16. Pengejaran yang sia-sia

76 12 0
                                    

Giana berlari, mencoba menyamakan langkahnya dengan cowok tadi.

Tetapi tetap saja, langkahnya terhambat oleh siswa-siswi yang sedang berjalan di koridor menuju kelas mereka masing-masing.

Dan Giana hanya bisa menghela nafas kesal, di mana saat ia sudah tiba di tangga menuju lantai tiga -tempat kelas dua belas berada, ia justru harus berpapasan dengan Aldi yang hendak menuju lapangan karena sebentar lagi apel pagi akan dimulai.

"Hei, hei, mau ngapain lo ke atas?" tanya Aldi sambil menahan pundak Giana sehingga akhirnya Giana tidak jadi menyusul cowok tadi.

"Lo mau nyari gue? Ada apaan emang?"

Giana terkekeh, "Pede amat lo," ucap Giana sembari mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.

Sejujurnya, Giana sangat capek harus berlarian dari parkiran hingga ke sini dan ia kesal karena usahanya mengejar cowok tadi berakhir sia-sia.

"Terus mau ngapain dong?" tanya Aldi bingung.

Giana menatap ke atas namun cowok tadi sudah tak terlihat lagi di tangga.

"Kak, lo kenal cowok yang barusan naik ke atas nggak?"

Aldi mengikuti tatapan Giana tadi, namun tak ada seorang pun yang ia lihat di tangga.

"Nggak ada orang kok,"

"Iya udah hilang orangnya. Pasti barusan papasan sama lo kok, dia baru aja naik. Katanya temen sekelas lo juga." Ucap Giana.

"Ohhh, maksud lo Asta?"

"Nah itu! Iya."

"Emangnya ada apa sama Asta?"

"Barusan gue nggak senjaga nyenggol motornya pas gue parkir. Terus motornya lecet gitu, motor gue juga jadi, gue mau tanggung jawab."

Aldi terkejut mendengar pengakuan Giana. "Ya ampun Giana. Motor lo kan baru aja selesai diperbaiki, kok udah lecet lagi. Mana motor orang juga ikut-ikutan lecet."

"Ya maaf, kan nggak sengaja."

Aldi mengangguk, membenarkan pembelaan adiknya barusan. "Yah berdoa aja, semoga motor lo nggak papa jual."

Giana cemberut, "Ihhh! Rese lo ya!" lalu tangan Giana mulai memukul lengan Aldi, sementara yang dipukul hanya tertawa.

"Gue laporin Sehun, tau rasa lo!"

"Idih, nggak takut," ejek Aldi.

"Nggak tau ah. Gue mau ke kelas. Bye!"

Saat Giana berbalik, ia langsung berhadapan dengan Reno. Giana ingin menghindar tetapi entah kenapa kakinya tak mau bergerak karena jarak keduanya lumayan dekat.

"Loh Gi, lo kok belum taruh tas di kelas? Udah mau apel." Ucap Reno.

Giana mundur satu langkah ke belakang. "Ini, udah mau ke kelas."

"Oh yaudah buruan kalo gitu."

"Lo barusan ngantar Clara ke kelas?" tanya Giana, karena ia sangat penasaran kedekatan keduanya.

Reno menggeleng pelan, "Nggak kok, kita udah pisah waktu di parkiran, gue juga barusan dari kantin." Jawab Reno.

Giana senang, ia kira mereka berdua sangat dekat sampai-sampai Reno mau mengantar Clara ke kelasnya.

"Aldi! Lo udah ngerjain Pr Fisika belum?" tanya Reno pada Aldi.

Di saat keduanya sudah mulai mengobrol dan akan menaiki tangga menuju kelas mereka -karena Reno hendak menyimpan tasnya, akhirnya Giana pamit menuju kelasnya.

GianaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang