Skenario 9 : Dua Ribu Lima Ratus

41 6 0
                                    

"Kenapa tak bilang kalau mau pergi?"

Malam itu sedang gerimis, langit bersembunyi di balik pekatnya awan. Sempurna tak menampakkan bintang ataupun rembulan. 

Tapi Senja beruntung, Purnama justru datang menembus hujan untuknya. Menyerahkan secarik kertas berisi doa yang ia sebut sebagai titipan dari Mama, tepat beberapa menit, sebelum ia dan rombongannya pergi.

"Padahal kalau bilang mau pergi, Bapak bisa aja ngadain doa bareng buat kamu."

Untuk pertama kalinya Senja pergi mengambil jarak yang sangat jauh dari Purnama. Pergi, berbekal secarik kertas yang ia beri. Membuat Senja berpikir bahwa langit yang berbeda akan membuatnya tak lagi bisa mengingat Purnama.

Tapi ia salah. Bahkan dari ketinggian ribuan kaki, dan dari jarak ribuan kilometer. Purnama tetap terasa mengikuti. Dia sama indahnya dengan bulan yang sempat Senja lihat dari atap Masjid di pagi hari. 

Tak ada yang berubah. 

Dia tetap merindu.

Sedekat saat mereka duduk menonton televisi atau jauh seperti yang tengah Senja alami, hatinya tetap rindu.

Maka tak ada yang lebih membuat hati rindu berubah bahagia, selain bisa mendapat kabar dari orang yang dirindukan. Setelah ia berhari-hari pergi, Purnama akhirnya mengirim pesan. 

Oleh-oleh buatku jam tangan ya.

Ada satu hal yang Senja sukai dari setiap percakapan melalui pesan dengan Purnama, yaitu, tidak gratis.

Sebenarnya Purnama sudah sering protes tentang kapan Senja berhenti untuk konservatif dan melek teknologi terbaru, setidaknya ia bisa mengirim pesan dengan lebih leluasa dan tentu saja tak perlu membayar. 

Tapi sikap keras kepala dan kekebalan Senja dengan semua semua protes itu ternyata tak menghalangi Purnama untuk tetap mengirim pesan padanya. Kecuali mungkin untuk pesan permintaan oleh-oleh itu, karena ia rupanya ditimpa penyesalan saat menceritakannya kembali.

"Mahal banget tahu, tarifnya dua ribu lima ratus," katanya ketus.

Senja terkekeh, setidaknya dengan dua ribu lima ratu itu Purnama mendapat oleh-oleh yang ia inginkan. 

Lagipula, Senja tak akan pergi jauh lagi. 

Karena Purnama yang kini justru pergi jauh.

Dan bahkan tak pernah lagi mau mengirim pesan, meski sekarang ia tak perlu membayarnya.



Skenario Tanpa Pemeran Utama (Completed)Where stories live. Discover now