekolah bukan di hutan, kan?"

Leo terdiam sejenak setelah mendengar pertanyaan Mamanya sambil berpikir apakah dia harus berkata jujur atau bohong. Leo pun tidak tahu apakah Papanya sudah memberi tahu tentang rumah pohon ini kepada Mamanya. "Iya, Ma. Beneran ini lagi di sekolah,"

"Oh. Mama cuman mau minta tolong beliin martabak Pak Aston. Kamu tau, kan?"

"Pak Aston bukannya sekarang udah nggak jualan martabak lagi, ya? Udah punya resort, kan, di Bali?"

"Kan, udah diwarisin ke keponakannya. Kamu ketinggalan berita nih,"

Fiona terlihat berusaha bangun dengan pergelangan kaki yang terkilir. Melihat itu, Leo melangkah naik menuju rumah pohon untuk mengambil tas ranselnya dan menaruh raket di sembarang tempat. "Ya udah, Mama mau martabak apa? Manis? Telor? Nano-nano?"

"Manis aja deh. Ngomong-ngomong, kok, kamu kayak yang lagi buru-buru? Kamu boho-"

"Manis aja satu, kan?" sela Leo kembali. Kini Leo sudah mengambil tas ranselnya dan berjalan menuruni tangga.

"Iya, satu aja. Uangnya ada, kan? Tapi-"

"Ada, kok. Udah, ya, Ma."

Leo menutup teleponnya dan bergegas berjalan menuju Fiona yang sudah lumayan jauh berjalan dengan pincang. "Fiona!"

Saat Leo sudah berada dekat dengan Fiona, dia menarik lengan Fiona yang tidak di sangka membawa Fiona jatuh ke dalam pelukannya. Mereka sempat saling bertatapan cukup lama. Leo akhirnya tersadar dan terkejut dengan apa yang telah dia lakukan tadi sampai terjadi adegan seperti di Sinetron atau Drama.

"Ah! Maaf!" seru Leo panik sambil mendorong Fiona hingga terjatuh.

Leo kembali terlihat panik. "Maaf! Gue nggak sengaja!"

Fiona terlihat terdiam dan menundukkan kepalanya. Namun, ketika Leo akan membantu Fiona, tiba-tiba Fiona mengangkat tangannya dan menghentikan langkah Leo untuk membantunya.

"Jangan deket-deket, please. G-gue malu."

***

A/N:

Tolong dibaca ya. Thank you <3

Halo!

Akhirnya ya gua lanjutin lagi LEO setelah sekian lama berdebat dalam pikiran dan hati apakah LEO dilanjut saja atau tidak. Asique.

Gue sebelumnya mau minta maaf atas ketidak konsistenan gua selama ini. Gue dulu discontinued cerita ini pun memang karena beberapa alasan. Dan kemungkinan ini cerita fan fiction 5SOS terakhir dari gue. Gue berharap kalian memaklumi itu semua :'-)

Sekali lagi gua mau mengingatkan kalo chapter 7 ini gua remake alias gua buat ulang karena gua punya alur cerita baru untuk chapter selanjutnya dan yang pasti gak bakal keluar dari jalur ceritanya sebelumnya.

Dan tenang, Luke masih ada di cerita ini karena Luke itu bapaknya Leo. Otomatis Luke masih jadi cast di sini. Tapi memang cerita ini bakal kebanyakan tentang Leo. Gua udah bilang kan sebelumnya?

Gue berharap ada yang masih nyimpen cerita ini di library dan semoga kabar kelanjutan LEO ini bisa jadi kabar bahagia. Apaan sih.

Satu lagi, gua kayaknya bakal buat jadwal update. Kemungkinan seminggu sekali atau dua minggu sekali (kalo lagi banyak ide dan semangat ngetik). Dan gua mutusin antara hari rabu atau sabtu. Gimana? :-)

Note: Maaf gua update chapter ini malem malem. Wkwk.

LEOWhere stories live. Discover now